Jangan Dipilih! 5 Tanda Daycare yang Buruk dan Harus Dihindari
Menitipkan anak di daycare yang buruk bisa memengaruhi tumbuh kembang si Kecil, lho
19 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menitipkan anak selama beberapa jam dan membiarkannya berinteraksi di bawah pengawasan orang lain, merupakan hal yang pasti dirasa berat bagi para orangtua. Tetapi, terkadang keputusan menitipkan anak harus diambil dengan alasan-alasan tertentu.
Memilih daycare atau tempat penitipan bayi atau balita merupakan salah satu keputusan penuh pertimbangan yang harus dihadapi orangtua. Saat ini, hampir di setiap kota di Indonesia terdapat daycare yang menawarkan berbagai fasilitas. Keputusan memilih sebuah daycare untuk si Kecil semestinya bukan keputusan yang diambil hanya dalam semalam karena banyak hal yang perlu dipertimbangkan dan dinilai, apakah tempat tersebut layak dan baik ditinggali si Kecil selama berjauhan dari Mama.
Berikut Popmama.com merangkum 5 tanda daycare yang tidak kredibel, dilansir dari babycenter.com:
1. Tidak memiliki aturan yang jelas
Aturan dan regulasi adalah hal yang sangat penting dijunjung tinggi dalam memilih sebuah daycare. Daycare yang tidak memiliki panduan jelas untuk segala hal, mulai dari jam operasional, menangani anak sakit hingga keadaan darurat, patut dihindari.
Bila perlu, mintalah salinan aturan dan regulasi dari daycare yang Mama pilih. Jika mereka tidak bisa atau menolak memberikannya pada Mama, sebaiknya hindari memilih tempat ini karena dapat menimbulkan kesulitan jika terjadi masalah di kemudian hari.
Editors' Pick
2. Tidak memiliki program
Ketika melakukan survei, tanyakan program yang dijalankan di daycare tersebut. Entah itu program harian atau jika mereka memiliki program khusus. Hal ini penting karena anak membutuhkan kegiatan yang variatif dan dinamis. Daycare yang baik menawarkan berbagai kegiatan kelompok maupun individu yang merangsang tumbuh-kembang anak.
Bila bayi menghabiskan sebagian besar waktu hanya di kursi bayi atau tiduran di ranjang saja, atau sehari-hari anak hanya diberi sajian menonton televisi dan media elektronik sepanjang waktu, daycare ini tidak direkomendasikan untuk dipilih.
3. Staf yang tidak memadai
Perhatikan bagaimana staf daycare berinteraksi dengan anak-anak yang berada dalam asuhan mereka. Apakah mereka berbicara dengan cara yang tidak tepat (mengajak anak bicara dalam bahasa bayi, tidak acuh, berteriak)? Apakah mereka abai, kasar atau cenderung bermain fisik dalam mendisiplinkan anak?
Selain dari segi sikap, idealnya jumlah staf memadai dalam mengatasi jumlah anak sesuai kelompok usia. Untuk bayi, satu staf sebaiknya merawat maksimal tiga orang bayi. Untuk anak usia 12-36 bulan, satu staf merawat maksimal empat orang anak. Tiga hingga enam anak usia 30-48 bulan sebaiknya dirawat oleh satu staf.
Staf daycare idealnya memiliki latar belakang pendidikan perkembangan anak usia dini. Mereka harus bertanggungjawab, antusias, perhatian dan siap memberikan perawatan terbaik untuk anak Mama. Jika tidak memenuhi syarat, teruslah mencari.
4. Frekuensi pergantian staf yang terlalu sering
Bayi dan balita butuh lebih banyak waktu untuk beradaptasi terhadap orang baru. Akan sangat disayangkan jika karena manajemen daycare atau situasi sosial yang tidak nyaman, staf keluar-masuk dan sering berganti-ganti. Anak Mama harus mulai dari awal untuk beradaptasi terhadap orang baru padahal idealnya anak dirawat oleh wajah-wajah yang akrab dengannya setiap hari.
Tentu saja merekrut dan mempertahankan karyawan tidak semudah membalikkan tangan. Apalagi jika menyoal gaji yang tidak sesuai dengan beratnya kinerja yang harus dilakukan staf. Bila staf tidak bahagia, dapat berdampak pada cara mereka bekerja dalam merawat anak Mama.
5. Fasilitas yang kotor dan tidak aman
Kebersihan dan keamanan fasilitas merupakan salah satu hal utama yang penting diperhatikan. Berikut hal-hal yang perlu diperiksa:
- Area persiapan makanan harus jauh dari toilet dan tempat ganti popok.
- Lantai, dinding dan area dapur harus bersih.
- Ventilasi udara dan cahaya harus memadai.
- Alat-alat terawat dengan baik.
- Higienitas staf dapat dipertanggungjawabkan (mencuci tangan setelah mengganti popok, sebelum memegang anak, dan sebagainya).
- Area bermain terorganisir dengan baik.
- Mainan-mainan bersih dan dalam kondisi baik.
- Memiliki keamanan yang terjamin. Periksa keamanan pintu dan gerbang luar untuk meminimalisir kemungkinan akses orang asing dapat masuk dengan mudah ke area daycare.
- Memiliki peralatan P3K, serta tempat obat-obatan dan zat berbahaya yang terpisah dan terkunci dengan baik agar tidak mudah dijangkau anak.
Bila daycare yang Mama kunjungi tampak suram, sempit dan berbahaya, sebaiknya jangan memilih tempat tersebut.
Penting untuk mengikuti naluri Mama dalam memilih daycare yang tepat untuk si Kecil. Ketika berkeliling, perhatikan dengan cermat untuk melihat apakah bayi dan anak-anak yang ada di daycare tersebut cenderung sering menangis, atau jika mereka menangis staf yang ada di sana tidak cepat tanggap mengatasinya.
Itu dia beberapa hal penting yang harus Mama perhatikan. Bila saat ini si Kecil telah berada di sebuah daycare, perhatikan terus perkembangannya dari waktu ke waktu. Apabila Mama melihat adanya tanda-tanda buruk seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya pertimbangkan untuk segera pindah mencari daycare lain yang lebih baik.
Semoga informasi ini membantu Mama dalam memilih daycare yang tepat ya, Ma.
Baca juga:
- Lupa Dititipkan ke Daycare, Bocah 3 Tahun Tewas di Dalam Mobil
- Pertama Kali Menitipkan Bayi ke Daycare, Ini Yang Harus Mama Siapkan
- Mama Sibuk Bekerja? Tenang, Ini Dia 5 Pilihan Daycare di Jakarta