Kesehatan mulut dan gigi sangatlah penting. Sebagai pintu gerbang masuknya bakteri dan kuman penyakit, menjaga kesehatan mulut dan gigi harus dipupuk sejak dini. Bahkan sejak bayi.
Selama ini kita seringkali mendengar berbagai isu penyebab kerusakan gigi pada bayi dan anak-anak. Antara lain konsumsi susu dan ASI yang dituding sebagai penyebab terbentuknya karies.
Wah, padahal bayi membutuhkan susu dan ASI sebagai sumber nutrisinya. Sebelum khawatir, berikut Popmama.com merangkum serba-serbi fakta ASI dan karang gigi pada bayi dan balita, dilansir dari bellybelly.com.au:
Penyebab Karang Gigi
Pixabay/Ben_kerckx
Bakteri penyebab utama karies adalah Streptococcus mutans. Sesungguhnya, keberadaan bakteri dalam mulut adalah hal yang wajar kok, Ma. Akan tetapi, karies terjadi akibat ketidakseimbangan antara kebaikan dan penyakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut.
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko karies, misalnya paparan makanan-minuman yang mengandung gula, gangguan air liur, kebersihan mulut yang buruk, faktor genetik, dan lain-lain.
Editors' Pick
Pentingnya Menyusu untuk Perkembangan Mulut, Rahang, dan Wajah Bayi
pixabay/PublicDomainPictures
Menyusu mendukung perkembangan otot sekitar mulut dan wajah bayi. Studi menemukan bahwa bayi yang menyusu dalam jangka waktu lama, lebih rendah mengalami risiko maloklusi gigi.
Selain itu, dengan menyusu, otot sekitar mulut, rahang dan wajah bayi lebih aktif bergerak. Hal ini penting untuk pengembangan kemampuan berbicaranya nanti.
Apa Kata Medis Tentang Kaitan ASI Penyebab Karang Gigi?
Pixabay/Badarsk
Studi yang dilakukan di tahun 2015 berjudul Breastfeeding and the risk of dental caries: a systematic review and meta-analysis, mengklaim bahwa menyusu pada masa bayi dapat melindungi dari karies gigi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami peningkatan risiko karies pada anak yang disusui setelah usia 12 bulan.
Namun, saat ini masih kurangnya penelitian dampak menyusui pada anak yang berusia di atas 12 tahun terhadap karies gigi. Sementara itu pula, risiko kerusakan gigi pada anak harus dilihat lebih menyeluruh, termasuk apakah anak mengonsumsi susu formula, konsumsi makanan dan minuman bergula dan pola menjaga kebersihan mulutnya.
Oleh karena itu, masih belum dapat dibuktikan kebenarannya apakah ASI berkontribusi pada karang gigi anak.
Tapi, Bukankah ASI Mengandung Gula Alami?
Freepik/Freepik
Penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul Effect of human milk on plaque pH in situ and enamel dissolution in vitro compared with bovine milk, lactose, and sucrose, menemukan bahwa Streptococcus mutans penyebab karang gigi tidak dapat bertahan hidup dalam laktosa, 'gula' yang terkandung dalam ASI. Perkembangbiakannya tidak semudah jika ia hidup dalam sukrosa, jenis gula yang digunakan dalam susu formula.
Selain itu, laktosa dirancang untuk dicerna di usus, bukan di mulut.
Perbedaan Mekanisme Minum Lewat Botol dan Menyusu dari Payudara Langsung
Freepik/chainfoto24
Ketika bayi minum dari botol, ASI dikeluarkan dari dot ke bagian mulut depan dan langsung mengenai seluruh gigi. Sementara itu, jika menyusu payudara langsung, bayi menarik puting susu ke mulut, kemudian ASI keluar ke arah langit-langit mulut dan langsung ditelan. Hanya sedikit mengenai gigi dan mengurangi risiko tertinggal di sekitar gigi.
Jadi, secara umum, belum ada bukti medis yang membuktikan menyusui menyebabkan kerusakan gigi. Faktor-faktor lain, seperti kebersihan mulut bayi, konsumsi minuman bergula dan makanan yang mengandung gula, lebih mungkin berpengaruh pada kerusakan gigi ketimbang menyusui.
Penting bagi para dokter gigi anak untuk mendorong orangtua memulai kebersihan gigi anak sejak dini, bahkan sebelum gigi pertama bayi muncul. Selain itu, penting bagi orangtua untuk menjaga asupana makanan dan minuman manis seminimal mungkin.