Lezat dan Bergizi, Bolehkah Bayi Makan Ikan Tuna?
Ikan ini rasanya sangat lezat, tapi apakah bayi boleh mengonsumsinya?
13 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ikan adalah salah satu bagian dari asupan gizi yang sehat bagi semua orang. Tak terkecuali bagi bayi mungil mama. Kandungan nutrisinya dibutuhkan tubuh untuk tumbuh kembang dan memelihara kesehatannya.
Namun, ada beberapa kekhawatiran terhadap konsumsi ikan untuk bayi. Salah satunya adalah ikan tuna karena ikan ini dianggap mengandung paparan merkuri yang tinggi. Tetapi bukan berarti ikan ini bisa dikesampingkan begitu saja manfaatnya bagi kesehatan. Lalu, bolehkah bayi makan ikan tuna dan kapan ia bisa mengonsumsinya?
Berikut Popmama.com merangkum serba-serbi konsumsi ikan tuna untuk bayi, dilansir dari Healthline:
Kandungan Nutrisi Dalam Ikan Tuna
Ikan tuna adalah jenis ikan laut yang populer untuk diolah, baik itu secara segar, dijadikan sushi, hingga dikemas kalengan. Dilansir dari USDA, dalam 100 gram ikan tuna segar , mengandung sekitar:
- 132 kkal kalori
- 1,3 gram lemak
- 47 mg sodium
- 28 gram protein
- 60 mg kolesterol
- 522 mg potasium
Selain itu, tuna juga dikenal sebagai sumber protein, kalsium, vitamin B, dan tinggi asam amino sehingga baik untuk melengkapi kebutuhan gizi dan nutrisi harian.
Editors' Pick
Manfaat Konsumsi Ikan Tuna bagi Bayi
Ikan tuna memberikan asupan protein tanpa kandungan lemak jenuh. Ikan ini juga tinggi asam lemak omega-3 dan vitamin B. Bayi membutuhkan asam lemak omega-3, seperti DHA, dan ikan tuna dapat menjadi alternatif yang baik untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Omega-3 yang terkandung dalam ikan tuna membantu perkembangan otak pada bayi dan anak-anak. Asam lemak membantu melindungi jantung mereka dengan menurunkan risiko tekanan darah tinggi di kemudian hari.
Vitamin B, atau asam folat, penting untuk perkembangan awal sumsum tulang belakang bayi. Tak heran jika para ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi berbagai jenis ikan sebagai salah satu pemasok asam folat yang baik untuk melindungi janin dari risiko cacat lahir. Dengan konsumsi ikan tuna yang tinggi vitamin B, bayi dan anak-anak juga bisa terhindar dari penyakit jantung dan kanker tertentu.
Kapan Bayi Boleh Makan Ikan Tuna?
Jika Mama penggemar tuna, mungkin Mama ingin tahu kapan si Kecil juga bisa ikut menikmati ikan kegemaran mama. Umumnya, bayi sudah diperbolehkan makan ikan tuna mulai usia enam bulan ketika ia mulai mengonsumsi MPASI.
Berikan ikan tuna dalam porsi kecil untuk percobaan pertama kali. Ikan tuna dapat dikukus hingga benar-benar matang. Jika perlu, dilumatkan lagi dagingnya sampai teksturnya benar-benar lembut agar bayi mudah menelannya.
Alergi Konsumsi Tuna pada Bayi
Setiap kali Mama memperkenalkan makanan baru kepada si Kecil, waspadalah terhadap reaksi alerginya. Termasuk ikan tuna. Itu sebabnya penting untuk mengetahui tanda-tanda alergi makanan, agar bisa segera mendapatkan pengobatannya.
“Panduan yang lebih tradisional merekomendasikan menghindari makanan laut dan ikan untuk tahun pertama. Rekomendasi baru justru menyarankan untuk memasukkan ikan sejak dini ke dalam makanan bayi karena dapat melindungi dari alergi, ”kata Dr. Timothy Spence, seorang dokter anak yang tinggal di Austin. “Tuna secara khusus bukanlah makanan yang terkait dengan alergi. Sebagian besar alergi makanan laut lebih sering disebabkan karena udang atau kerang."
Tanda-tanda alergi makanan yang harus diperhatikan meliputi:
- Gatal-gatal (merah, benjolan gatal),
- ruam (eksim bisa dipicu oleh alergi),
- bengkak (bibir, sekitar mata, lidah),
- kesulitan bernapas,
- sesak tenggorokan,
- bersin,
- sakit perut,
- muntah,
- diare,
- merasa pusing.
Hubungi dokter anak segera jika bayi mengalami gejala-gejala ini. Alergi makanan bisa menjadi sangat serius, dan bahkan mematikan jika tidak segera ditangani.
Kewaspadaan terhadap Konsumsi Tuna bagi Bayi dan Anak-Anak
Perhatian terbesar saat memberi tuna pada bayi adalah paparan merkuri. Merkuri adalah logam yang ditemukan secara alami dan sebagai produk dari beberapa proses manufaktur. Ketika partikel atau uap merkuri di udara masuk ke air dan bersentuhan dengan bakteri, merkuri berubah menjadi zat yang dapat diserap oleh ikan yang hidup di perairan tersebut.
Manusia kemudian memakan ikan tersebut dan terserap dalam tubuhnya. Terlalu banyak merkuri dalam sistem tubuh dapat menyebabkan berbagai masalah neurologis.
Ada berbagai jenis tuna yang biasa dikonsumsi manusia, dan beberapa di antaranya memiliki lebih banyak merkuri daripada yang lain. Misalnya, albacore atau "tuna putih" memiliki kadar merkuri yang lebih tinggi. Environmental Protection Agency (EPA) mencantumkan tuna kaleng ringan sebagai pilihan ikan dengan kandungan merkuri rendah.
Jika Mama ingin memperkenalkan bayi mama pada ikan tuna, tuna kalengan adalah pilihan terbaik. Sajikan tuna dengan cara diblender hingga sangat halus, menyerupai puree. Jangan memberikan bayi tuna segar begitu saja seperti yang disajikan pada hidangan sushi, karena berisiko mengandung bakteri yang tidak bisa ditolerir oleh pencernaannya.
Agar lebih aman, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak sebelum memasukkan menu ikan tuna ke dalam MPASI si Kecil.
Semoga informasi mengenai konsumsi ikan tuna untuk bayi ini menambah referensi mama dalam menyiapkan MPASI bergizi untuk si Kecil.
Baca Juga:
- Banyak Dikemas dalam Kaleng, Bolehkah Bayi Makan Ikan Sarden
- Tak Kalah Bergizi! Ini 6 Jenis Ikan Pengganti Salmon untuk MPASI Bayi
- Bisa Jadi MPASI, Ini Manfaat Ikan Bandeng untuk Bayi