Waspada Gangguan Ritmik Jika Bayi Suka Membenturkan Kepala. Coba Cek!
Bukan menkaut-nakuti Mama tetapi lebih baik jika gangguan seperti ini diketahui sedari dini kan?
23 Januari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Segala macam cara dilakukan orangtua untuk menghindarkan si Kecil dari bahaya. Mulai dari melapisi sudut meja dengan pelindung agar kepala bayi tidak terantuk, memastikan tembok-tembok dekat tempat tidur dibatasi foam lembut dan segala tindakan yang dilakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan.
Tetapi, bagaimana jika ternyata si Kecil sendirilah yang punya kebiasaan membenturkan kepalanya? Entah itu ke tembok, ke lantai, ke benda-benda sekitarnya atau memukul-mukulkan tangannya sendiri ke kepala. Kebiasaan ini memang merisaukan. Apa yang sebetulnya terjadi?
Berikut Popmama.com merangkum penyebabnya, dilansir dari healthline.com:
1. Gangguan gerakan ritmik terkait tidur
Yang menarik, kebiasaan ini seringkali terjadi sebelum anak tertidur. Mungkin terlihat menyakitkan, tetapi sesungguhnya membenturkan kepala adalah cara anak menenangkan diri sendiri. Kebiasaan ini serupa dengan anak-anak yang suka mengguncangkan kaki atau ditimang-timang sebelum tidur.
Editors' Pick
2. Gangguan perkembangan
Sebagian bayi ada yang membenturkan kepala untuk menenangkan diri. Tetapi, kadang-kadang ada kondisi di mana membenturkan kepala adalah masalah perkembangan. Autisme, misalnya. Atau adalah masalah psikologis dan neurologis.
Untuk membedakan gerakan ritmis dengan gangguan perkembangan adalah dengan melihat waktu terjadinya dan frekuensinya.
Sebagai pedoman umum, jika anak Anda sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda kondisi perkembangan, psikologis, atau neurologis, dan membenturkan kepala hanya terjadi sebelum tidur, kemungkinan merupakan kelainan gerakan ritmik yang sangat khas.
Di sisi lain, jika gejala lain menyertai membenturkan kepala, seperti keterlambatan bicara, ledakan emosi, atau interaksi sosial yang buruk, mungkin ada masalah lain. Temui dokter anak Anda untuk mengetahui kondisi yang mendasarinya.
Lalu, bagaimana cara menghadapi bayi yang suka membenturkan kepalanya?
1. Memposisikan ulang letak ranjang
Bahkan ketika seorang anak tidak berisiko cedera, membenturkan kepala bisa jadi sangat mengganggu orang lain. Salah satu cara menghindarkannya dari kebiasaan ini adalah memindahkan tempat tidur menjauh dari tembok.
2. Mencegah cedera
Jika Mama khawatir si Kecil terluka saat jauh dari pengawasan, letakkan bumper atau alas di sepanjang kepala ranjang. Ingat, bumper harus terikat kuat agar tidak menutupi jalur napas anak ya.
Mama juga dapat memasang susuran tangga di tempat tidur balita untuk mencegah anak Anda terjatuh saat kepala terbentur atau diayun. Ingat, tindakan ini hanya diperlukan jika ada risiko cedera, karena sebaiknya anak batita tidak tidur dengan benda-benda di sekitar ranjangnya, untuk menghindari risiko SIDS atau kematian mendadak pada bayi.
Kapan Saatnya Membawa Bayi ke Dokter?
Amati ketika bayi mulai melakukan kebiasaanya, dan temui dokter jika Mama mencurigai ada masalah perkembangan atau masalah lainnya.Terlebih jika kebiasaan ini terjadi sepanjang hari atau ketika bayi tidak mengantuk.
Penting segera mengunjungi dokter jika Mama melihat gejala lain, seperti keterlambatan bicara dan kontrol kepala yang buruk. Dokter dapat mengevaluasi kondisi bayi Mama dan membuat diagnosis untuk menentukan perawatan yang tepat.
Baca juga:
- Inilah Alasan Mengapa Penting Mengukur Lingkar Kepala Bayi, Yuk Simak!
- Kenali dengan Tepat, Ini Penyebab Sakit Kepala pada Balita
- 5 Tanda Sakit Kepala pada Anak Balita yang Perlu Diwaspadai