Bayi Alami Sensory Food Aversion, Ini Trik Menyiasatinya
SFA harus mendapatkan perawatan dari dokter agar bayi mendapatkan asupan gizi yang komplit
27 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi bayi yang baru belajar makan, ini adalah tahapan di mana petualangan dimulai. Ada begitu banyak keseruan dalam makanan yang dijelajahinya pertama kali, dari bentuk, warna, tekstur, aroma, hingga suhunya.
Tetapi, bagi sebagian bayi aspek-aspek dalam makanan justru menjadi momok yang membuat mereka menolak makanan tertentu. Bayi yang mengalami sensory food aversion (SFA) atau keengganan makanan sensorik, aspek-aspek makanan tersebut membuat mereka sulit menghadapi makanan yang bervariasi.
Lebih dari sekadar 'pilih-pilih makanan', SFA mengakibatkan bayi merasa tidak nyaman terhadap rangsangan sensorik yang ditimbulkan oleh makanan dan bisa jadi ketidaknyamanan ini sangat ekstrem dirasakan.
SFA harus mendapatkan perawatan dari dokter dan ahli gizi supaya bayi mendapatkan asupan gizi yang komplit sesuai usia perkembangannya tanpa terhalang masalah perilaku makan yang dideritanya. Sembari mendapatkan perawatan dari dokter, berikut ini Popmama.com merangkum beberapa strategi yang dapat diterapkan kepada bayi penderita SFA, dilansir dari Your Kids Table:
1. Dorong bayi untuk berinteraksi dengan makanan
Tak perlu berekspektasi tinggi dan mendorong mereka melakukan hal besar, Ma. Mereka mungkin butuh waktu untuk menyentuh makanan yang disajikan, mempelajari teksturnya, hingga merasa terbiasa. Biarkan mereka melakukannya sendiri dengan dorongan rasa ingin tahunya. Mama bisa mengawasi mereka dari kejauhan dan bersikap seolah-olah tidak ada yang melihat aktivitas yang dilakukannya.
Editors' Pick
2. Mengenalkan makanan dengan cara yang menyenangkan
Ketakutan bayi terhadap jenis makanan tertentu dapat menyebabkan trauma. Mama dapat mendorong mereka untuk berinteraksi dengan makanan lewat cara yang menyenangkan. Contohnya, jika bayi mama muntah dan ketakutan setiap kali menyentuh daging ayam, Mama bisa memotongnya dalam bentuk kubus-kubus. Buatlah saus celupan yang diibaratkan sebagai danau. Berpura-puralah menjadikan potongan ayam adalah bayi dinosaurus yang melompat ke dalam danau.
Cara ini dapat menciptakan koneksi baru antara makanan yang ditakutinya dengan kesenangan. Bayi akan termotivasi dan merasa lebih santai melakukannya karena ia tidak merasa terintimidasi oleh fakta bahwa itu adalah makanan yang merangsang sensoriknya secara berlebihan.