Tetap Sehat hingga Dewasa, Ini 5 Tips Cegah Bayi Obesitas Sejak Dini
Bayi gemuk memang menggemaskan, tapi kalau jadinya berpenyakit ... Wah, bahaya tuh, Ma
26 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Para ahli kesehatan sepakat, tiga tahun pertama kehidupan anak sangatlah krusial. Terutama dari segi tumbuh-kembangnya. Di masa-masa keemasan ini, penting bagi orangtua untuk membentuk berbagai kebiasaan yang baik untuk bekal anak di masa depan. Termasuk membentuk kebiasaan makan yang sehat.
Bayi dan anak-anak yang gemuk seringkali dikaitkan dengan sosok yang sehat dan menggemaskan. Padahal, jika berlebihan, justru dapat menjadi bumerang di kemudian hari. Risiko kelebihan berat badan hingga obesitas yang membawa berbagai penyakit berbahaya pun mengintai sejak dini.
Lalu, bagaimana caranya membentuk kebiasaan makan yang sehat sejak dini agar nantinya anak tumbuh dengan berat badan yang ideal? Berikut Popmama.com merangkum tips mencegah bayi obesitas sejak dini, dilansir dari Ask Dr. Sears:
1. Minum ASI
Para ahli kesehatan meyakini bahwa bayi yang minum susu formula cenderung lebih mudah menjadi kegemukan ketimbang mereka yang minum ASI. Dengan menyusui, secara tidak langsung bayi belajar mengendalikan nafsu makannya berdasarkan sinyal dari tubuhnya sendiri. Ia belajar tentang seberapa banyak yang ia makan dan seberapa sering ia makan, didukung dengan ibu yang responsif.
Sementara itu, bayi yang minum susu formula tidak dapat mengontrol sendiri susu formula yang menjadi makannya. Sang Mama harus menghitung takaran susunya sesuai dengan petunjuk kemasan dan menerapkan jam-jam makan yang pasti. Sementara ibu yang menyusui lebih cenderung memberi makan bayinya berdasarkan isyarat lapar yang ditunjukkan bayi.
Selain itu, kandungan kalori dalam ASI bervariasi, tergantung dengan kebutuhan bayi tiap kali disusui. Pada awal menyusui, ketika bayi sangat lapar, ia mendapat banyak foremilk yang kaya protein dan karbohidrat, tapi rendah kalori. Jika bayi sangat lapar, ia terus mengisap dan kadar lemak dalam ASI akan meningkat (hindmilk). Tubuh mama seolah terkoneksi dan memberitahu bayi bahwa inilah saatnya memperlambat makannya karena perutnya sudah penuh.
Editors' Pick
2. Jangan terlalu cepat memulai MPASI
Kebanyakan orangtua merasa sang Bayi sudah kelaparan sehingga ingin segera memberikannya MPASI, bahkan sebelum usia enam bulan. Padahal, dengan memulai MPASI di usia yang tepat, dapat meminimalisir risiko bayi kelebihan berat badan. Terutama pada bayi yang terlihat gemuk atau memiliki orangtua dengan genetik gemuk.
Saat ia mulai makan makanan padat, mulailah dengan makanan yang padat nutrisi tetapi dengan kalori yang sedikit. Seperti sayur-sayuran, ketimbang buah-buahan dan biji-bijian. Secara perlahan, barulah menambahkan buah-buahan dan biji-bijan ke dalam makanannya.