5 Hal yang Pasti Bisa Mencegah Gangguan Makan pada Anak
Lakukan hal ini agar anak percaya diri terhadap tubuhya
13 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dilansir dari laman Parents.com, Avi Braun, seorang psikoterapis yang berspesialisasi dalam gangguan makan dan masalah citra tubuh, seringkali menemukan kasus remaja dan perempuan muda dengan gangguan makan dan masalah citra tubuh yang berasal saat ia tumbuh di mana mereka menghindari makanan tertentu. Prilaku tersebut timbul akibat dari pengalaman menyakitkan yang pernah mereka alami semasa awal sekolah dasar.
Sikap Mama terhadap makanan dan cara makan dapat meninggalkan kesan terhadap bayi yang baru lahir. Jika seorang anak menyaksikan Mamanya menunjukkan rasa jijik pada bayangannya di cermin, anak mungkin mulai akan meniru perilaku tersebut.
Menurut National Eating Disorders Association (NEDA), 40 hingga 60 persen anak perempuan sekolah dasar (usia 6 sampai 12 tahun) khawatir jika mereka menjadi terlalu gemuk atau bertambah berat badannya. Ini menjadi masalah saat anak perempuan berusia 6 tahun mengkhawatirkan kandungan lemak di kotak makan siang mereka.
Biasanya, lingkungan rumah, temannya di sekolah, iklan dan majalah yang memengaruhi mereka dengan pikiran tersebut. Anak-anak mulai memahami apa arti lemak hanya dengan mendengarnya dari teman sebaya dan orang dewasa lainnya atau menonton TV. Mereka belajar bahwa lemak itu buruk dan akan membuatnya bertambah gemuk. Akibatnya, mereka tidak mau makan.
Dilansir dari Parents.com, Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan Mama untuk membantu si Anak mencegah gangguan makan akibat pikiran buruk tentang tubuhnya
1. Memberikan contoh baik pada citra tubuhnya
Perempuan mungkin telah terpaku pada nilai-nilai budaya, seperti pentingnya tubuh langsing, dan mengalami kesulitan mempercayai keinginan mereka sendiri. Penting bagi Mama untuk sadar ketika merasa buruk tentang tubuh sendiri dan ketika memberi contoh citra tubuh yang negatif.
Berhati-hatilah untuk tidak menggunakan kata-kata seperti "lemak" dan "diet" di rumah. Anak-anak yang masih kecil, terutama anak perempuan rentan terpengaruh. Itu sebabnya, ajari mereka untuk merasa nyaman dengan tubuh mereka yang sedang berkembang.
Sampaikan hal ini dengan kalimat seperti, "Nak, baju itu benar-benar cantik kamu pakai" dan "Kamu adalah anak mama yang cantik di luar maupun dari dalam."
Meski sulit bagi Mama yang sering mengeluhkan tentang bentuk tubuhnya sendiri, kuncinya harus tetap sadar akan bahasa dan kalimat yang dikatakan di depan anak. Sangat penting bagi Mama untuk berpikir positif tentang bentuk tubuhnya sendiri dan menghindari membuat komentar negatif.
Editors' Pick
2. Diskusikan dengan anak tentang makanan yang harus "sering" atau "jarang" dimakan
Ketika membahas pilihan makanan, Mama harus hindari mengelompokkan makanan "baik" atau "buruk" yang dapat membuat anak-anak merasa seolah mereka sudah baik atau buruk dan juga mengkategorikan makanan "sehat" dan "tidak sehat".
Sebaliknya, bicarakan tentang makanan yang harus "sering" dan "jarang" dimakan; ini dapat membantu anak-anak memahami bahwa beberapa makanan lebih baik dimakan dalam jumlah sedikit dan jarang. Sayuran, buah-buahan, biji-bijian, protein, dan produk susu semuanya dapat dijelaskan sebagai makanan "sering" yang berguna dan diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Makanan manis dan gorengan dapat dikategorikan sebagai makanan "jarang" yang rasanya enak tapi tidak terlalu membantu anak tumbuh. Ketika anak mama memang menginginkan makanan "jarang", mereka harus makan hanya sebagian kecil dan berhenti ketika puas.
Perasaan kenyang dan puas mungkin memiliki arti yang berbeda untuk setiap anak, sesuaikan dengan sifat unik si Anak ya, Ma. Biarkan anak mama memutuskannya sendiri, Mama tidak boleh memaksa.