Tren kuliner saat ini memang luar biasa berkembang. Begitu banyak variasi makanan yang dapat ditemui di pasaran dan semuanya menggoda selera. Tak terkecuali makanan yang mengutamakan rasa gurih-asin alias savory.
Di rak-rak toko dan swalayan, makanan-makanan dengan rasa gurih-asin ini merajai lorong-lorong. Dikemas dalam bentuk snack hingga makanan beku, ada beragam pilihan yang bisa dikonsumsi keluarga. Salah satunya adalah daging bacon. Tetapi, apakah bayi juga boleh mengonsumsi bacon seperti anggota keluarga yang lain?
Berikut Popmama.com merangkum informasi seputar keamanan bacon untuk bayi, dilansir dari Momjunction:
Apa itu Bacon?
Freepik
Bacon adalah produk olahan daging dengan rasa asin-manis. Bacon umumnya dibuat dari daging babi, tetapi di Indonesia juga dijual bacon daging sapi. Daging ini diawetkan dengan menggunakan garam untuk menyerap kandungan airnya.
Dalam jumlah terbatas, menambahkan bacon ke dalam menu makan dapat menjadi sumber protein hewani dan mikro nutrisi bagi orang dewasa. Tetapi, bacon tidak disarankan dikonsumsi untuk bayi.
Editors' Pick
Mengapa Bayi Tidak Boleh Mengonsumsi Bacon?
Pixabay/ludiarin
Bacon memang memiliki rasa yang lezat dan terbuat dari daging hewan yang dapat melengkapi kebutuhan protein hewani. Namun, dalam proses pembuatannya, bacon mengandung banyak lemah jenuh, natrium, dan zat tambahan makanan lainnya. Nitrit, contohnya.
Karena zat-zat inilah bacon tidak cocok untuk bayi di bawah usia 12 bulan. Ginjal bayi belum sepenuhnya berkembang untuk mencerna makanan tinggi garam. Zat adiktif lain dalam bacon juga bisa berdampak buruk pada tubuh bayi.
Kapan Bayi Boleh Mengonsumsi Bacon?
Freepik/Cookie-studio
Sebetulnya, tidak ada standarisasi yang berlaku untuk memperkenalkan bacon pada bayi dan anak-anak. Sebagian besar bayi mulai makan makanan padat di usia enam bulan. Tetapi, tunggu hingga ia berusia 14 bulan, bahkan 24 bulan ya, Ma.
Para ahli menganjurkan pembatasan konsumsi daging olahan dan makanan tinggi garam, bahkan untuk balita yang berusia lebih dari 24 bulan. Konsultasikan dengan dokter anak atau ahli gizi anak sebelum menambahkan bacon ke dalam makanan si Kecil.
Dampak Konsumsi Bacon bagi Bayi
Freepik/topntp26
Daging olahan ini memang sangat mudah disajikan. Namun, konsumsi bacon secara rutin dapat mengakibatkan efek samping bagi kesehatan. Terutama bagi anak-anak. Salah satunya adalah obesitas.
Konsumsi bacon yang berlebihan menghasilkan lemak jenuh dalam jumlah tinggi yang dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak diinginkan pada bayi. Dalam jangka panjang, hal ini dapat meningkatkan risiko obesitas.
Selain berisiko membuat anak obesitas, bagi anak-anak yang sering mengonsumsi bacon dikhawatirkan bermasalah pada sistem ginjalnya. Dalam delapan gram daging bacon yang dimasak mengandung sekitar 0,135 gram natrium. Padahal, bayi hingga anak usia tiga tahun hanya membutuhkan 0,8 gram natrium sehari dan satu potong daging asap saja sudah memenuhi 17 persen dari kebutuhan harian natriumnya.
Alternatif Sehat Bacon untuk Bayi
Pixabay/Sabrinakoeln
Begitu si Kecil beranjak balita dan mulai mengonsumsi berbagai macam makanan, terutama daging merah, konsultasikan dengan dokter anak tentang penambahan daging merah olahan ini ke dalam menu dietnya. Jaga agar jumlahnya tetap terkendali. Pertimbangkan alternatif yang lebih sehat ketimbang bacon untuk bayi dan balita mama. Misalnya dengan bacon vegetarian yang terbuat dari sayur dan biji-bijian, seperti gandum dan kacang-kacangan, misalnya kedelai.
Selain bacon, ayam segar dan ikan segar juga bisa dibuat menyerupai daging bacon lho, Ma. Kedua sumber protein hewani ini relatif lebih aman dikonsumsi oleh bayi dan balita, asalkan tetap memerhatikan porsi dan zat-zat yang digunakan untuk mengolahnya.
Itulah fakta mengenai keamanan bacon untuk bayi. Semoga informasi ini bermanfaat, Ma.