Pendidikan Seks untuk Anak yang Disarankan UNICEF dan WHO
Simak panduan pendidikan seksual yang baik bagi anak menurut UNICEF dan WHO
20 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kapankah waktu yang tepat memulai pendidikan seksual bagi anak-anak? Lalu, Cara apa yang perlu dilakukan agar anak memahaminya dengan baik?
Bagaimana juga membuat pendidikan seksual tidak menjadi hal yang tabu, namun masih sesuai dengan fakta yang terjadi?
Seringkali pertanyan-pertanyaan tersebut muncul dalam benak orangtua, membuatmu merasa binggung dan ragua akan pendidikan seksual bagi anak,
Orangtua sering menganggap pendidikan seksual merupakan hal yang tabu dan memilih untuk tidak melakukannya.
Tindakan ini seringkali membuat pemahaman anak akan hal-hal berbau seksual menjadi rendah.
Di sisi lain, pemahaman tersebut tentu sangat berguna baginya dalam menjaga dan merawat alat seksualnya.
Memulai pendidikan seksual secara perlahan dan bertahap ternyata penting. Namun ada beberapa hal dan cara yang perlu diperhatikan.
Hal ini dilakukan agar anak dapat memahaminya dengan mudah tanpa meninggalkan pemahaman samar-samar atau bahkan informasi yang tidak sesuai dengan usianya.
akan membantu para orangtua dalam memulai pendidikan seksual untuk anak.
Simak beberapa informasi dan pembahasan dari Popmama.com mengenai cara memperkenalkan pendidikan seks pada anak, bahkan sejak usia dini menurut UNICEF dan WHO.
Maka dari itu, jangan sampai ada yang terlewat ya!
1. Tujuan pendidikan seks pada anak
Pada dasarnya, pendidikan seksual dilakukan guna memberikan informasi bagi anak-anak mengenai seks sesuai dengan norma susila, fungsi tubuh, juga moral.
Bicarakan edukasi seks pada anak dengan bahasa yang sederhana dan sesuai dengan istilah bahasa yang benar, ini juga membantu mereka untuk menumbuhkan perilaku seks yang sehat dan mengajarkan pemahaman seks yang bertanggung jawab.
Bahasa atau penamaan yang tepat tidak akan membuat anak bingung dan mudah dipahami.
Di sisi lain, pendidikan seks dapat menjauhkan anak dan remaja dari tindakan seksual yang berada di luar norma, juga pelecehan seksual.
Di mana kasus-kasus tersebut marak terjadi khususnya di kalangan remaja. Pemahaman yang baik mengenai hal ini juga dapat menjadi bekal bagi anak, khususnya ketika ia berhadapan dengan isu seksual seperti LGBT.
2. Perlukah pendidikan seks untuk anak dimulai sejak dini?
Setelah memahami tujuan dari pendidikan seksual, sekarang kita bisa beralih ke pembahasan berikutnya. Banyak pertanyaan mengenai perlu tidaknya memulai pendidikan seksual sejak kecil.
Mungkin banyak orangtua yang merasa itu terlalu cepat. Mereka berpendapat sebaiknya menunggu masa remaja dimana anak telah punya pemahaman yang lebih mengenai hal tersebut.
Sebaiknya orangtua mulai mengenalkan dan memulai pendidikan seks pada anak sejak dini. Ini menjadi sangat penting, mengapa?
Melalui pendidikan seksual, anak-anak dapat mengetahui alat reproduksinya. Sehingga senantiasa lebih hati-hati dalam menjaga dan merawatnya dengan baik.
Pembelajaran ini dapat dimulai secara bertahap dan perlahan-lahan, melalui dengan bahasa yang mudah dipahami, sesuai dengan usianya dan jelas.
Pendidikan seksual yang orangtua lakukan perlu dibagi menjadi beberapa tahap atau periode sesuai dengan rentang usia anak.
Editors' Pick
3. Pendidikan Seks bagi anak balita
Pada usia balita, anak-anak belum mengetahui secara keseluruhan fungsi alat seksual. Namun inilah saat yang tepat bagi orangtua dalam menempatkan pondasi yang baik mengenai pemahaman seksualnya.
Melansir dari todaysparent.com, pada usia-usia awal anak, mulai kenalkan anak dengan alat seksualnya. Mama dapat mulai mengajarkan penyebutan yang benar secara anatomis.
Penamaan atau penyebutan sangatlah penting!
Gunakan istilah biologis seperti penis, vagina, gelandangan dan puting susu. Ini merupakan sebutan yang umum dan perlu ia ketahui.
Bertahukan juga bahwa bagian tubuh tersebut merupakan privasinya. Jika anak sendiri yang menyentuhnya, itu merupakan hal yang wajar.
Namun jangan biarkan orang lain melakukan hal yang sama.
Mengingat di usia ini keingintahuan anak sangatlah tinggi, ini dapat orangtua manfaatkan ini sebagai cara masuk membahas nilai-nilai dan aturan dalam keluarga terkait pendidikan seksualnya.
Seperti bagaimana memperlakukan alat seksual oranglain juga dengan baik, karena itu merupakan privasi mereka.
4. Pendidikan seks bagi anak usia 5-8 tahun
Pada tahapan usia selanjutnya ini, anak semakin bertumbuh dan rasa penasaran dan keingintahuannya pun meningkat. Di tahap ini, orangtua bisa mengajarkan hal-hal sederhana. Seperti mengenalkan peran ayah dan ibu dan tanggung jawabnya kepada anak-anak dalam sebuah keluarga.
Menurut Unicef dan WHO, mulai kenalkan anak-anak dengan lingkungan sosialnya, khususnya dengan teman-teman sebayanya. Proses pertemanan perlu dibangun dengan berlandaskan kepercayaan, rasa peduli, dan empati yang baik. Ini membantu anak mengekspresikan cinta dan kasih, juga membantu mereka mengenal perbedaan.
Di usia ini juga, orangtua perlu mulai melakukan pengawasan terhadap informasi seksual yang ia peroleh, khususnya melalui media internet. Tetapkan aturan seputar berbicara dengan orang asing dan berbagi foto secara online, juga apa yang perlu anak lakukan saat menemukan sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman.
Oh ya, orangtua juga bisa mulai mengenalkan anak pada proses pubertas yang tak lama lagi akan mereka alami. Beritahukan hal-hal apa saja yang akan berubah, dan bagaimana mereka harus menanggapinya.
5. Pendidikan seks bagi anak usia 9-12 tahun
Dengan bertambahnya usia, anak-anak juga mulai terbiasa dengan tanggung jawab, terutama dalam menganggapi perannya sebagai anak dalam keluarga. Seiring pertumbuhan mental dan pemikirannya yang bertambah dewasa, orangtua dapat mulai mengajaknya mengambil keputusan dalam masalah keluarga.
Pada rentang usia ini, mulai kenalkan anak-anak dengan proses kelahiran dana kehamilan yang terjadi. Jelaskan apa itu hamil dan mengapa ada sebagian orang yang mengadopsi anaknya. Di sisi lain, bertahukan juga tanggung jawab yang perlu dilakukan orangtua, terutama terhadap kesejahteraan dan perkembangan anaknya,
Orangtua juga perlu lebih perhatian pada anak berusia 9-12 tahun ini, khususnya bagi anak perempuan. Sebagian dari mereka mungkin telah mulai merasakan perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Tetap dampingi anak-anak dalam melewati perkembangan dan perubahan tubuhnya dengan ingatkan pada anak-anak bahwa itu adalah hal yang normal.
6. Pendidikan seks bagi anak usia 12-15 tahun
Pada tahap ini, anak-anak pastinya telah mengenal arti cinta, persamaan gender, ketertarikan pada lawan jenis, serta kepedulian pada teman dan keluarga.
Di usia-usia ini juga lingkungan pertemanan anak dapat sangat berpengaruh terhadap perkembangan sikapnya lebih dari llingkungan keluarga. Sangat mudah terjadi konflik pada tahap ini.
Orangtua perlu memperhatikan pertemanan anak, karena pertemanan dapat memberikan dampak negatif.
Seperti halnya pertemanan yang terlalu dekat dapat berujung pada hubungan seksual. Ini sangat beresiko menyebabkan hamil di luar nikah dan menganggu masa depan anakmu.
Pada proses ini juga orangtua dapat menjelaskan secara lebih mendetail mengenai anatomi tubuh dan organ reproduksi manusia.
Hindari penggunaan kata-kata yang tabu, tetaplah menggunakan istilah biologis yang umum.
Di sisi lain, terangkan juga mengenai proses pembuahan yang dapat menyebabkan seseorang hamil, serta risiko kesehatan yang terjadi akibat seseorang melakukan hubungan seksual yang tidak sehat.
7. Pendidikan seks untuk anak usia 15-18 tahun ke atas
Ini merupakan tahap pendidikan terakhir menurut UNICEF dan WHO. Pada rentang ini, anak telah beranjak dewasa, ia telah mengalami masa pubertas yang terjadi pada dirinya.
Beberapa dari mereka juga mungkin telah mengetahui beberapa perbuatan seksual yang tidak sesuai dari moral dan tidak layak dilakukan.
Tugas orangtua pada tahap ini sebenarnya lebih mengatur arah pengetahuan seksualnya ke arah yang baik.
Ingatkan selalu anak untuk menghindari perbuatan seksual yang dilarang oleh hukum.
Penting juga bagi orangtua untuk membahas hal-hal mengenai pernikahan dan hubungan seksual di usia ini. Orangtua dapat menyarankan anak untuk menunda hubungan seksual sampai mereka telah berusia 20 tahun lebih.
Hubungan seksual yang sehat juga meliputi penggunaan alat pengaman dan kontrasepsi dengan baik dan benar.
Itulah cara memberikan pendidikan seks pada anak dan remaja yang tepat. Pendidikan seksual ini termasuk pendidikan penting yang perlu orangtua sampaikan seiring pertumbuhan anak.
Sampaikan informasi dengan jelas dan baik, tanyakan juga pendapat dan perasaan yang anak rasakan. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- 5 Manfaat Penting Pendidikan Seks Anak yang Dilakukan Sejak Dini
- Penting, Ini Dia Cara Memberikan Pendidikan Seks pada Anak Remaja
- Ini 4 Tahap Pendidikan Seks untuk Anak. Bisa Cegah Seks Dini!