Bayi Berkeringat Banyak Saat Tidur, Apakah Normal?
Pada dasarnya, berkeringat saat tidur adalah hal yang wajar. Tetapi ...
4 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tubuh manusia diciptakan dengan mekanismenya yang unik agar tetap dapat bertahan dari kondisi tertentu. Berkeringat, misalnya. Mengeluarkan keringat adalah mekanisme untuk mendinginkan suhu tubuh.
Berkeringat bukan hanya karena udara panas atau pun tingginya aktivitas fisik, seperti berolahraga. Seperti anak-anak dan orang dewasa, bayi pun berkeringat. Bahkan, bayi baru lahir pun dapat berkeringat walaupun menghabiskan sebagian besar waktunya hanya dengan tidur.
Pada dasarnya, berkeringat saat tidur bukanlah hal yang berbahaya. Tetapi, pada sebagian kasus, keringat berlebih ini dapat menjadi gejala kondisi kesehatan serius.
Siklus Tidur Mempengaruhi Produksi Keringat
Bayi baru lahir umumnya tidur dalam durasi yang cukup panjang, antara 16-18 jam setiap harinya. Durasi yang panjang ini terpecah menjadi beberapa periode waktu yang singkat, sekitar 3-4 jam tiap sesinya. Selama masa ini, bayi Mama mengalami beberapa siklus tidur, mulai dari periode mengantuk, tidur dengan gerakan mata cepat (REM), tidur ringan, tidur nyenyak hingga tidur sangat nyenyak.
Selama periode tidur sangat nyenyak, sebagian bayi (dan orang dewasa), cenderung berkeringat berlebihan sampai-sampai mereka terbangun dengan tubuh basah kuyup. Jika bayi Mama berkeringat selama periode tidur sangat nyenyak, hal ini normal kok, Ma.
Editors' Pick
Sleep Apnea, sang Penghenti Napas
Meski sebagian besar bayi berkeringat saat ia tertidur sangat nyenyak, sebagian lainnya mengalami kondisi kesehatan serius yang ditandai keringat berlebih saat tidur. Salah satunya adalah sleep apnea.
Sleep apnea mengakibatkan napas bayi terhenti di tengah-tengah tidur selama 20 detik, bahkan lebih. Kondisi ini biasanya dialami bayi prematur. Produksi keringat yang sangat banyak disebabkan karena bayi berjuang bernapas.
Bisa Pertanda Penyakit Jantung Bawaan
Sama seperti bayi yang menderita sleep apnea, bayi dengan penyakit jantung bawaan juga harus bekerja keras untuk bernapas. Kondisi ini diderita satu dari 125 bayi baru lahir di seluruh dunia.
Dilansir dari livestrong.com, cacat struktural terbentuk di jantung saat bayi masih berkembang di dalam rahim. Kecacatan ini memperlambat aliran darah, mengirim darah ke tempat yang salah, atau menghentikan aliran darah. Tubuh bayi dengan kecacatan jantung bawaan bekerja lebih keras dalam segala kegiatannya untuk memompa darah secara efisien. Inilah yang menyebabkannya mengeluarkan keringat lebih banyak.
Menghindari Kedinginan, Tetapi Jangan Sampai Bayi Kepanasan
Seringkali para orangtua memakaikan baju tebal dan menyelimuti bayi agar tubuhnya terhindar dari hawa dingin. Tetapi, tindakan ini seringkali kebablasan sehingga alih-alih hangat, bayi malah kegerahan. Masalahnya, bayi belum dapat mengkomunikasikan rasa tidak nyamannya dengan kata-kata, melainkan hanya lewat tangisan yang tak selalu dapat ditangkap maknanya oleh orangtuanya.
Bayi yang memakai baju dan selimut tebal akan memproduksi keringat banyak karena kulitnya tidak dapat bernapas. Oleh karena itu, saran dari Popmama.com: kenakan pakaian yang terbuat dari bahan yang nyaman dan dapat menyerap keringat, tetapi tidak terlalu tipis. Jika hawa terlalu dingin, kenakan satu lapis pakaian lagi yang cukup untuk melindungi tubuh.
Hindari selimut quilt tebal yang membuat bayi kegerahan. Usahakan suhu ruangan di mana bayi tidur berkisar di angka 16-21 derajat Celcius. Jika bayi kepanasan, risiko fatal yang dihadapi adalah kemungkinan bayi mengalami sindrom kematian mendadak pada bayi atau SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
Itu dia beberapa hal yang harus Mama tahu seputar bayi berkeringat saat tidur. Jika Mama menemukan adanya keganjilan pada kondisi bayi, jangan ragu memeriksakannya ke dokter anak agar ditemukan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Baca Juga:
- Cara Membuat Rumah tetap Sejuk saat Cuaca Panas
- Terkait Kesehatan Jantungnya: Normalkah Denyut Nadi si Kecil?
- 5 Tanda Anak Mengalami Sleep Apnea