Harus Jeli Diperhatikan, Ini Tandanya Jika Bayi Mengalami Gegar Otak
Karena bayi belum bisa mengungkapkan yang dirasakan, orangtua lah yang harus jeli melihat tandanya
14 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua selalu berusaha menjaga anaknya agar tidak mengalami celaka. Namun terkadang musibah bisa saja terjadi tanpa disangka-sangka, seketat apapun kita menjaga anak.
Kecelakaan yang banyak dialami bayi, terutama yang sedang aktif bergerak adalah benturan pada kepala. Saat kecelakaan ini terjadi, orangtua tentu saja khawatir kemungkinan bayi mengalami gegar otak atau cedera otak yang serius.
Apa itu Gegar Otak?
Dilansir dari livestrong.com, gegar otak mengacu pada cedera otak ringan sementara yang mengganggu fungsi otak normal. Cedera ini biasanya terjadi akibat hantaman atau benturan pada kepala bayi, atau karena pukulan benda keras.
Mendeteksi gejala gegar otak pada bayi lebih sulit daripada anak yang lebih besar atau orang dewasa, karena mereka tak dapat mengungkapkan apa yang mereka rasanya. Namun, Popmama.com merangkum tanda dan gejala yang dapat Mama jadikan acuan apakah si Kecil mengalami gegar otak atau tidak.
1. Kehilangan kesadaran
Kehilangan kesadaran atau pingsan merupakan tanda paling jelas seseorang mengalami gegar otak. Kehilangan kesadaran yang berkelanjutan mudah dideteksi dengan menurunnya respon. Namun pada bayi hal ini lebih sulit dideteksi karena hanya terjadi selama beberapa detik.
Jika bayi mama menangis sesaat setelah mengalami benturan di kepala, artinya ia tidak kehilangan kesadaran. Begitu pula jika ia menggerak-gerakkan lengan atau kakinya segera setelah insiden.
Editors' Pick
2. Perubahan sikap
Perubahan sikap dapat menjadi tanda dan gejala yang disebabkan gangguan fungsi otak. Tanda dan gejala ini bisa saja terjadi segera setelah insiden, atau berkembang beberapa jam setelahnya.
Perubahan sikap ini meliputi:
- Tangisan histeris tanpa henti,
- kebingungan,
- kontak mata berkurang,
- kurang responsif terhadap suara atau mainan favoritnya,
- lesu dan mengantuk berlebihan,
- sulit dibangunkan,
- tidur lebih lama atau kurang dari biasanya,
- lebih rewel, gelisah dan marah,
- nafsu makan dan minum berkurang,
- lebih sensitif terhadap cahaya atau suara.
3. Tanda dan gejala fisik
Benjolan yang semakin membesar atau memar pada kepala bayi setelah jatuh atau kecelakaan lain, dapat menjadi pertanda gegar otak. Namun ingat, Ma, ini bukanlah suatu kepastian ya.
Gegar otak biasanya terjadi karena benturan atau pukulan yang relatif kuat di kepala. Munculnya benjolan atau memar hanyalah salah satu indikator betapa kuatnya trauma yang terjadi. Selain benjolan dan memar, muntah berulangkali merupakan gejala fisik lain yang mungkin terjadi pada bayi.
Tanda Bayi Harus Segera Dilarikan ke Rumah Sakit
Jika si Kecil menunjukkan tanda-tanda berikut ini, segera larikan ke rumah sakit sebelum kondisinya makin parah:
- Ukuran pupil mata tidak sama,
- cairan bening atau darah mengalir dari telinga atau hidung,
- bentuk kepala berubah,
- kejang-kejang,
- kehilangan kesadaran selama beberapa detik,
- berkeringat dan pucat,
- tidak responsif,
- kesulitan bernapas atau tersengal-sengal.
Peringatan dan Pencegahan
Mendiagnosis gegar otak adalah tantangan, bahkan bagi paramedis. Jika si Kecil berusia kurang dari satu tahun, dan jatuh dari ketinggian 1 meter atau lebih, atau memiliki tanda dan gejala yang mengarah pada gegar otak, sebaiknya jangan tunda membawanya ke Instalasi Gawat Darurat. Evaluasi oleh dokter diperlukan untuk menentukan apakah bayi mengalami gegar otak atau cedera otak lainnya.
Baca Juga:
- Jatuh dari Ranjang, Tengkorak Kepala Bayi ini Retak. Begini Ceritanya!
- 4 Langkah Merawat Memar dan Benjol Pada Kepala Bayi Setelah Jatuh
- Mengenal Craniosynostosis, Bentuk Kepala Bayi yang Tidak Sempurna