Buta warna merupakan gangguan pengelihatan yang umum terjadi. Pada dasarnya, gangguan pengelihatan ini menghilangkan kemampuan seseorang untuk mengenali dan membedakan sebagian warna, atau bahka n seluruh warna.
Penderita buta warna memiliki sel pigmen yang tidak berfungsi, sehingga mata tidak dapat mengenali beberapa warna.
Umumnya hal ini disebabkan karena kelainan genetik yang diwariskan dari kedua orangtua.
Buta warna sendiri dibagi menjadi buta warna parsial juga buta warna total. Buta warna parsial merupakan jenis buta warna yang sering terjadi.
Buta warna parsial atau buta warna sebagian memiliki dua golongan, yaitu kesulitan membedakan warna pada gradasi merah-hijau dan sulit membedakan warna biru-kuning.
Meski begitu, buta warna tidak sulit untuk dikenali. Kamu dapat mengenalinya ketika anak kesulitan mengikuti pelajaran sekolah yang berhubungan dengan warna, seperti seni rupa misalnya.
Namun untuk lebih pasti, Mama dapat membantu anak-anak untuk mengikuti tes buta warna.
Ada banyak cara untuk melakukan tes ini, apalagi di era modern ini. Popmama.com akan membantumu melalui informasi tes buta warna untuk anak.
1. Tes pensil warna
Unsplash/Jess Bailey
Untuk mengetahui anak remajamu memiliki buta warna atau tidak dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya melalui tes sederhana yang satu ini.
Sesuai dengan namanya, tes ini dapat kamu lakukan hanya dengan menggunakan pensil warna. Pertama-tama, kumpulkan pensil warna yang dengan beragam warna.
Lalu mintalah mereka mengambil salah satu pensil warna. Misalnya mengambil pensil berwarna merah dari antara pensil merah, kuning, hijau, juga jingga.
Untuk membuat tes ini lebih akurat lagi, ajak anak untuk melakukannya beberapa kali dengan berbagai warna yang berbeda. Sebab ada kemungkinan anak salah dan mengambil warna seperti yang kamu minta.
2. Perhatikan ketertarikan anak
Freepik
Tes ini pada dasarnya merupakan tes yang lebih mudah daripada tes sebelumnya. Pada tes satu ini, Mama hanya membutuhkan sifat umum manusia, yaitu ketertarikannya pada warna.
Anak-anak meskipun sudah berusia remaja pastinya akan tertarik dengan berbagai warna. Jika tidak memiliki ketertarikan tersebut, ada kemungkinan mereka mengalami buta warna.
Untuk melakukan uji coba tes ini, Mama dapat mengajak anak remajamu melakukan aktivitas menggambar dan mewarnai. Jika mereka tidak tertarik pada kegiatan tersebut, bahkan kesulitan dalam membedakan warna maka ada kemungkinan mereka memiliki masalah dengan pengelihatannya.
Editors' Pick
3. Tes Ishihara
design.tutsplus.com
Tes buta warna ishihara merupakan tes buta warna yang umum digunakan. Pada tes ini, pasien akan dihadapkan dengan gambar yang terdiri dari titik-titik dengan warna berbeda dan membentuk suatu angka ataupun bentuk.
Tes yang berasal dari Jepang ini dapat membantu Mama mengetahui apakah anak-anakmu mengidap buta warna atau tidak.
Titik-titik yang membentuk angka atau gambar diberikan dengan warna-warna yang hampir menyerupai. Ini membuat mereka yang buta warna kesulitan membedakan warna tersebut. Sedangkan mereka yang tidak dapat dengan mudah mengidentifikasi bentuk atau angka yang diberikan.
Tes buta warna ini membantumu mendiagnosa buta warna parsial, khususnya warna merah-hijau.
4. Tes Farnsworth-munsell
iristech.co
Metode tes buta warna farnsworth-munsell atau disebut juga penyusunan merupakan tes buta warna yang meminta pasien untuk menyusun warna berdasarkan gradiennya. Tes ini terdiri dari 85 warna yang tersusun dalam 4 baris.
Tes ini dilakukan dengan menyusun objek tertentu yang terdiri dari berbagai susunan gradasi warna. Berikutnya, susunlah objek warna-warna tersebut berdasarkan urutan gradasi warna yang tepat, contohnya hijau muda-hijau-hijau tua.
Tes buta warna penyusunan digunakan untuk mengetahui adanya perubahan warna yang sangat tipis. Anak-anak yang mengalami buta warna akan kesulitan menyusun gradasi dari warna-warna tersebut.
5. Tes buta warna cambridge
psychophysics.uk
Tes buta warna selanjutnya yang dapat anak remajamu ambil ialah tes buta warna cambridge.
Melihat selewat, tes ini memang memiliki sistem yang sama dengan tes buta warna Ishihara. Kedua tes tersebut sama-sama meminta pasien untuk mencari hurut atau bentuk tersembunyi dalam sebuah lingkaran yang dipenuhi bintik warna berbeda.
Perbedaannya ialah tes ini umumnya dilakukan dengan medium komputer atau kertas kartu. Selain itu, pada tes ini juga anak remaja mama tidak diminta untuk mencari beragam angka atau bentuk, melainkan mereka hanya perlu berfokus pada satu huruf c di tengah-tengah gambar.
6. Tes Anomaloscope
museum.aco.org.au
Tes buta warna Anomaloscope merupakan tes yang cukup rumit karena perlu menggunakan alat tertentu untuk melakukannya.
Ketika menjalani tes, pasien akan diminta untuk melihat ke arah lingkaran yang dibagi ke dalam dua warna, yaitu merah-hijau dan kuning. Lalu mereka diharuskan menekan tombol pada alat ketika warna pada lingkaran berubah menjadi satu warna yang sama.
Sama seperti tes buta warna Ishihara, tes menggunakan Anomaloscope ini dapat membantumu Mama mengetahui apakah anak-anakmu mengidap buta warna parsial merah-hijau atau tidak.
7. Tes buta warna online
iristech.co
Maraknya perkembangan informasi memudahkan Mama untuk mencari apapun di internet, termasuk mengenai tes buta warna. Terdapat berbagai tes buta warna online yang dapat kamu gunakan sebagai referensi untuk mengetahui apakah anakmu mengidap buta warna atau tidak.
Mengikuti tes buta warna secara online akan memberikan hasil yang lebih pasti dan akurat. Tes tersebut pun mudah untuk diakses dan dilakukan, hanya bermodalkan gadget dan koneksi internetmu.
Beberapa contoh web tes buta warna yaitu situs enchroma.com dan colorlitelens.com. Keduanya merupakan website tes buta warna yang memberikan hasil cukup akurat dengan berbagai pilihan tes buta warna yang berbeda, mulai dari metode sampai tes buta warna merah-hijau secara spesifik.
Perlu Mama ingat, buta warna bukanlah kondisi gangguan pengelihatan yang menganggu anak dan aktivitasnya. Buta warna hanya mengakibatkan anak tidak dapat melihat beberapa warna saja.
Itulah beberapa tes buta warna untuk anak. Meskipun tidak dapat diobati, kondisi ini tidak akan menjadi penghalang keberhasilan anak. Semoga bermanfaat!