Panduan Penting Saat Menyajikan Menu Ikan untuk Bayi
Seberapa banyak sih porsi ikan yang disarankan untuk konsumsi bayi dan anak?
4 April 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seperti yang Mama tahu, menambahkan ikan ke dalam menu makan anak merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kecerdasan otaknya. Ini juga alasan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menggalakan makan ikan untuk keluarga Indonesia.
Meski demikian, ternyata ada beberapa jenis ikan yang sebaiknya diberikan dalam jumlah terbatas atau bahkan tidak diberikan pada anak untuk menghindari paparan zat berbahaya yang terkandung di dalam ikan.
Untuk lebih jelasnya, simak yuk panduan penting tentang bagaimana cara menyajikan ikan yang sesuai untuk bayi.
Editors' Pick
Seberapa Banyak Takaran Ikan Untuk Konsumsi Anak-anak?
Selain protein, vitamin, dan mineral, ikan banyak mengandung DHA yang penting untuk perkembangan otak, sistem saraf, dan penglihatan anak. Untuk memenuhi kebutuhan ini maka disarankan untuk memberikan ikan dan makanan laut kepada anak. Dilansir dari healthychildren.org, pemberian ikan untuk konsumsi anak sebanyak dua kali dalam seminggu dengan porsi yang disesuaikan dengan usia, yaitu:
- 28 gram untuk anak usia 2-3 tahun.
- 60 gram untuk anak usia 4-7 tahun.
- 90 gram untuk anak usia 8-10 tahun.
- 120 gram untuk anak usia 11 tahun ke atas.
Untuk bayi yang baru mulai makan makanan padat, Mama bisa mencoba memberikan asupan ikan sekitar 20 gram terlebih dahulu untuk mengecek apakah ada alergi terhadap ikan dan seafood. Berikan bertahap sebanyak seminggu sekali. Jika anak sudah bisa makan ikan dengan baik, tambahkan frekuensinya dengan porsi yang sama.
Waspadai Kandungan Berbahaya di Dalam Ikan
Rutin mengonsumsi ikan memang sangat baik bagi tumbuh kembang anak. Tetapi berhati-hatilah memilih ikan untuk anak, karena bisa jadi ikan yang diberikan mengandung zat yang berbahaya.
Beberapa danau, sungai, lautan, dan perairan lainnya dapat terkontaminasi zat kimia berbahaya yaitu merkuri. Merkuri merupakan salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu-batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik.
Saat mengendap di dalam air, bakteri mengubah merkuri menjadi bentuk yang lebih berbahaya yaitu metilmerkuri yang bisa jadi mengontaminasi ikan yang ada di dalam perairan. Terlalu banyak mengonsumsi ikan yang terkontaminasi, dapat memiliki efek berbahaya pada perkembangan sistem saraf anak.
Selain merkuri, polutan air sejenis Polychlorinated biphenyls (PCBs) dan dioxin juga dapat ditemukan keberadaannya pada air dan tanah di beberapa daerah dengan kadar yang bervariasi. Untuk menghindari polutan air yang terkumpul dalam ikan, sebaiknya buang kulit, lemak, dan organ dalamnya sebelum dimasak dan dikonsumsi oleh anak.
Jenis Ikan yang Disarankan dan Dihindari Untuk Dikonsumsi
Dilansir dari healthychildren.org, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memberikan beberapa rekomendasi jenis ikan yang baik untuk kesehatan:
- Light tuna,
- salmon,
- udang,
- lele,
- kepiting,
- kerang,
- nila,
- ikan teri,
- tiram,
- lobster.
Sedangkan jenis ikan yang harus Mama hindari untuk dikonsumsi:
- Hiu,
- ikan cucut,
- king makarel Spanyol,
- blue fish,
- lele impor jenis apapun,
- ikan kod pasifik,
- kerapu.
Itulah beberapa panduan penting yang wajib Mama tahu sebelum menyajikan ikan untuk anak. Pada intinya, mengonsumsi ikan memang baik, tetapi sebaiknya sesuai dengan porsi yang disarankan untuk keseimbangan gizinya.
Baca Juga:
- 5 Manfaat Mengonsumsi Seafood Bagi Anak
- Aturan yang Aman Konsumsi Seafood Bagi Ibu Hamil
- 10 Ide Menu MPASI Variatif untuk Bayi 6 Bulan Beserta Resepnya