Yuk Berkenalan dengan Paralel Parenting Pola Asuh Pasca Penceraian
Cara pengasuhan yang dapat kamu terapkan usai penceraian konflik tinggi
25 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membangun sebuah keluarga tidaklah mudah. Ada banyak persoalan dan permasalahan di dalamnya. Tidak jarang hal ini dapat berujung pada penceraian.
Ketika Mama dan Papa memutuskan untuk berpisah, sebenarnya anak-anaklah yang menerima dampa terbesarnya. Anak-anak akan merasa takut kehilangan, panik, bahkan bimbang ketika menemukan kedua orang tuanya berkelahi.
Mereka juga masih belum memahami apa yang terjadi. Mengapa Papa dan Mama tidak berada di rumah lagi?
Anak-anak juga akan merasa bimbang ketika diminta memilih mengikuti salah satu orang tua saja. Untuk mengatasi hal tersebut, orangtua dapat tetap mengasuhnya bersama.
Beberapa orang tua mungkin masih bisa saling memaafkan dan memutuskan untuk mengasuh si Kecil bersama.
Namun ada juga mereka yang bercerai karena konflik tinggi dan tidak dapat bertemu satu dengan yang lain. Lalu apakah bisa orang tua tersebut tetap mengasuh anak-anaknya bersama?
Tentunya Papa dan Mama bisa. Salah satunya dengan menerapkan paralel parenting dalam mengasuh anak. Popmama.com akan membahas lengkap seputar pola asuh paralel ini, mulai dari pengertian sampai tips menerapkannya. Yuk simak selengkapnya!
1. Apa itu paralel-parenting?
Apa itu paralel parenting? Pola asuh parelel atau paralel parenting merupakan pola mengasuh anak situasi yang kedua orang tua yang bermusuhan. Pola pengasuhan ini dilakukan dengan meminimalisir kontak antara kamu dan mantan pasanganmu.
Contohnya seperti Papa yang mengantar dan menjemput anak, dan Mama tidak boleh ikut menjemputnya. Sedang Mama bertugas mendampingi anak di rumah, lalu Papa tidak tidka boleh hadir ketika anak berada di rumah.
Dengan minimnya kemungkinan bertemu dan berinteraksi, kalian berdua tentu dapat meminimalisir pertengkaran dan perkelahian di hadapan si Kecil. Pendekatan ini juga memungkinkan kedua orang tua untuk mendidik anak dengan cara mereka sendiri.
Pola asuh ini biasanya ditujukan untuk orang tua yang bercerai akibat konflik tinggi, kasus yang tidak memungkinkan keduanya kembali bertemu, ataupun gangguan kesehatan mental seperti narsisme atau kepribadian ambang, yaitu memiliki emosi yang labil. Dimana kedua orang tua sama-sama menolak bersikap ramah dan kooperatif.
Editors' Pick
2. Cara menerapkan paralel parenting
Ada beberapa cara untuk menerapkan paralel parenting, intinya tidak membiarkan keduanya bertemu. Mama dan Papa dapat meminta bantuan dari pihak ketiga yang netral ataupun juga membuat aturan resmi dalam pengasuhan anak.
Pola asuh paralel juga sebisa mungkin dilakukan dengan fleksibel. Namun dalam menjalankannya, upayakan selalu aturan yang jelas dan presisi untuk menghindari pertemuan ataupun komunikasi kedua orang tua dengan cara apapun.
Melansir dari healthline.com, terdapat beberapa tips dalam menerapkan paralel parenting ini. Seperti:
Langkah 1 : Menentukan bagaimana kalian akan membagi waktu bersama si Kecil
Ini dapat dilakukan dengan membagi waktu untuk bertemu dengan si Kecil semisal pada hari-hari tertentu anak akan menghabiskan waktu bersama Mama, dan hari-hari lainnya bersama Papa. Ini juga berlaku ketika mereka berlibur, pergi wisata, ataupun di hari ulang tahun mereka. .
Langkah 2 : Menentikan waktu bertemu dan berakhir untuk setiap pertemuan
Dalam pengasuhan paralel, setiap pertemuan dengan anak perlu diatur dengan jelas, mulai dari lokasi pertemuan sampai lokasi drop off untuk menghindari kesalahpahaman. Contohnya Mama mungkin memiliki waktu bersama si Kecil mulai dari hari jumat sepulang sekolah, dan berakhir di hari minggu jam 7 malam. Sedangkan Papa menghabiskan waktu bersama si Kecil dari hari minggu jam 7 malam sampai hari jumat pagi.
Langkah 3 : Tentukan lokasi jemput dan pulang dengan jelas
Tujuan dari paralel parenting ialah meminimalisir komunikasi kedua orang tua. Maka tentukan lokasi jemput dan pulang senetral mungkin. Seperti lokasi parkir di dekat kedua rumah, sehingga anak dapat berpindah dari saru mobil ke mobil lainnya.
Langkah 4: Diskusikan bagaimana kamu akan menangani waktu berhalangan
Halangan dari kegiatan dan jadwal yang telah ditetapkan mungkin saja terjadi karena kesibukan kalian. Maka tentukan dengan jelas jika seandainya ada halangan, komunikasikan dengan baik. Entah itu kamu memiliki waktu pengganti bersama si Kecil, atau tidak ada sama sekali.
Langkah 5: Buatlah rencana untuk mengatasi perselisihan
Tidak ada rencara yang sempurna. Ketika pengasuhan paralel bekerja dengan baik, perselisihan akan minim terjadi, namun itu tidak menjamin perselisihan tidak benar-benar terjadi
Jika kamu melihat ada masalah, mintalah pengadilan untuk menunjuk seorang mediator (kadang-kadang disebut sebagai koordinator pengasuhan anak). Daripada kembali meributkannya, kamu dan mantan pasanganmu dapat menjadwalkan pertemuan dengan mediator untuk menyelesaikan masalah.