Mudah Ditemukan dan Terjangkau, Bolehkah Bayi Makan Ikan Nila?
Jenis ikan yang satu ini mudah dijumpai di pasar maupun swalayan
6 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ikan merupakan salah satu sumber gizi yang baik untuk tumbuh-kembang anak. Ada berbagai jenis ikan yang dikonsumsi keluarga di Indonesia, salah satunya adalah ikan tilapia atau di Indonesia dikenal sebagai ikan nila. Ikan ini hidup di air tawar dan sangat mudah berkembangbiak.
Melihat populernya ikan ini dikonsumsi di masyarakat, apakah bayi mama juga boleh mengonsumsinya? Apa manfaat konsumsi ikan nila untuk kesehatan bayi? Berikut Popmama.com merangkum informasinya, dilansir dari Solidstarts:
Kandungan Gizi Ikan Nila
Dianggap sebagai ikan yang dengan harga murah, siapa sangka ternyata ikan nila ini justru kaya akan gizi. Ikan nila merupakan sumber protein yang menyehatkan. Dilansir dari USDA, dalam 100 gram ikan nila yang matang, mengandung:
- 129 kkal kalori
- 2,7 gram lemak
- 57 mg kolesteron
- 56 mg sodium
- 380 mg potassium
- 26 gram protein
Selain kandungan di atas, ikan nila juga kaya akan vitamin D, vitamin B6, dan vitamin B12.
Editors' Pick
Manfaat Ikan Nila untuk Kesehatan Bayi
Ikan nila yang dimasak dalam kondisi segar dapat menjadi sumber pangan yang menyehatkan untuk bayi. Kandungan vitamin B12-nya meningkatkan kekuatan sistem saraf pada bayi. Selain itu, ikan nila juga kaya akan selenium untuk memperkuat fungsi metabolisme tubuh. Vitamin B3 dan vitamin D dalam ikan nila merupakan gizi penting
Karena dibudidayakan di air tawar, ikan nila tidak berisiko mengandung merkuri seperti ikan-ikan laut.
Kapan Bayi Boleh Mengonsumsi Ikan Nila?
Secara umum, ikan nila aman dikonsumsi bayi sejak usia enam bulan. Tepatnya sejak bayi sudah bisa makan MPASI pertamanya. Tetapi, yang harus diingat adalah cara penyajian ikan nila yang tepat untuk bayi. Pastikan menyajikannya dalam bentuk sangat halus dan sudah dipisahkan dagingnya dari duri-duri. Ikan nila bisa dicampurkan dengan bubur nasi dan diberikan pada bayi sebagai menu tunggal terlebih dahulu untuk melihat jika adanya reaksi alergi.
Apakah Ikan Nila Berisiko Membuat Bayi Tersedak?
Tidak seperti udang atau kerang-kerangan, ikan tilapia bukanlah penyebab tersedak yang umum pada bayi dan anak-anak. Asalkan disajikan dengan tepat. Pisahkan daging dari duri-durinya dengan benar. Meski bukan salah satu penyebab tersedak, tetapi alangkah baiknya menyajikan ikan nila pada bayi dengan pengawasan penuh.
Apakah Ikan Nila adalah Alergen yang Umum?
Ya, jenis ikan berduri seperti ikan nila adalah salah satu pemicu alergi yang cukup umum pada bayi dan anak-anak. Oleh karenanya, seperti semua makanan baru yang diperkenalkan, berikan tilapia dalam jumlah kecil. Jika tidak tampak reaksi alergi yang mengkhawatirkan, Mama bisa menambahkan jumlahnya secara bertahap di kemudian hari.
Apabila riwayat keluarga menunjukkan adanya alergi terhadap ikan-ikanan atau mencurigai si Kecil alergi terhadap ikan, hentikan pemberiannya dan konsultasikan ke dokter anak.
Tiap bayi memiliki capaian perkembangannya masing-masing. Saran penyajian yang tertulis di artikel ini hanyalah bersifat informasi dan bukanlah pengganti dari saran profesional. Kami menyarankan Mama untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak sebelum mencoba makanan apapun untuk si Kecil, terutama yang memiliki potensi alergi.
Semoga informasi mengenai ikan nila untuk bayi ini bermanfaat!
Baca Juga:
- Bisa Dijadikan sebagai MPASI, Ini 8 Manfaat Ikan Gabus untuk Bayi
- Tak Kalah dengan Salmon, Ikan Lele Kaya Nutrisi untuk MPASI
- Kaya akan Omega 3, Bolehkah Mengolah Ikan Teri untuk MPASI?