Serba-serbi Jenis Ruam Popok Bayi, Sudahkah Mama Tahu?
Sama-sama menimbulkan rasa gatal dan luka, tapi beda penyebab dan cara penyembuhannya
23 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kulit bayi masihlah sangat sensitif. Maka itu, tak heran jika di tahun pertama awal kehidupannya, bayi seringkali mengalami alergi atau pun iritasi akibat kontak dengan benda-benda dan udara di sekitarnya.
Salah satu jenis iritasi yang seringkali dialami bayi adalah ruam popok. Sesuai namanya, ruam popok terjadi pada bagian-bagian yang terpapar popok, seperti selangkangan atau pun pantat.
Ruam popok lebih banyak diderita oleh bayi perempuan. Gejalanya beragam, mulai dari kemerahan ringan hingga luka terbuka. Umumnya ruam popok terjadi setelah pengenalan makanan padat, tepatnya di usia enam hingga 12 bulan, dan berkaitan dengan perubahan pola makan dan buang air si Kecil.
Ternyata, ruam popok tak sekadar gatal atau luka akibat popok yang lembap dan mengiritasi kulit lho, Ma. Berikut Popmama.com merangkum beberapa jenis ruam popok berdasarkan penyebabnya, dilansir dari livestrong.com:
1. Ruam karena kontak bahan
Jenis ruam popok yang umum adalah dermatitis kontak iritan, yang disebabkan oleh gesekan kulit dengan permukaan popok, urine, tinja, atau bahan kimia lainnya yang terkandung dalam popok, tisu, sabun ,atau losion.
Iritasi ini menyebabkan bercak merah dan bersisik di daerah genital, paha, ataupun pantat bayi. Jenis ruam ini cenderung terbatas pada area di mana gesekan atau kontak dengan penyebab iritasi terjadi. Dermatitis kontak iritan bisa sembuh saat tidak terjadi kontak dengan iritan.
Untuk meringankan rasa gatal dan luka yang perih, Mama bisa mengaplikasikan krim popok atau membiarkan sesaat bayi tidak menggunakan popok.
Editors' Pick
2. Ruam yeast atau jamur
Ruam popok bisa juga sebabkan oleh Candida, jamur yang bisa berkembangbiak dengan mudah di lingkungan yang hangat dan lembap di area popok. Ruam akibat jamur Candida ini membuat kulit kemerahan, menonjol, menutupi area genital, gatal dan perih.
Penggunaan antibiotik pada ibu menyusui atau bayi meningkatkan risiko infeksi jamur, seperti halnya paparan popok basah pada kulit secara terus-menerus. Untuk pengobatannya, ruam popok akibat Candida diatasi menggunakan krim anti jamur.
3. Ruam alergi
Reaksi terhadap alergen, atau zat yang menyebabkan reaksi alergi adalah penyebab lain ruam popok. Lazim disebut dermatitis kontak alergi. Ruam jenis ini disebabkan alerggi terhadap zat-zat tertentu, seperti wewangian, pewarna dan pengawet. Umumnya dipicu oleh pemakaian deterjen, sabun atau tisu.
Tanda-tanda ruam popok akibat reaksi alergi adalah gatal, kulit bersisik dan kemerahan yang menonjol. Lesi ini bisa bertahan beberapa minggu di kulit setelah pemicunya dihentikan. Untuk mengatasinya, dokter biasanya akan merespkan salep berbahan steroid.
Perawatan Ruam Popok di Rumah
Perawatan ruam popok sebetulnya tidaklah sulit. Kulit bayi yang mengalami alergi harus senantiasa bersih dan kering. Gunakan salep atau krim popok untuk melindungi kulit.
Sebagian besar kasus ruam popok bisa dirawat sendiri di rumah. Tetapi, jika ruamnya menyebar di luar area popok, terdapat lecek atau luka yang berisi nanah dan disertai demam, sebaiknya Mama menghubungi dokter anak supaya bisa ditemukan penyebab pasti ruam yang terjadi dan penanganan yang tepat.
Baca Juga:
- Ternyata, Ini lho, 5 Penyebab Ruam Popok dan Cara Mengatasinya
- Muncul Ruam pada Kulit, Bisa Jadi Bayi Mama Terkena Alergi Detergen
- Hindari Konsumsi Makanan ini agar Ruam Popok Bayi Tidak Makin Buruk