6 Cara Menghadapi Anak Remaja yang Suka Melawan Perkataan Orangtua
Bingung ya kalau anak remaja sering melawan apa yang dibilang orangtua. Begini cara menghadapinya Ma
6 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seiring waktu, tubuh anak semakin bertumbuh maka pikirannya juga mengalami perkembangan. Khususnya pada masa pubertas. Anak mulai memasuki fase remaja dan terkadang memiliki pemikiran yang berbeda dengan orangtua.
Yang sering muncul di pikirannya adalah kebebasan dan kemerdekaan. Namun pada kehidupan nyata, anak tidak terlepas dari peraturan yang berlaku di rumah untuk seluruh anggota keluarga.
Tetap ada batasan yang harus diikuti.
Anak remaja umumnya mencari ruang untuk mewujudkan ide dan pikiran mereka secara bebas. Hal inilah yang membuatnya mulai menolak bahkan melawan perkataan orangtua.
Masalah ini seringkali membuat orangtua pusing dan binggung.
Banyak orangtua yang akhirnya kehabisan kesabaran dan bingung tentang bagaimana cara menanggapi anak ketika mulai suka melawan apa kata orangtuanya.
Beberapa orangtua memilih mendisiplinkan anak melalui kekerasan. Namun tindakan ini tidak dapat memperbaiki masalah yang ada, yang terjadi malah membuat keinginan memberontak pada anak remaja semakin tumbuh.
Untuk para orangtua, berikut Popmama.com akan membahas 6 cara menghadapi anak remaja yang suka melawan orangtua. Bukan dengan kekerasa, namun berikan anak kasih sayang dan kenyamanan. Simak dulu yuk, Ma!
1. Memberikan anak kebebasan dengan kesepakatan tertentu
Salah satu penyebab anak enggan menuruti perintah orangtua adalah karena mereka ingin memperoleh kebebasan. Ada masanya anak merasa lelah untuk mengikuti semua aturan yang selama ini ada, mereka ingin mencoba hal-hal baru.
Mengahadapi masalah ini, orangtua sebaiknya tidak melarang keinginan tersebut. Melainkan bersama-sama membuat kesepakan dan menetapkan aturan baru.
Kesepakatan baru tidak membuat orangtua kehilangan harga diri kok, Ma. Justru kesepakatan yang baru ini membuka ruang agar anak bisa menyampaikan apa yang diharapkannya.
Orangtua tetap memberinya kebebasan namun diikuti syarat tertentu. Sebenarnya garis batasan tetap bisa ditentukan bersama-sama.
Menjalaninya pun akan terasa lebih mudah bagi anak.
Perkenankan anak untuk mengutarakan bagian mana yang sulit baginya. Cari solusi untuk memperbaiki kondisi tersebut. Mama tetap harus membangun anak mama, namun tidak mematikan ruang berpendapat bagi anak.
Contohnya, Mama memperbolehkan anak untuk bermain game online dengan syarat hanya boleh main maksimal 2 jam per hari. Cara ini juga dapat mengajarkan kedisiplinan pada anak remaja meski tidak sedang bersama Mama.
2. Berikan nasihat dan masukan yang masuk akal
Perlu diingat, orangtua tidak bisa sembarangan ketika memberi nasihat pada anak remaja. Pemikiran mereka berbeda dengan anak kecil yang mau menerima masukan apa saja.
Maka dari itu, nasihatilah anak dengan perkataan yang masuk akal atau logis. Itu menunjukan kebijaksanaan dan wibawamu sebagai orang yang lebih dewasa darinya. Anak cenderung mau mendengar seseorang yang dipandang dewasa dan penuh wibawa.
Ingat, hindari tindakan mengancam atau memaksa. Ini dapat meningkatkan jiwa memberontak dalam diri anak remaja.
Editors' Pick
3. Hadapi dengan cara halus namun juga tegas
Pada masa-masa pubertasnya, anak cenderung mengalami perubahan pada sikap dan cara berpikirnya. Membuatnya menolak bahkan melawan perintah dan perkataanmu.
Anak remaja yang melawan perintah orangtua perlu dihadapi dengan cara yang halus namun tegas. Ajaklah ia berbicara secara halus dan tenang sembari menegaskan batasan dimana ia tak dapat bersikap seenaknya pada orangtua.
Hindarilah percakapan yang keras dan kasar, itu tidak membantumu sama sekali.
4. Berilah kesempatan dan waktu padanya untuk berubah
Ketika kamu mengharapkan perubahan terjadi dalam diri seseorang, kamu pastinya tahu bahwa hal tersebut tidak dapat terjadi secara instan. Dibutuhkan kesempatan dan waktu yang sesuai agar membuat seseorang benar-benar berubah.
Sama juga halnya ketika berhadapan dengan masalah anak remaja ini. Berilah waktu dan kesempatan padanya untuk berubah. Lama-kelamaan secara perlahan pikirannya akan memproses perkataanmu, dan ia akan merasa bersalah dan tertekan atas pebuatannya melawan perkataanmu.
5. Beritahu sebab dan akibat dari setiap perbuatannya dengan jelas
Di masa remajanya, anak-anak akan mulai berpikir layaknya orang dewasa. Mereka mulai berpikir kritis mengenai masalah yang dihadapi. Namun mereka tidak sepenuhnya tahu apa yang sebaiknya mereka lakukan.
Orangtua dapat membimbing anak remaja agar pola pikirnya tidak berkembang ke arah yang negatif. Beritahukan sebab dan akibat dari setiap tindakannya dengan jelas, termasuk ketika mereka melawan orangtua.
Tindakan ini membuat anak remaja mengintrospeksi diri dan menyesal ketika melakukan perbuatan yang salah.
6. Cobalah berempati padanya
Dalam menjalankan relasi dengan anak, diperlukan rasa saling pengertian. Orangtua tidak dapat menuntut anak remaja untuk selalu mengikuti perintahnya tanpa mengetahui apa yang sebenarnya anak rasakan atau inginkan.
Dalam hal ini, rasa empati orangtua perlu berperan. Cobalah memposisikan diri pada posisi anak agar kamu memahami mengapa ia dia kerap kali menolak permintaaanmu.
Dengan bagitu Mama akan memahami dan memperoleh alasan yang jelas mengapa ia terkadang enggan mengikuti perintahmu.
Seperti ketika orangtua meminta anak untuk mengikuti les atau kursus sepulang sekolah. Siapa tahu anak menolak menuruti permintaanmu karena ia merasa lelah setelah padatnya aktivitas di sekolah.
Itu dia beberapa cara menghadapi anak remaja yang suka melawan perkataan orangtua. Dalam menjalankannya, kesabaran dan pengertian perlu diterapkan.
Semoga penjelasan ini membantu orangtua memiliki hubungan yang lebih baik dengan anak remajanya.
Baca juga:
- Heboh, Pengakuan Seorang Remaja yang Terkena Sindrom TikTok
- Cara Melindungi Anak dari Bahaya Tayangan Film Porno
- 7 Kalimat Terlarang yang Tidak Boleh Diucapkan Orangtua pada Anak