Penting! Ketahui 7 Fakta Cyberbullying yang Dapat Mengganggu Anak
Cyberbullying makin marak terjadi belakangan ini, tetap waspada ya Ma!
11 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berada di rumah mungkin menjauhkan anak-anak dari berbagai hal berbahaya di luar. Sebut saja hal-hal negatif seperti, cidera saat bermain, kejahatan, juga bullying. Ada saja perbuatan buruk yang tetap dapat menyerang anak ketika ia aktif berselancar dalam jejaring internet. Itu adalah cyberbullying.
Cyberbullying adalah bentuk bullying yang berbeda daripada bullying yang dilakukan pada umumnya. Tindakan ini dilakukan melalui perangkat digital, contohnya ponsel, komputer, ataupun tablet. Ini terjadi melalui sms, teks aplikasi, online di media sosial, forum, atau game dengan cara mengirim, memposting, atau berbagi konten negatif, berbahaya, palsu, atau jahat tentang orang lain.
Apalagi dengan keseharian anak yang aktif berkomunikasi atau melakukan banyak kegiatan lainnya dalam dunia maya. Membuat mereka rentan menjadi korban atau bahkan pelaku dari
Untuk itu, Popmama.com akan membagikan beberapa fakta cyberbullying pada anak yang penting untuk Mama ketahui.
1. Cyberbullying lebih berbahaya daripada physical bullying
Faktanya, cyberbullying jauh lebih berbahaya dari stereotip bullying yang dilakukan dengan menggunakan kekerasan verbal atau fisik terhadap anak yang lebih lemah dan kecil. Cyberbullying melalui penggunaan internet mengubah pandangan tersebut.
Meskipun tindakan penindasan ini tidaklah terjadi secara fisik namun memiliki efek yang lebih menghancurkan dan tahan lama. Melansir dari techlearning.com, cyberbullying dapat dilakukan siapa saja tanpa perlu adanya tatap muka. Ini memberikan keberanian tersendiri bagi anak-anak untuk melakukan hal yang tidak mungkin mereka lakukan di dunia nyata.
Penggunaan internet yang masif membuat tindakan negatif yang satu ini dapat terjadi dengan cepat dan dimana saja. Pesan atau informasi yang dibuat untuk menindas korban menjadi lebih merusak dari kekerasan karena bisa dilihat dan dimanipulasi siapa saja.
2. Banyak anak-anak muda yang mengalaminya
Cyberbullying banyak terjadi dan dilakukan oleh anak-anak muda. Dikarekan pada rentang usianya, anak mencari dukungan juga rasa aman dari kelompok sebayanya. Ditambah lagi dengan kemahiran mereka dalam berkomunikasi dan menyebarkan berita melalui media sosial. Sulit melepaskan anak-anak muda dari bullying dalam dunia maya ini.
Fakta menurut dosomething.org menyatakan bahwa terdapat 95% anak-anak yang aktif menggukan internet, yang merupakan medium cyberbullying. Dan sekitar 59% remaja di AS setidaknya pernah diganggu atau dilecehkan secara online.
Di Indonesia sendiri menurut Hasil riset Polling Indonesia yang bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan terdapat 49% pengguna internet yang pernah menjadi korban bullying di medsos.
Editors' Pick
3. Sosial media yang banyak digunakan dalam cyberbullying
Cyberbullying dapat dilakukan melalui berbagai media dalam internet. Bahkan anak-anak dapat menggunakan game online sebagai tempat melakukan tindakan ini. Namun, media sosialah yang sering menjadi media yang sering digunakan untuk melakukan bentuk penindasan satu ini.
Didukung dengan kemampuannya dalam memudahkan komunikasi dan digunakan oleh banyak orang menyebabkan sosial media menjadi pilihan terbaik para pelaku. Apalagi dengan data menurut We Are Social pada Agustus 2017 yang menyatakan bahwa terdapat 3,8 milyar orang dan 2,9 milyar pengguna aktif media sosial di tahun tersebut. Jumlah ini kemungkinan besar terus meningkat.
Umumnya cyberbullying melalui media sosial dilakukan melalui komentar-komentar yang bersifat merusak dan umumnya mengusik korban.
Ternyata sosial media yang paling sering digunakan dalam melakukan cyberbullying ialah intragram. Berdasarkan survey, terdapat sekitar 42% orang yang pernah merasakan pelecehan melalui platform tersebut.
4. Anak perempuan lebih terlibat sebagai korban maupun pelaku
Anak perempuan ternyata lebih terlibat dalam cyberbullying daripada anak laki-laki sebagai pelaku maupun juga sebagai korban. Sekitar 15% anak perempuan remaja telah menjadi target setidaknya empat perilaku online kasar yang berbeda. Di sisi lain hanya 6% dari anak laki-laki yang mengalami hal yang sama.
Ini terjadi dipengaruhi oleh karakteritik pergaulan dan kemampuan verbal anak perempuan. Kemampuan verbal yang tinggi menyebabkan kata-kata yang keluar menjadi sangat menyakitkan lebih dari pukulan.
Ketika mem-bully anak lain, anak perempuan cenderung melakukannya secara tidak langsung menggunakan serangan verbal, gosip, atau mengucilkan korban. Dan itulah yang mereka lakukan ketika menggunakan internet.
Biasanya anak perempuan membully anak perempuan lainnya. Sehingga baik pelaku dan korban dari cyberbullying lebih banyak terjadi pada anak perempuan.
Inilah salah satu fakta cyberbullying pada anak yang perlu diperhatikan.
5. Dampak buruk dan konsekuensi cyberbullying
Seperti bully yang dilakukan secara fisik, cyberbullying juga memiliki dampak negatif. Akibatnya ini lebih mengarah kepada tekanan emosional dan psikologis yang signifikan.
Anak-anak yang mengalami cyberbullying akan merasa ketakutan, rendah diri, depresi, dan kecemasan baik dalam dunia maya dan dalam kehidupan sehari-harinya. Di samping itu, korban akan mengalami beberapa konsekuensi unik. Termasuk perasaan kewalahan, rentan, tidak berdaya, terbuka, terhina, terisolasi dan bahkan tidak tertarik dalam hidup.
6. Cyberbullying meningkat kala anak berada di rumah
Tahukah Mama kalau akhir-akhir ini tindakan cyberbullying yang terjadi melalui internet semakin meningkat? Pandemi yang terjadi mengharuskan anak-anak untuk tinggal di rumah dan beraktivitas secara online melalui internet.
Penggunaan internet yang meningkat ini menyebabkan terjadinya cyberbullying juga mengalami peningkatan. Dengan semakin banyaknya anak yang aktif, penyebaran informasi negatif dapat terjadi semakin cepat dan tersebar pada banyak orang.
7. Bimbingan orangtua diperlukan sebagai upaya mengatasi cyberbullying
Dalam mencegah anak mama menjadi pelaku atau korban dari cyberbullying, peran Mama dangat diperlukan di sini.
Mama dapat memantau aktivitas anak ketika atif di jejaring internet. Juga mengenali tanda-tanda terjadinya tindakan ini, seperti terlihat kesal setelah menggunakan media sosial, menjauhi keluarga dan teman dekat, dan menutup-nutupi aktivitasnya di dunia maya.
Cyberbullying cukup sulit untuk diatasi, karena banyak orang tua yang tidak sadar anaknya mengalami perlakuan negatif secara online.
Bentuk kenakalan ini juga terjadi di dunia maya sehingga sulit untuk diidentifikasi. Maka dari itu komunikasi yang baik perlu dibangun agar anak mau terbuka akan kondisinya.
Mama juga dapat menyarankan anak untuk memblokir atau menghapus kontak anak-anak yang menganggunya. Dan memperjelas bahwa apa yang mereka lakukan tersebut tidaklah benar adanya.
Itu dia 7 fakta cyberbullying pada anak yang perlu diketahui Mama agar lebih mudah memantau perkembangan anak di rumah.
Baca juga:
- Bisa Bunuh Diri! Begini Dampak Cyberbullying pada Anak
- Penting! Ini Tips dan Trik Mencegah Anak Menjadi Korban Cyberbullying
- 7 Cara Pendekatan untuk Ngobrol Topik Sensitif dengan Anak