Yuk, Kenali Ciri Anak Kecanduan Game Online dan Cara Mengatasinya
Bagaimana ya cara mengatasi anak yang sudah kecanduan game online?
29 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah anak bisa bermain game online berjam-jam setiap harinya dan susah jika disuruh berhenti? Hmm, waspada ya Ma, itu salah satu ciri anak sudah mulai kecanduan.
Dilansir dari Parentzone.org.uk pada Desember 2017, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa mereka berencana untuk memasukkan Gaming Disorder (GD) dalam edisi terbaru International Klasifikasi Penyakit.
Ini mengikuti keputusan American Psychiatric Association untuk memasukkan Internet Gaming Disorder dalam edisi terbaru Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental pada 2013.
Menurut WHO, seorang individu dengan GD adalah orang yang membiarkan kehidupanya hanya untuk bermain video game dan mengabaikan pada minat hidup dan kegiatan sehari-hari. Perilaku yang menghasilkan konsekuensi negatif seperti penurunan signifikan dalam kehidupan pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, pekerjaan atau bidang fungsi penting lainnya.
Ciri anak yang kecanduan game ditandai dengan frekuensi bermainnya lebih dari tiga kali dalam satu minggu dan setiap kali bermain sampai lebih dari dua jam. Dalam hal ini anak tidak dapat belajar, bermain, bahkan tidur, jika belum bermain game online.
Selain itu ciri-ciri anak yang kecaduan game online di antaranya jam bermain makin meningkat, anak akan menunjukkan permusuhan dan perasaan marah jika jam bermain game nya dikurangi atau dihentikan. Dalam kasus ini, anak bisa lupa waktu, lupa makan, bahkan lupa untuk bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya, seperti teman dan keluarga.
Untuk itu, Mama perlu melakukan tindakan preventif untuk mengatasi kecanduan bermain game online pada anak. Ada 6 cara yang bisa Mama lakukan untuk mengatasinya
1. Ajak bicara dan luangkan waktu dengan anak
Orangtua bisa meluangkan waktu ajak mereka bicara baik-baik, buat kesepakatan dengan anak kalau mereka hanya bisa bermain game di waktu libur.
Selebihnya, orangtua bisa mengajak mereka untuk saling dekat dengan bermain bersama teman, berinteraksi dengan orang lain.
2. Hindari perilaku otoriter
Jangan mengambil paksa gadget yang anak pegang saat bermain game, jangan melarangnya dengan cara itu. Pada kenyataannya, tindakan itu hanya menghentikan sementara, tapi anak akan semakin “lebih berani” dan balik memusuhi.