Simak! Ini Panduan Lengkap untuk Mengejar Imunisasi Terlambat
Dalam kondisi pandemi virus Corona, ke RS untuk imunisasi si Bayi mungkin bukan prioritas Mama ya?
25 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dunia kesehatan, dengan segala temuan dan perkembangannya, telah mengusahakan cara-cara terbaik untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Terutama dalam mencegah berbagai penyakit. Salah satu caranya adalah lewat pemberian imunisasi yang dilakukan sejak dini pada bayi.
Bila seorang anak mendapatkan vaksin, maka risiko terkena suatu penyakit akan menurun, sehingga keberadaan penyakit tersebut di dunia dapat diberantas. Untuk itu, sangat penting melindungi bayi dan anak-anak dari penyakit-penyakit seperti polio, campak, difteri, dan lain-lain, melalui vaksin yang disuntikkan untuk membentuk zat antibodi yang dapat memproteksi tubuh.
Akan tetapi, seringkali karena berbagai alasan, bayi dan anak-anak tidak mendapatkan imunisasi sesuai jadwal. Misalnya nih, dalam kondisi wabah Virus Corona (Covid-19), membawa bayi ke rumah sakit untuk imunisasi, menjadi hal meragukan. Padahal, imunisasi penting dan harus lunas sebelum anak masuk usia dewasa.
Popmama.com mengumpulkan fakta, langkah, dan cara mengejar ketertinggalan imunisasi. Khusus buat Mama yang sedang menerapkan anjuran #dirumahaja.
Mengapa Imunisasi Harus Diberikan Sesuai Jadwal?
Dilansir dari idai.or.id, untuk melindungi tubuh dari penyakit, vaksin bekerja dengan cara membentuk zat antibodi. Zat antibodi ini punya kadar tertentu hingga mencapai kadar protektif.
Untuk mencapai kadar perlindungan yang maksimal, imunisasi diberikan dalam dua periode, yaitu imunisasi dasar dan imunisasi ulangan. Ada jenis-jenis vaksin yang cukup diberikan sekali, tetapi ada pula yang harus diulang agar pertahanannya maksimal.
Jadwal imunisasi ditentukan bukan secara acak, melainkan telah melewati berbagai penelitian klinis. Jadwal imunisasi yang berlaku di Indonesia dan dunia dibuat berdasarkan rekomendasi WHO dan organisasi profesi.
Editors' Pick
Bagaimana Jika Imunisasi Terlambat atau Tidak Lengkap?
Karena berbagai faktor, misalnya anak sedang sakit atau masalah orangtua, seringkali anak tidak mendapatkan imunisasi sesuai jadwal, tidak lengkap, bahkan mungkin tidak mendapatkan imunisasi sama sekali. Bagaimana jika hal ini terjadi?
Imunisasi yang tidak sesuai jadwal atau belum lengkap masih bisa dilanjutkan. Ini dikarenakan imunisasi yang sudah diberikan telah menghasilkan respon imunologis, akan tetapi kadar proteksinya masih di bawah ambang. Dengan kadar proteksi ini, maka anak belum mendapatkan perlindungan maksimal untuk kurun waktu lama. Untuk itulah, penting mendapatkan imunisasi lanjutan alias melengkapinya (catch-up immunization) agar kadar proteksinya optimal.
Tiap vaksin memiliki aturan pemberiannya masing-masing. Sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter dengan membawa catatan tertulis sejarah pemberian vaksin anak agar dokter dapat menentukan kapankah jadwal pemberian vaksin untuk mengejar keterlambatan tersebut.
Untuk imunisasi polio, misalnya, yang terdiri dari empat rangkaian, saat bayi baru lahir, usia dua bulan, tiga bulan dan empat bulan. Bila anak terlambat mendapatkannya, ia tetap masih bisa melanjutkannya tanpa harus mengulanginya dari awal.
Mengejar Keterlambatan dan Menyesuaikan Jadwal Imunsasi
Berencana akan mengejar kertelambatan imunisasi, tetapi bingung seperti apa ketentuannya? Berikut ini ketentuan dari masing-masing jenis imunisasi, dilansir dari idai.or.id:
Hepatitis B
Idealnya diberikan kurang dari 12 jam setelah lahir, lalu dianjurkan pada jarak 4 minggu dari imunisasi pertama. Untuk imunisasi ke-3 dengan ke-2 minimal 2 bulan dan terbaik setelah 5 bulan.
Jika anak belum pernah mendapat imunisasi hepatitis B pada masa bayi, ia bisa mendapat serial imunisasi kapan saja saat berkunjung, tanpa perlu memeriksa kadar anti hepatitis B.
BCG
Imunisasi BCG terbaik diberikan pada usia bayi 2-3 bulan, saat sistem imun anak belum matang. Imunisasi diberikan satu kali, dan bila baru diberikan di atas usia 3 bulan, bayi harus menjalani uji tuberkulin. Pemberian booster tidak dianjurkan.
DPT
Imunisasi DPT diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar dan imunisasi ulangan 1 kali (interval 1 tahun setelah DPT 3). Saat anak menginjak usia 5 tahun, diberikan imunisasi ulangan (sebelum dan pada usia 12 tahun berupa imunisasi Td.
Jika imunisasi DPT terlambat diberikan, tidak perlu mengulang dari awal, melainkan bisa langsung dilanjutkan. Apabila bayi belum mendapat imunisasi dasar di usia kurang dari 12 bulan, lakukan dari imunisasi dasar, mengikuti jumlah maupun intervalnya.
Polio
Vaksin polio oral (OPV) diberikan saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan (atau usia 2, 3, 4 bulan, sesuai dengan anjuran dari pemerintah). Untuk vaksin polio suntik (IPV), diberikan pada usia 2, 4, 6-18 bulan dan 6-8 tahun.
Terlambat imunisasi polio lanjutan? Tak usah mengulang pemberiannya dari awal, tetapi lanjutkan dan lengkapi sesuai jadwal, tidak peduli berapa pun interval keterlambatan dari pemberian sebelumnya.
Campak
Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan dan dosis ulangan (second opportunity pada crash program campak) pada usia 6-59 bulan. Saat menginjak usia SD kelas satu hingga enam, akan dilakukan imunisasi polio ulang yang biasanya diselenggarakan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Bila anak belum mendapat imunisasi campak dan ia berusia sembilan hingga 12 bulan, imunisasi bisa diberikan sesegera mungkin. Bila anak berusia lebih dari usia satu tahun, maka akan diberikan imunisasi MMR.
MMR
Vaksin MMR biasanya diberikan pada anak usia 15-18 bulan, dengan interval sedikitnya enam bulan antara imunisasi campak dengan MMR. MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau sesudah penyuntikan imunisasi lain.
Jika anak telah mendapat imunisasi MMR pada usia 12-18 bulan dan telah mendapatkan imunisasi ulang pada usia enam tahun, imunisasi campak (monovalen) tambahan. Bila imunisasi ulangan (booster) belum diberikan setelah berusia 6 tahun, vaksin campak atau MMR bisa diberikan kapanpun.
Imunisasi Sesuai Kelompok Umur
Imunisasi telah dirancang sebaik-baiknya oleh WHO untuk mencegah penyebaran penyakit berbahaya di seluruh dunia. Berikut Popmama.com merangkum jadwal imunisasi sesuai kelompok umur, dilansir dari idai.or.id:
Bayi baru lahir-1 tahun
Imunisasi dasar (BCG, polio, hepatitis B, DPT, campak, HiB, pneumokokus, rotavirus)
Balita 1-4 tahun
Imunisasi ulangan (DPT, polio, MMR, tifoid, hepatitis A, varisela, influenza, HiB, pneumokokus), catch-up immunization
Usia sekolah 5-12 tahun
Catch-up immunization (DPT, polio, campak, MMR, tifoid, Hepatitis A, varisela, influenza, pneumokokus)
Remaja 13-18 tahun
Persiapan masa dewasa dan kehamilan (TT, hepatitis B, (MM)R, tifoid, hepatitis A, varisela, influenza, pneumokokus, HPV), catch-up immunization
Lansia
Mengurangi morbiditas (influenza, pneumokokus)
Apabila status imunisasi pasien tidak diketahui, maka dianggap belum pernah diimunisasi dan harus menjalani imunisasi sesuai jadwal.
Jadwal imunisasi bayi baru lahir hingga enam bulan, lihat di sini. Untuk bayi usia tujuh hingga 12 bulan, lihat di sini.
Tips agar Tidak Lupa Jadwal Imunisasi
Imunisasi sangatlah penting bagi kesehatan manusia, terutama di awal-awal masa kehidupannya yang masih sangat rentan karena antibodi yang masih belum kuat. Untuk itu, penting bagi orangtua agar senantiasa membawa bayi dan anak-anaknya mendapatkan imunisasi yang tepat jadwal. Berikut ini beberapa tips agar tidak lupa jadwal imunisasi:
1. Jangan hanya mengandalkan ingatan, catatlah
Imunisasi yang diberikan bukan hanya satu jenis saja, melainkan ada banyak sekali jenis dan jadwal yang berbeda-beda. Akan rawan lupa jika tidak dicatat. Untuk itu, tiap orangtua yang membawa anaknya imunisasi pertama kali akan dibekali buku catatan. Dalam buku tersebut, orangtua dapat mengetahui jenis imunisasi apa saja yang sudah dan belum dilakukan, kapan jadwal imunisasi berikutnya, dan catatan-catatan terkait lainnya. Jangan sampai buku ini hilang, karena berguna hingga anak dewasa.
2. Pasang alarm pengingat
Sama seperti poin pertama, orangtua dengan segala kesibukannya rawan lupa. Selain mengandalkan catatan di buku imunisasi, pasang alarm pengingat di tanggal-tanggal imunisasi yang sudah dijadwalkan. Atur alarm satu hari sebelum dan di hari H supaya Mama bisa bersiap-siap dan tidak perlu lagi was-was jadwal imunisasi terlewat.
Imunisasi sangatlah penting, bukan hanya untuk masing-masing orang, tetapi juga bagi seluruh dunia. Dengan memberi imunisasi pada anak, Mama bukan hanya menjalankan tanggungjawab untuk melindungi hidup si Kecil, melainkan juga orang-orang di lingkungan sekitar dari penyebaran virus penyakit yang membahayakan.
Semoga informasi ini bermanfaat, Ma!
Baca juga:
- Cegah Kematian, Bayi Mama Perlu Imunisasi Japanese Encephalitis
- Perkembangan Bayi Usia 1 Bulan: Mengapa Harus Imunisasi?
- Agar Tak Galau, Ketahui Mitos dan Fakta Penting Seputar Imunisasi