Bolehkah Bayi Mengonsumsi Garam?
Bagi orang dewasa, garam memang menambah citarasa makanan. Tapi kapankah bayi boleh mengonsumsinya?
23 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat bayi mulai memasuki masa MPASI, banyak Mama yang antusias dan ingin segera berkreasi dengan berbagai macam menu. Namun, bagi para ibu baru, biasanya muncul beberapa kebimbangan akan bahan makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan. Salah satunya adalah garam.
Garam, secara umum, memang menambah citarasa makanan jadi lebih sedap. Tapi, apakah MPASI si Kecil boleh diberi garam?
Berikut Popmama.com merangkum berbagai pertanyaan Mama seputar konsumsi garam untuk bayi:
Editors' Pick
1. Berapa takaran garam yang aman untuk bayi dan anak?
Dilansir dari nhs.uk, pada dasarnya bayi dan anak hanya membutuhkan sangat sedikit garam pada makanannya. Berikut takaran yang direkomendasikan:
- 0 sampai 12 bulan: kurang dari 1 gram garam sehari (kurang dari 0.4 gram natrium)
- 1 sampai 3 tahun: 2 gram garam sehari (0.8 gram natrium)
- 4 sampai 6 tahun: 3 gram garam sehari (1.2 gram natrium)
- 7 sampai 10 tahun: 5 gram garam sehari (2 gram natrium)
- 11 tahun ke atas: 6 gram garam sehari (2.4 gram natrium)
Sebenarnya bayi tidak membutuhkan tambahan garam sama sekali di makanannya. Sebelum bayi berusia enam bulan, ia akan mendapatkan natrium yang dibutuhkan melalui ASI atau susu formula bayi yang diminumnya.
Saat Mama mulai memperkenalkan makanan padat, jangan sekalipun menambahkan garam pada makanan bayi meskipun bagi lidah Mama makanan tersebut terasa hambar. Karena, pemberian garam sebelum waktunya dikhawatirkan akan memperberat sistem kerja ginjal bayi.
2. Apakah garam yang terkandung di makanan instan aman untuk bayi?
Selain memperhatikan takaran pemberian garam, sebaiknya Mama juga menghindari untuk memberikan makanan siap saji yang tidak dibuat khusus untuk anak dan bayi. Sebab makanan-makanan instan seperti keripik, sereal, kerupuk, saus buatan, pizza, daging asap, makanan kaleng, dan biskuit bisa jadi mengandung tinggi garam sehingga akan sangat berisiko pada kesehatan ginjalnya.
3. Makanan rendah garam seperti apa yang aman untuk bayi?
Meski cukup banyak 'aturan' dalam menyediakan makanan bayi, bukan berarti Mama tak bisa berkreasi, lho. Garam, pada dasarnya secara alami sudah terkandung dalam berbagai bahan makanan segar yang dikonsumsi sehari-hari. Misalnya seperti buah, sayuran dan salad, daging segar, produk unggas, dan ikan segar serta telur dan kelompok kacang-kacangan. Makanan-makanan yang diolah dari bahan segar ini mengandung garam dalam jumlah yang sangat rendah.
Dengan memastikan bayi tidak makan terlalu banyak garam sejak dini artinya Mama juga membantu menjaga kesehatan tubuhnya agar tidak mudah sakit di masa mendatang. Semoga informasi ini dapat menjadi referensi Mama dalam menyiapkan MPASI yang menyehatkan untuk si Kecil.
Baca Juga:
- Mengonsumsi Gula Berlebih Dapat Sebabkan Anak Hiperaktif, Benarkah?
- Hati-hati Ma, Ini Bahaya Gula Berlebih bagi Anak
- Tak Hanya Makanan Manis, Gula Tersembunyi Juga Harus Dihindari Anak