Alergi Keju, Seorang Anak Meninggal karena Diusili Temannya
Jangan anggap sepele alergi pada anak
19 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seorang anak di London meninggal dunia akibat alergi makanan yang ia alami. Anak yang bernama Cheema, diketahui memiliki alergi terhadap gandum, gluten, susu, telur, dan kacang-kacangan.
Selain itu, ia juga menderita asma. Ia meninggal di Rumah Sakit Great Ormond setelah mengalami koma karena syok anafilaktik saat jam makan siang di sekolahnya.
Teman sekelasnya mengetahui kondisi kesehatan Cheema, namun salah satu dari mereka malah menjahilinya dengan memasukkan potongan keju ke bagian belakang bajunya. Hal inilah yang menyebabkan Cheema harus meregang nyawa.
Atas kejadian tersebut, anggota staf kesehatan sekolah segera memasangkan inhaler dan memberi Cheema dua dosis antihistamin, serta menyuntik Epipen untuk mencegah anafilaksis.
Menurut The Telegraph, anggota medis pertama yang menangani anak itu mengatakan bahwa dirinya dan kru ambulans tiba di sekolah tujuh menit setelah kejadian.
"Setibanya di TKP, saya langsung menyadari kalau situasinya mengancam jiwa dan pasien berisiko tinggi terkena serangan jantung dan pernapasan," kata tim medis London bernama Kierin Oppatt.
"Staf sekolah menduga kalau ada murid yang jahil mengejar dan melempar keju ke dalam bajunya. Alerginya kambuh. Badannya gatal-gatal dan panas. Dia juga kesulitan bernapas." lanjutnya.
Cheema berhenti bernapas saat menerima tindakan medis. Dia tetap tak sadarkan diri meski tim medis sudah melakukan CPR, menyuntikkan adrenalin, dan menggunakan defibrillator. Ia dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Great Ormond.
Teman sekelas Cheema yang masih berusia 13 tahun ditangkap atas dugaan percobaan pembunuhan tak lama setelah terjadinya insiden. Akan tetapi, remaja itu belum resmi dituntut. Seorang juru bicara polisi mengatakan kalau anak tersebut baru dikeluarkan dari sekolah.
Dari kejadian ini, Popmama.com telah merangkum penjelasan mengenai alergi yang dapat menyerang anak-anak.
Editors' Pick
1. Mengapa tubuh bisa terkena alergi
Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap benda asing yang masuk atau mengenai tubuh. Beberapa reaksi alergi pada setiap orang biasanya berbeda.
Ketika alergi, tubuh akan menunjukkan reaksi seperti, pilek, bersin-bersin, ruam pada kulit yang gatal dan sesak napas jika alergi sudah parah.
Reaksi alergi pada anak biasanya akan berkurang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Tetapi tidak menutup kemungkinan alergi akan terus muncul sampai anak dewasa.
Saat tubuh bersinggungan dengan sesuatu yang memicu alergi, sistem imun akan mengeluarkan reaksi waspada. Sel darah putih dan basofil lah yang berperan memunculkan reaksi ini.
Sistem imun yang bertujuan melindungi tubuh adalah immunoglobulin E atau IgE.
IgE akan menstimulasi sel untuk mengeluarkan zat kimia termasuk histamin ke dalam aliran darah agar tubuh memiliki pertahanan diri terhadap alergen. Histaman inilah yang memicu munculnya reaksi alergi pada tubuh.
2. Faktor penyebab alergi pada anak
Alergi pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang beragam, faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami alergi ialah:
Faktor genetik
Faktor genetik menjadi peran utama ketika anak mengalami alergi. Hal ini disebabkan oleh riwayat yang diberikan orangtua.
Jika kedua orangtua memiliki riwayat alergi, maka anak akan berisiko mengalami alergi terhadap sesuatu hingga 70%. Namun, jika hanya salah satu orangtua saja yang memiliki alergi, maka persentasenya akan berkurang menjadi 40-50%.
Faktor lingkungan
Melansir dari Livescience, seorang anak memiliki risiko cukup tinggi jika sejak kecil ia tinggal di lingkungan yang terlalu steril atau bersih. Hal ini menyebabkan sistem imun anak menjadi tidak biasa ketika terpapar zat asing yang berada di sekitarnya sehingga menimbulkan reaksi alergi.
dr. Christine Cole Johnson, salah satu peneliti dan ketua dari Department of Public Health Sciences di Detroit mengatakan, frekuensi paparan terhadap alergen dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat dan baik.
Faktor makanan
Terlalu membatasi makanan yang dikonsumsi anak juga dapat menjadi faktor terjadinya alergi. Apabila sejak kecil anak dibatasi mengonsumsi kacang atau telur maka akan menyebabkan kemungkinan sistem imun anak menjadi lebih sensitif terhadap makanan tersebut.
American Academy of Padiatrics (AAP) menjelaskan, membuat variasi menu makanan pada anak dapat mencegah risiko terjadinya alergi dikemudian hari. Jangan takut memberikan anak makanan yang menyebabkan alergi pada orangtua, karena belum tentu anak memiliki alergi yang sama.
Dr. Scott Sicherer, seorang ahli alergi di Rumah Sakit Mount Sinai di New York juga mengatakan, sebaiknya orangtua memberikan makanan jenis apapun pada anak tanpa harus takut menjadi penyebab alergi nantinya.
Sistem kekebalan tubuh pada anak nantinya akan terus mengalami perkembangan sehingga reaksi alergi ini bisa saja tidak terjadi.