Selain telur ayam, jenis telur lain yang juga umum dikonsumsi adalah telur bebek. Telur bebek berukuran lebih besar ketimbang telur ayam. Di Indonesia, telur bebek biasa diolah menjadi telur asin atau pun campuran dalam pembuatan kue.
Meski tidak sepopuler telur ayam, telur bebek punya serangkaian nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh. Lalu, apakah bayi boleh mengonsumsinya? Berikut ini Popmama.com mengulas serba-serbi telur bebek untuk bayi, dilansir dari Solid Starts:
Kandungan Nutrisi dalam Telur Bebek
Freepik
Telur bebek adalah sumber lemak dan protein yang baik untuk bayi. Telur bebek kaya akan zat besi dan seng, dua nutrisi yang sangat dibutuhkan tubuh bayi untuk berkembang.
Telur bebek, terutama bagian kuningnya, mengandung hampir semua vitamin, terutama selenium, vitamin B, dan vitamin B12. Kandungan kolesterol dan kolinnya berfungsi untuk mendukung pembentukan tulang, perkembangan otak, dan pertumbuhan sel. Jangan lupakan pula peranan vitamin D di dalamnya yang membantu tubuh bayi menyerap kalsium lebih mudah untuk memperkuat pertumbuhan tulangnya.
Editors' Pick
Kapan Bayi Boleh Makan Telur Bebek?
Freepik/timolina
Secara umum, telur apapun bisa diperkenalkan pada bayi saat ia sudah siap makan makanan padat atau MPASI, yaitu di kisaran umur enam bulan. Mama bisa menyajikan telur bebek dengan cara direbus dan dihaluskan di tahapan awal untuk bayi yang masih belajar mengunyah. Nantinya setelah bayi sudah bisa mengunyah, menelan, dan mencerna dengan lebih baik, telur bebek bisa disajikan sebagai omelet atau pun telur rebus utuh.
Risiko Alergi Telur Bebek pada Bayi
Freepik/user17581499
Telur unggas, termasuk telur bebek, adalah salah satu penyebab alergi tertinggi pada bayi, selain telur. Sekitar dua persen bayi di seluruh dunia menderita alergi telur.
Oleh karena itu, ketika pertama kali memperkenalkan telur bebek pada bayi, sebaiknya berikan dalam jumlah kecil dan biarkan bayi mengunyahnya dalam waktu singkat misalnya satu hingga dua menit. Beberapa bayi bereaksi parah bahkan terhadap sejumlah kecil telur. Jadi, perhatikan baik-baik tanda alergi atau sensitivitasnya ya, Ma.
Tanda-Tanda Reaksi Alergi Telur Bebek pada Bayi
Freepik/Kay4yk
Reaksi alergi telur bebek pada bayi hampir sama dengan reaksi alergi telur ayam. Antara lain:
Mata berair,
gatal-gatal,
ruam,
mengi,
wajah bengkak,
batuk,
muntah,
diare,
kram perut.
Karenanya, sama seperti semua makanan yang diperkenalkan di awal bayi memulai MPASI, sebaiknya berikan telur bebek tanpa dicampurkan dengan bahan makanan alergen lain agar Mama lebih mudah mencari penyebabnya jika terdapat reaksi alergi pada bayi.
Apabila bayi mama menunjukkan reaksi berupa tubuh memerah atau sulit bernapas, segera larikan ke IGD karena bayi mama mungkin mengalami syok anafilaksis yang harus cepat mendapatkan penanganan.
Menyajikan Telur Bebek untuk Bayi
Pixabay/Whitlox
Cara termudah dan paling umum dalam menyajikan telur bebek untuk bayi adalah dengan cara direbus. Tetapi, sebagian bayi mungkin menolaknya karena aromanya atau pun rasa bosan.
Untuk bayi usia enam hingga 12 bulan, Mama bisa menyajikannya dengan cara dibuat menjadi omelet. Pastikan bagian dalam omeletnya benar-benar matang. Potong-potong sesuai dengan kemampuan bayi menggenggamnya. Biarkan bayi mencoba sendiri bagaimana caranya memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
Setelah bayi mengembangkan kemampuan memegang dan menjepit dengan jari-jemarinya, Mama bisa menuju ke tahapan tekstur yang lain. Pada usia di atas delapan bulan, pada dasarnya bayi sudah bisa mengonsumsi telur dalam bentuk apapun, selama itu disajikan dalam kondisi benar-benar matang. Hindari memberi bayi telur bebek setengah matang karena berpotensi mengandung bakteri Salmonella yang berbahaya bagi tubuh.
Itulah informasi mengenai keamanan pemberian telur bebek untuk bayi. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Mama dalam memperkaya menu untuk MPASI si Kecil.