Budaya Maritim dan Agraris di Indonesia
Materi kelas 5 SD kurikulum merdeka
27 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dengan kekayaan budaya yang luar biasa.
Letak geografisnya yang strategis, diapit oleh dua samudra besar, membuat Indonesia memiliki hubungan erat dengan laut dan daratan.
Sebagai negara agraris sekaligus maritim, masyarakat Indonesia telah mengembangkan tradisi dan kearifan lokal yang unik di kedua bidang ini.
Berikut Popmama.com membahas mengenai budaya maritim dan agraris Indonesia yang membentuk identitas bangsa serta kontribusinya terhadap kehidupan sehari-hari.
Budaya Maritim di Indonesia
Budaya maritim di Indonesia berkembang karena geografisnya yang terdiri dari lebih dari 17.000 pulau. Berikut adalah aspek penting budaya maritim:
- Perdagangan dan jalur laut: Sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, Indonesia telah menjadi pusat perdagangan maritim. Jalur perdagangan seperti Jalur Sutra Laut menghubungkan Indonesia dengan negara-negara lain seperti India, Cina, dan Arab.
- Keahlian berlayar dan perahu tradisional: Orang Indonesia terkenal dengan keahlian berlayar. Perahu tradisional seperti phinisi dari Sulawesi Selatan menjadi bukti warisan budaya ini. Hingga kini, phinisi masih digunakan dan diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
- Ekonomi laut: Komunitas pesisir banyak bergantung pada hasil laut seperti ikan, kerang, dan rumput laut. Selain itu, aktivitas seperti pembuatan garam dan kerajinan tangan berbasis laut juga menjadi bagian dari budaya maritim.
Editors' Pick
Budaya Agraris di Indonesia
Budaya agraris Indonesia tumbuh subur berkat tanahnya yang subur dan beriklim tropis. Berikut adalah ciri-ciri budaya agraris:
- Pertanian tradisional: Masyarakat Indonesia sejak dahulu kala menggantungkan hidup pada pertanian. Sawah, ladang, dan kebun menjadi sumber penghidupan utama, dengan padi sebagai tanaman pokok yang melahirkan tradisi unik seperti upacara sedekah bumi.
- Sistem subak: Di Bali, budaya agraris terwujud dalam sistem irigasi tradisional bernama subak, yang mengatur distribusi air secara adil ke sawah-sawah. Sistem ini juga mencerminkan filosofi Tri Hita Karana yang menyeimbangkan hubungan manusia dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia.
- Kearifan lokal: Budaya agraris menghasilkan tradisi seperti gotong-royong dalam bercocok tanam, panen bersama, dan upacara adat untuk menghormati hasil bumi.