Balanitis, Penyakit pada Penis Bayi Laki-laki yang Harus Mama Waspadai
Buat Mama yang memiliki anak laki-laki, perhatikan segala perubahan pada alat kelaminnya
26 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua pasti mengharapkan buah hatinya lahir dan tumbuh dengan sehat tanpa suatu penyakit apapun. Namun, ada kondisi-kondisi medis yang baru terdeteksi setelah anak bertambah usia. Salah satu masalah tersebut adalah balanitis yang dialami oleh anak laki-laki.
Popmama.com merangkum informasi mengenai balanitis, penyakit pada penis anak laki-laki, seperti dilansir oleh medicalnewstoday.com:
1. Apa itu balanitis?
Balanitis adalah penyakit akibat peradangan pada kelanjar atau kepala penis yang disebabkan oleh infeksi atau penyebab lainnya. Balanitis mengakibatkan rasa tidak nyaman dan kadang menyakitkan pada alat kelamin anak laki-laki.
Balanitis diidap sekitar satu dari setiap 25 anak laki-laki di seluruh dunia. Yang berisiko mengidap balanitis adalah anak laki-laki di bawah usia 4 tahun dan pria yang tidak disunat. Tetapi sebetulnya balanitis dapat terjadi pada usia berapapun.
Balanitis lebih berpotensi terjadi bila anak mengidap fimosis, suatu kondisi di mana kulup penis terlalu ketat. Ketika anak laki-laki menginjak usia lima tahun, kulit khatannya menjadi lebih mudah tertarik dan risiko balanitis pun menurun.
Editors' Pick
2. Penyebab balanitis
Balanitis dapat disebabkan karena beberapa faktor. Infeksi yang disebabkan oleh Candida abicans adalah penyebab yang paling umum. Infeksi lain yang juga dapat menyebabkan balanitis termasuk pertumbuhan bakteri di area yang lembap dan hangat, serta penyakit menular seksual (herpes, chlamydia, dan sifilis).
Masalah kulit seperti Lichen planus, eksim, psoriasi dan dermatitis, juga dapat menjadi faktor pemicu munculnya balanitis. Dalam kasus yang jarang, balanitis dapat terkait dengan kanker kulit.
3. Gejala balanitis
Gejala balanitis meliputi:
- Kulit sekitar kelenjar yang kencang dan tampak mengkilap,
- kemerahan di sekitar kelenjar,
- peradangan, nyeri, gatal, atau iritasi pada kelenjar,
- penumpukan kotoran yang tebal dan kental di bawah kulup,
- bau tidak sedap,
- kulit khatan ketat yang tidak bisa ditarik kembali,
- anak mengalami buang air kecil yang menyakitkan,
- kelenjar di dekat penis yang membengkak.
4. Tipe-tipe balanitis
Ada tiga tipe balanitis yang terdeteksi dalam dunia kesehatan, yaitu:
- Zoon's balanitis: peradangan pada kepala penis dan kulup, lebih sering terjadi pada pria dewasa yang belum disunat atau paruh baya.
- Circinate balanitis: peradangan yang terjadi akibat artritits reaktif.
- Keratotic pseudoepitheliomatous dan micaceous balanitis: ditandai oleh lesi kulit bersisik seperti kutil pada kepala penis.
5. Mencegah terjadinya balanitis
Balanitis pada dasarnya adalah infeksi yang dapat dicegah dengan menjaga kebersihan organ genital. Berikut tips yang bisa dilakukan di rumah:
- Bersihkan penis setiap hari, tiap bagian dan lipatan-lipatannya.
- Jangan menggunakan sabun atau bahan apapun yang berpotensi mengiritasi.
- Kulit khatan harus ditarik kembali agar kelenjar terbuka.
- Setelah buang air kecil, pastikan mengeringkan kulit khatan.
- Ganti popok secara teratur.
Untuk memastikan kondisi balanitis yang diderita anak, dokter akan melakukan serangkatan tes dengan mengobservasi area yang mengalami peradangan dan kemerahan. Bila perlu dokter akan merekomendasikan antibiotik atau melakukan sunat.
Itulah beberapa fakta mengenai balanitis pada anak laki-laki yang perlu Mama ketahui. Pastikan Mama selalu berkonsultasi bila menemukan kelainan pada kelamin bayi.
Baca juga:
- Pro Kontra Sunat Bayi, Pertimbangkan Dulu Sebelum Melakukannya
- Kapan Dilakukan? Ini 5 Fakta Sunat pada Bayi Laki-laki Menurut WHO
- dr. Reisa Beberkan Alasan Melakukan Sunat Bayi pada Anak Keduanya