Bayi Alergi Susu Sapi: Penyebab, Gejala, dan Diagnosis
Alergi susu sapi pada bayi dapat sembuh seiring dengan pertumbuhannya
29 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah Mama melihat si Kecil menunjukkan reaksi setelah minum susu sapi? Jika iya, itu bisa menjadi tanda si Kecil alergi terhadap susu sapi, Ma.
Alergi susu adalah respons sistem kekebalan yang terjadi ketika tubuh si Kecil mengenali protein susu sapi sebagai zat asing dan menghasilkan antibodi untuk melawannya. Antibodi kemudian menyerang protein, yang dapat menyebabkan gejala seperti muntah, diare, gatal-gatal, eksim, atau gejala seperti demam.
Untuk lebih jelasnya, berikutPopmama.comtelah rangkum dari berbagai sumber mengenai bayi alergi susu sapi, mulai dari penyebab, gejala, hingga diagnosisnya. Yuk, disimak!
Penyebab Bayi Alergi pada Susu
Alergi susu pada bayi dapat terjadi ketika tubuh bayi tidak mengenali kandungan protein pada susu sapi dan menganggap kandungan protein tersebut sebagai zat asing.
Sistem kekebalan tubuh kemudian merespons hal tersebut dan menghasilkan antibodi untuk melawan protein susu sapi. Saat antibodi menyerang protein, muncullah gejala seperti muntah, diare, gatal-gatal, eksim, atau gejala seperti demam.
Reaksi Alergi Susu Sapi pada Bayi
Reaksi alergi susu sapi dapat muncul sesaat atau beberapa jam setelah bayi mengonsumsi susu. Selain itu, reaksi alergi susu sapi pada bayi pun bisa bervariasi, mulai dari reaksi ringan hingga berat.
- Reaksi alergi ringan:
- Ruam
- Gatal-gatal
- Pembengkakan pada bibir, wajah, dan area mata
- Mual
- Sakit perut
- Muntah
- Diare
- Sembelit
- Reaksi alergi berat
- Pembengkakan di mulut atau tenggorokan
- Sesak napas
- Lidah bengkak
- Pingsan
Editors' Pick
Bagaimana Dokter Mendiagnosis Bayi Alergi Susu?
Untuk mendiagnosis bayi alergi susu, seorang dokter awalnya akan mengajukan berbagai pertanyaan seputar riwayat kesehatan bayi dan juga keluhan yang dirasakan bayi setelah mengonsumsi susu.
Setelah itu, dokter akan melakukan tes alergi baik melalui pemeriksaan darah ataupun tes tusuk kulit. Tes ini ditujukan untuk mengetahui zat apa yang memicu reaksi alergi pada bayi.
Apabila ditemukan antibodi IgE (Immunoglobulin E) dalam darah, ini menunjukkan adanya reaksi kekebalan terhadap alergen (pemicu alergi) yang dalam hal ini adalah susu.
Selain itu, dokter juga bisa melakukan oral food challenge (OFC) untuk dapat mengetahui apakah bayi memiliki alergi atau tidak.
Tes ini merupakan prosedur medis di mana bayi perlu mengonsumsi makanan dalam jumlah tertentu. Jika kemudian ada reaksi, dokter akan dapat mendiagnosis alergi secara akurat.
Hal yang Harus Dilakukan jika Bayi Didiagnosis Alergi Susu
Saat bayi didiagnosis alergi terhadap susu sapi, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menghindari reaksi alergi tersebut, di antaranya:
- Hindari produk yang mengandung susu
Menghindari produk yang mengandung susu merupakan hal pertama yang perlu dilakukan ketika bayi didiagnosis alergi susu. Hindari susu sapi dan juga produk yang mengandung susu sapi seperti yoghurt, dan keju.
Ada baiknya untuk selalu membaca semua label makanan sebelum membeli dan memberikan makanan baru kepada bayi.
- Bagi mama, hindari juga produk susu
Apabila Mama mengonsumsi produk susu, maka protein pada susu tersebut bisa ditemukan di dalam ASI yang diproduksi.
Jadi, ada baiknya Mama juga menghindari produk susu agar ASI yang yang diminum si Kecil tidak mengandung hal yang membuatnya alergi.
- Berikan susu formula hidrolisat ekstensif
Memberikan susu formula hidrolisat ekstensif bisa menjadi salah satu solusi untuk bayi yang alergi pada susu sapi.
Dalam susu formula hidrolisat ekstensif, protein-nya telah terpecah menjadi komponen yang lebih kecil, sehingga dapat lebih mudah dicerna oleh bayi.
Susu jenis ini aman dikonsumsi oleh bayi yang memiliki alergi, sehingga si Kecil dapat mengonsumsi susu tanpa menimbulkan reaksi alergi.
- Memberikan susu soya
Apabila Mama khawatir jika si Kecil tidak bisa mendapat nutrisi karena alergi susu sapi, Mama bisa memberikan susu soya sebagai alternatif untuk memenuhi nutrisi-nya.
Susu soya memiliki nutrisi yang tak kalah lengkap dari susu sapi dan tentunya aman dikonsumsi oleh bayi yang alergi susu sapi.
Hal yang Harus Dilakukan saat Reaksi Alergi Muncul
Dikutip dari Medical News Today, disebutkan bahwa tidak semua reaksi alergi memerlukan pengobatan. Hal ini lantaran sebagian besar gejala reaksi alergi akan hilang dalam beberapa jam.
Namun jika reaksi alergi tersebut tidak hilang, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Umumnya, dokter akan merekomendasikan obat antihistamin dan hidrokortison untuk meredakan alergi pada bayi.
Apakah Alergi Susu pada Bayi Bisa Sembuh?
Alergi susu pada bayi dapat sembuh seiring dengan pertumbuhannya. Rata-rata, alergi susu bisa sembuh atau hilang saat si Kecil berusia 6 tahun.
Namun, sayangnya tidak semua anak bisa sembuh dari alergi susu, ada beberapa anak yang akan terus memiliki alergi susu sepanjang hidupnya.
Meski begitu, jika terus menjaga makanan yang dikonsumsi dan rutin konsltasi dengan dokter, maka reaksi alergi tersebut bisa dihindari.
Itu tadi informasi mengenai bayi alergi susu sapi, mulai dari penyebab, gejala, hingga diagnosisnya. Semoga bermanfaat, ya, Ma!
Baca juga:
- Bayi Alergi ASI: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
- Alergi Susu vs Intoleransi Laktosa pada Anak, Apa Perbedaannya?
- 7 Jenis Alergi yang Bisa Dialami oleh Bayi dan Cara Mengatasinya