Sebagian orang menganggap anak terakhir atau yang biasa disebut dengan anak bungsu merupakan anak yang sering dimanja. Hal ini karena anak bungsu biasanya mendapatkan curahan kasih sayang dari orangtua maupun kakak sebelumnya secara penuh.
Padahal, belum tentu demikian adanya. Terkadang, sebutan lain juga sering disematkan pada anak bungsu sehingga membuat si Kecil mungkin saja tak nyaman.
Namun, stigma tersebut juga nampaknya sulit dihilangkan karena telah terlanjur melekat pada anak bungsu. Lalu, apa saja sih sebutan yang biasanya dijuluki pada anak bungsu? Benar atau salah ya, Ma?
Julukan anak bungsu sebagai anak manja nampaknya merupakan sesuatu yang kerap kali muncul dalam benak orang lain. Mungkin, karena kakak-kakak sebelumnya selalu diajarkan untuk mengalah dan mengutamakan si anak terakhir ya, Ma.
Jadi, terkesan anak yang paling dimanja dalam keluarga. Padahal, bisa saja sikap manja dari sang bungsu hanya ditujukan pada orang-orang terdekat saja, seperti orangtua dan saudara kandung.
Namun, ketika terjun hidup bermasyarakat kelak, anak bungsu Mama pasti akan meninggalkan sikap manjanya itu di rumah. Semakin beranjak dewasa, perilaku dan sikap kekanak-kanakannya pun dapat lebih dikondisikan.
Editors' Pick
2. Membuat repot orangtua dan kakaknya
Unsplash/Annie Spratt
Anak bungsu biasa dituding sebagai biang kerok dari segala masalah. Hal ini terjadi karena biasanya si bungsu merasa punya kakak-kakak dan orangtua yang siap membantu menyelesaikan setiap persoalan yang dibuatnya.
Padahal, nyatanya tidak hanya anak bungsu saja yang bisa membuat kekacauan. Anak-anak lain juga demikian, bahkan seorang anak sulung pun bisa salah langkah juga, Ma.
Maka, selalu ajarkan sang anak bungsu untuk selalu bertanggungjawab atas dirinya sendiri ya, Ma. Namun, tetap sediakan tempat saat anak ingin berbagi cerita mengenai masalah yang dialami bersama keluarga di saat mereka butuh.
Komunikasi yang baik akan membuahkan hubungan keluarga yang kompak nan harmonis. Dengan demikian, anak pun terbiasa menyelesaikan masalah tanpa merepotkan orang lain dan julukan seperti ini pun dapat ditepis!
3. Seluruh permintaan harus selalu dikabulkan
Unsplash/Annie Spratt
Penilaian tentang anak bungsu yang satu ini sangat populer. Julukan anak yang selalu ingin dikabulkan seluruh permintaannya juga kerap kali disematkan pada anak bungsu, Ma.
Namun, biasanya hal ini dialami saat usia mereka masih kanak-kanak.
Orangtua juga biasanya menyuruh sang kakak untuk mengalah dan membiarkan si bungsu mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Tetapi, bila anak bungsu sudah beranjak dewasa, hal ini tak akan lagi relevan.
Kecuali memang dari kecil kedua orangtua serta kakak-kakaknya terbiasa memanjakannya. Bukan gak mungkin, kebiasaan itu terbawa hingga dewasa.
Untuk itu, usahakan untuk melatih anak bungsu mama memahami bahwa segala sesuatu yang diingkan tidak harus dituruti. Anak pasti akan mengerti dan terbiasa untuk selalu berusaha dalam mewujudkan impiannya.
4. Dianggap sering meniru sang kakak
Unsplash/Cristina Gottardi
Tak jarang, banyak kakak beradik yang dibilang mirip karena hubungan mereka sangat dekat. Biasanya, si adiklah yang gemar meniru tingkah laku kakaknya sehingga dijuluki bak anak kembar.
Hal seperti ini wajar terjadi, Ma. Apalagi jika perilaku baik sang kakak yang ditiru anak bungsu. Justru akan membanggakan, ya.
Namun, akan menjadi buruk jika sang anak bungsu kelewat batas dan jadi menjiplak segala sesuatu tentang kakaknya. Bahkan, anak bisa kehilangan jati diri karena terlalu berkiblat pada sang kakak.
Jadi, tetap awasi dan arahkan perilaku keduanya ke hal yang positif. Kalaupun melakukan kesalahan, cukup nasehati dan ajarkan sesuatu yang baik agar tak diulangi, Ma.
5. Suka bergantung pada orang yang lebih tua
Unsplash/Janko Ferlic
Anak bungsu juga cukup sering dianggap masih suka bergantung pada orangtua. Baik secara finansial maupun ketika tengah menghadapi masalah.
Namun, hal seperti ini sah-sah saja kan jika segala kebutuhan pokoknya masih dipenuhi oleh orangtua. Mengingat anak-anak memang tanggungjawab dari Mama dan Papa.
Akan menjadi beda apabila keadaannya si bungsu beranjak dewasa dan menikah. Hal ini nampaknya berlaku pada sang anak bungsu maupun sulung.
Kemudian, mengenai setiap masalah selalu melibatkan orangtua, belum tentu faktanya seperti itu benar adanya. Terkadang, seorang anak memang perlu mendapat saran dari orang yang lebih tua, tetapi bukan berarti ia tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Itulah 5 penilaian tentang anak bungsu yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa mungkin terdengar familiar ya, Ma. Mengenai benar atau salah dari penyataan-pernyataan di atas, bergantung pada sudut pandang setiap orang. Jadi, tak perlu diperdebatkan.