Berisiko Fatal, Inilah Bahaya Penggunaan Baby Walker untuk Bayi
Alih-alih melatih bayi berjalan, nyatanya baby walker justru menghambat perkembangan
17 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berjalan adalah salah satu tonggak perkembangan bayi yang dinanti-nanti orangtua. Dimulai dari mampu duduk sendiri, berguling, merangkak, sampai akhirnya mampu menapakkan kakinya sendiri dan melangkah, orangtua berupaya untuk mendorong kemampuan berjalan bayi dengan berbagai cara.
Salah satu alat yang banyak digunakan untuk mendorong kemampuan berjalan bayi adalah baby walker. Alat ini telah dipergunakan sejak berpuluh-puluh tahun lalu, bahkan mungkin Mama juga pernah menggunakannya sewaktu bayi dulu.
Tetapi faktanya, para ahli tidak merekomendasikan penggunaan baby walker untuk mendukung kemampuan bayi berjalan. Mengapa? Berikut ini Popmama.com merangkum penjelasan mengenai bahaya baby walker untuk bayi, dilansir dari berbagai sumber:
1. Meningkatkan risiko bayi cedera
Saat bayi melakukan mobilitas menggunakan baby walker, seringkali pandangannya terhalang. Berbagai kasus melaporkan cedera dari ringan hingga fatal yang dialami bayi karena terbentur tembok saat meluncur tak terkendali, terjungkir pada permukaan yang tidak rata, sampai terjatuh dari tangga.
Dengan roda-roda yang meluncur cepat, orangtua seringkali tidak sempat menangkap tubuh bayi sehingga kecelakaan pun tak bisa dihindari.
Editors' Pick
2. Meraih barang-barang yang membahayakan
Dengan baby walker, bayi dapat menuju tempat-tempat yang sebelumnya sulit dijangkau dengan lebih mudah. Tak jarang mereka berada dalam situasi yang membahayakan, seperti tiba-tiba berada di dapur dan menjangkau dispenser air panas, gunting, pisau, barang pecah belah, dan lain-lain. Orangtua harus sangat waspada dengan kemungkinan-kemungkinan yang dapat mencelakakan bayi seperti ini.
3. Menghambat perkembangan berjalan
Banyak orangtua beranggapan bahwa menggunakanbaby walker sama seperti melatih bayi berjalan lebih cepat. Namun, ternyata hal ini bertentangan dengan temuan para ahli.
Dilansir dari Pregnancy Birth & Baby, baby walker membuat bayi terbiasa berjalan dalam posisi duduk. Cara ini mengurangi kemampuan mereka untuk berlatih berulangkali berdiri dan berjalan dari berbagai posisi (duduk, misalnya) di lantai, yang sesungguhnya diperlukan untuk mencapai tonggak perkembangan berjalannya.
4. Melatih otot yang salah
Ketika bayi berjalan menggunakan baby walker, mereka cenderung menggunakan jari-jari kaki untuk bergerak. Karenanya alat bantu jalan ini mengencangkan otot kaki bayi sehingga mengganggu perkembangan berjalan yang normal. Tungkai kaki bawahnya kuat, tetapi tungkai atasnya kurang terlatih padahal kekuatan keduanya perlu dilatih secara seimbang.
5. Tidak mengembangkan keterampilan berjalan
Bayi yang terbiasa menggunakan baby walker untuk berjalan dikhawatirkan tidak dapat mengembangkan keterampilan lainnya yang diperlukan untuk berjalan. Penggunaan baby walker cukup menghalangi pandangan bayi melihat kakinya sendiri.
Padahal bayi perlu tahu bagaimana kakinya menopang tubuhnya dan seperti apa posisi berdiri, menyeimbangkan tubuh, dan melangkah yang benar. Dengan baby walker, hanya sedikit kesempatan yang didapatkan bayi untuk melatih kemampuan-kemampuan untuk berjalan karena mereka terbiasa mempraktikkannya dengan alat bantu.
Alih-alih menggunakan baby walker, para ahli menyarankan orangtua untuk lebih banyak melatih bayi berjalan di lantai. Di lantai, bayi bisa belajar berguling, duduk, menarik tubuhnya, hingga melangkah dengan bebas. Mama hanya perlu memastikan area sekitar tempat bayi belajar berjalan aman dari potensi bahaya.
Itulah informasi terkait bahaya baby walker untuk bayi. Semoga informasi ini menambah wawasan dan bermanfaat ya, Ma.
Baca juga:
- Penting, Ini 6 Tanda Bayi Akan Segera Berjalan
- Tahapan Bayi Belajar Berjalan: Dari Duduk Hingga Langkah Pertamanya
- Ma, Ini 4 Hal Penting yang Harus Diketahui Saat Bayi Belajar Berjalan