Mengetahui Sebab dan Gejala Bayi Alergi Susu Formula
Gejalanya tak hanya muntah dan diare saja lho, Ma
28 Juni 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Tetapi, karena berbagai kondisi, seorang bayi tidak bisa mengonsumsi ASI dan harus menggantinya dengan susu formula. Namun, konsumsi susu formula sendiri tidak serta-merta seaman konsumsi ASI. Ada bayi-bayi yang tidak cocok mengonsumsi susu formula alias alergi.
Alergi susu formula bisa terjadi karena bayi mengalami intoleransi susu atau intoleransi laktosa, yaitu reaksi yang terjadi karena saat tubuh kesulitan mencerna susu. Setiap kali bayi minum susu formula, sistem kekebalan tubuh merespon protein yang terkandung di dalam susu sebagai zat berbahaya yang harus segera dilawan. Akibatnya, timbullah reaksi yang mana lebih berbahaya ketimbang reaksi yang terjadi pada anak yang lebih besar.
Editors' Pick
Alergi Susu Berbahan Susu Sapi Juga Bisa Dialami Bayi ASI
Dilansir dari kidshealth.com, alergi susu terjadi karena sistem kekebalan tubuh melepaskan kandungan kimia, seperti histamin, dan kandungan kimia lain ke dalam aliran tubuh. Reaksi akibat kandungan kimia ini bisa terjadi dalam waktu singkat atau berhari-hari setelah bayi mengonsumsi susu formula.
Faktanya, bayi yang menyusu ASI pun bisa mengalami alergi susu sapi jika Mama mengonsumsi susu sapi. atau produk olahannya Jadi, berhati-hatilah ya, Ma.
Gejala Bayi Alergi Susu Formula
Secara umum, bayi yang mengalami reaksi susu akan menunjukkan gejala-gejala seperti :
- Mengi,
- kesulitan bernapas,
- batuk,
- suara serak,
- sesak tenggorokan,
- sakit perut,
- muntah,
- diare,
- mata gatal, berair, atau bengkak,
- gatal-gatal,
- menolak untuk makan,
- mudah marah atau kolik,
- ruam pada kulit,
- penurunan tekanan darah yang menyebabkan pusing atau kehilangan kesadaran.
Tingkat keparahan alergi susu formula pada bayi bervariasi. Meski terjadi pada orang yang sama, reaksinya bisa berbeda-beda pada masing-masing waktu konsumsi. Artinya, meskipun dalam suatu waktu anak mengalami reaksi ringan, tidak menutup kemungkinan reaksi selanjutnya lebih parah dan bahkan dapat mengancam jiwa.