4 Alasan Penting Mengapa Mama Harus Melarang si Kecil Menghisap Jempol
Dampaknya bukan hanya ketergantungan, tapi juga mengubah struktur wajah
8 Mei 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejak bayi, anak-anak seringkali memunculkan perilaku menghisap untuk membuatnya merasa tenang terutama saat dalam kondisi stres atau bosan. Bahkan, banyak orangtua bergantung pada dot, mainan gigi dan barang-barang lainnya yang sengaja dirancang untuk dihisap anak-anak dengan tujuan menenangkan mereka.
Saat anak bertambah besar, sebagian dari mereka mengembangkan kebiasaan ini dengan mengisap jari atau jempolnya. Meski para orangtua menganggap hal ini merupakan kebiasaan yang wajar, banyak yang tidak menyadari bahwa mengisap jempol memiliki dampak negatif bagi anak. Apalagi jika dilakukan secara berkepanjangan hingga usia empat tahun.
Dilansir dari childrensdent.com, berikut ini bahaya mengisap jempol yang harus diantisipasi sejak dini.
1. Maloklusi atau open bite
Dampak kebiasaan mengisap jempol yang berkepanjangan adalah terjadinya maloklusi (open bite) atau kondisi yang menggambarkan ketidakselarasan gigi yang terlihat saat mulut dalam keadaan tertutup. Salah satu dampaknya adalah kondisi gigitan terbuka yang terjadi ketika gigi depan atas dan bawah mengarah keluar. Ketidaksejajaran ini berarti bahwa gigi depan tidak bersentuhan, bahkan saat mulut anak tertutup sepenuhnya.
Gigitan terbuka mungkin memerlukan koreksi ortodontik di masa depan atau dapat menyulitkan ketidakselarasan gigi lainnya yang pada akhirnya memerlukan perawatan ortodontik.
Dalam istilah awam, kondisi ini seringkali disebut gigi tonggos.
Editors' Pick
2. Overbite
Seperti maloklusi gigitan terbuka, overbite mengakibatkan bentuk gigi cenderung tidak sejajar dan mengarah keluar. Ketidaksejajaran ini berarti bahwa gigi atas menutupi gigi bawah bahkan ketika mulut anak dalam keadaan tertutup.
Overbite dapat memengaruhi bentuk wajah dan senyum seseorang. Anak yang mengalami overbite ekstrem mungkin memerlukan perawatan ortodontik lebih lanjut untuk memperbaiki struktur giginya.
3. Masalah kulit
Anak-anak yang mengisap jempol mereka dalam waktu lama mungkin mengalami masalah kulit yang serius pada jari yang dihisap. Ketika terkena kelembapan mulut, kulit bisa menjadi rentan terhadap cedera lainnya. Dalam beberapa kasus, kulit mungkin mudah terluka atau berdarah dan membuat tangan rentan terhadap infeksi.
4. Kesulitan artikulasi
Kebiasaan mengisap jempol tidak hanya dapat memengaruhi perkembangan gigi, rahang dan langit-langit mulut saja. Namun, juga dapat mengubah cara makan dan berbicara pada anak. Tak hanya itu saja, kebiasaan mengisap jempol dapat menyebabkan terjadinya hambatan berbicara termasuk ketidakmampuan anak untuk mengucapkan bunyi konsonan seperti 'd' dan 't'.
Tanpa perawatan gigi yang benar dan terapi wicara, kondisi ini akan menjadi hambatan bagi anak di masa depan. Anak akan lebih sulit berkomunikasi secara efektif sehingga membuatnya lebih mudah stres, marah dan munculnya rasa kurang percaya diri. Karena itu, segera lakukan konsultasi pada dokter gigi terkait dengan kebiasaan ini sebelum ketergantungan pada kebiasaan ini berlanjut dan semakin parah.
Baca Juga:
- Inilah 5 Dampak Buruk Gigi Berlubang pada Anak-anak
- Menurut Dokter, Begini Cara Merangsang Gigi Bayi agar Cepat Tumbuh
- Tidur dengan Botol Susu di Mulut, 18 Gigi Balita Ini Dicabut Paksa!