Defisiensi Kalsium pada Bayi: Penyebab dan Cara Menanganinya
Kekurangan kalsium pada bayi bisa sebabkan kurangnya pasokan oksigen ke otak dan ini berbahaya, Ma!
17 Mei 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kalsium merupakan salah satu mineral penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kalsium (Ca) berperan mendukung proses pertumbuhan, membantu mengembangkan tulang serta mempertahankan massa tulang pada bayi.
Bayi yang mengalami kekurangan kalsium biasanya akan mengalami proses pertumbuhan yang terhambat. Sedangkan pada orang dewasa, kalsium merupakan salah satu unsur terpenting bagi orang dewasa terutama berkaitan dengan pembentukan fungsi otot yang sehat, sistem saraf dan jantung.
Di masa perkembangannya, penting sekali bagi bayi mendapatkan asupan kalsium. Kekurangan kalsium atau defisiensi kalsium bisa berdampak serius pada bayi. Mulai dari pembentukan tulang yang tidak sempurna hingga radang otak.
Editors' Pick
Penyebab Bayi Mengalami Defisiensi Kalsium
Kebutuhan kalsium masing-masing orang berbeda-beda dan bertambah seiring dengan pertambahan usia. Dilansir dari momjunction.org, bayi hingga usia 3 tahun membutuhkan 700 mg kalsium sehari. Sedangkan pada anak usia 4-8 tahun, kebutuhan kalsium bertambah menjadi 1.000 mg per hari.
Kekurangan kalsium pada bayi dan anak, umumnya disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:
- Kurangnya ketersediaan oksigen selama proses kelahiran.
- Orangtua yang menderita diabetes akan melahirkan bayi yang memiliki kadar kalsium yang rendah di dalam tubuhnya.
- Pengaruh obat-obatan tertentu seperti Gentamicin yang telah terbukti dapat mengurangi kadar kalsium dalam tubuh dan mendorong terjadinya hipokalsemia.
- Pemberian susu sapi atau susu formula dengan kadar fosfor berlebihan dapat menyebabkan terjadinya hipokalsemia.
- Kekurangan vitamin D.
- Hipotiroidisme bawaan yang memicu hipokalsemia.
- Bayi yang terlahir prematur.
Gejala Bayi Mengalami Defisiensi Kalsium
Sebenarnya tidak mudah untuk menentukan ciri-ciri bayi yang kurang kalsium, sebab gejala yang terjadi pada masing-masing orang bisa berbeda. Ada yang sama sekali tidak menimbulkan gejala hingga menunjukkan gejala serius yang dapat menyebabkan kematian.
Namun, secara umum, kekurangan kalsium dapat dikenali, antara lain:
- Insomnia,
- kram otot,
- nyeri otot,
- tremor atau gerakan gemetar yang terjadi secara berulang tanpa disengaja,
- detak jantung yang menurun,
- lidah dan bibir berkedut,
- kejang yang terjadi karena berkurangnya pasokan oksigen ke otak.
Cara Menangani Defisiensi Kalsium pada Bayi
Jika bayi Mama mengalami gejala kalsium, selain memasukkan unsur kalsium ke dalam asupan makanan dan minumannya, Mama juga dapat melakukan hal lain. Misalnya, dengan cara menjemur bayi di bawah paparan sinar matahari pagi. Cara ini dapat membantu meningkatkan kadar vitamin D di dalam tubuhnya dan juga meningkatkan penyerapan kalsium.
Selain cara menjemur bayi, sebaiknya bayi diberikan ASI eksklusif setidaknya selama 6 bulan di awal kelahirannya. Sebab, ASI merupakan salah satu makanan terbaik yang dapat membantu mengatasi kekurangan kalsium pada bayi.
Baca Juga:
- Ini Dia! Makanan dan Minuman Terbaik untuk Perkembangan Tulang Anak
- 5 Penyakit Tulang yang Jarang Diketahui Ini Mengintai Anak-Anak
- Buat Tulang Anak Sehat dengan Cukupi Kebutuhan Vitamin K