Jenis-Jenis Penyakit Autoimun pada Anak
3 jenis ini yang paling sering menyerang anak
5 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh terganggu, yang seharusnya melindungi badan dari patogen (virus dan bakteri), justru malah menyerang sel, jaringan dan organ tubuh yang sehat.
Dalam media briefing yang diselenggarakan oleh IDAI pada Selasa (03/09/2024), dr. Endah Citraresmi, SpA(K) mengatakan bahwa tren penyakit autoimun mengalami peningkatan di seluruh dunia.
Oleh karena itu, Mama harus lebih mengenal jenis-jenis penyakit autoimun mulai dari jenis, hingga bagaimana penanganan penyakit autoimun ini, selengkapnya di Popmama.com.
Jenis-jenis Penyakit Autoimun pada Anak
Terdapat banyak sekali jenis penyakit autoimun pada anak, namun dalam kesempatannya saat menjadi pembicara, dr. Endah membagikan jenis penyakit autoimun yang paling sering menyerang anak, berikut diantaranya:
1. Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA)
Ini merupakan salah satu penyakit autoimun yang menyerang sendi anak, dulu dikenal sebagai Juvenile Rhematoid Arthritis (JRA).
Jenis autoimun yang satu ini merupakan salah satu penyebab radang sendi pada anak yang terbanyak sekaligus juga menyebabkan kecacatan pada anak.
Penyakit ini tidak menyebabkan kematian, namun dapat membuat anak cacat dan tidak bisa beraktivitas dengan normal.
JIA dapat terjadi pada semua usia mulai dari bayi hingga remaja, namun rata-rata terjadi pada anak usia 7 tahun.
Penyakit ini timbul bertahap, menetap hingga berbulan-bulan bahkan sampai dengan tahunan, hal ini disebabkan karena beberapa anak tidak merasakan sakit pada sendinya, namun hanya merasakan pegal.
Dapat menyebabkan inflamasi pada membran sinovial dari sendi seperti kerusakan tulang rawan sendi, osteoporosis, atrofi otot.
Beberapa kasus JIA juga ditemukan menyebabkan penyakit sistemik yang melibatkan organ tubuh lain, ada yang disertai demam dan ada juga yang disertai radang pada mata.
Kapan JIA dapat di diagnosis?
- Usia anak dibawah 16 tahun
- Durasi sudah lebih dari 6 minggu
- Artritis atau inflamasi pada sendi, yang disertai dengan:
- Nyeri
- Panas pada perabaan
- Bengkak atau efusi
- Keterbatasan gerak
Gambaran klinis JIA:
- Nyeri sendi: bengkak, hangat, keterbatasan gerak
- Morning stiffness
- Pincang
- Demam
- Anorexia, penurunan berat badan
Editors' Pick
2. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau yang biasa dikenal sebagai lupus juga merupakan salah satu penyakit autoimun yang cukup sering ditemukan pada anak.
Jika JIA hanya menyerang sendi, SLE adalah penyakit autoimun multi-sistem yang dapat menyerang banyak organ seperti mulut, paru-paru, ginjal, kulit, hati, usus, darah, dan juga otot dan persendian.
Lupus dapat terjadi pada semua usia dari anak-anak hingga dewasa, dan lebih sering terjadi pada perempuan, perbandingannya yaitu 9:1.
Pada anak biasanya terjadi menjelang masa pubertas, biasanya jika anak perempuan sudah masuk masa pubertas dan menunjukkan keluhan yang tidak bisa dijelaskan, maka patut dicurigai anak tersebut terkena lupus.
Lupus akan menetap dalam jangka waktu yang lama, sehingga untuk menekan penyebarannya harus mengonsumsi obat secara rutin.
3. Vaskulitis IgA - Henoch Schonlein Purpura
Radang pembuluh darah yang terjadi dikarenakan penumpukan antibodi IgA.
Vaskulitis yang sering terjadi pada anak yaitu HSP.
Kriteria diagnosis:
Jika terdapat purpura (bercak merah) atau petekie terutama pada tangkai bawah. Perbedaan purpura dengan biduran atau bekas gigitan nyamuk yaitu jika ditekan tidak hilang.
Tanda lain yaitu, setidaknya minimal memenuhi 1 dari 4 kriteria berikut:
- Artritis atau artralgia - awitan akut
- Sakit perut difus - awitan akut
- Histopatologi: Vaskulitis leukositoklastik atau glomerulonefritis proliferatif dengan deposit IgA.
- Keterlibatan ginjal (proteinuria atau hematuria)
Penanganan dan Pengelolaan
Pengobatan medis
- Obat anti-inflamasi - non steroid (ibuprofen, aspirin, diklofenak, dsb)
- Kortikosteroid (oral, intraartikular, intravena)
- Obat imunosupresif (azathioprine, methotrexate, cyclophosphamide, cyclosporin)
- Biologic agents - tergantung mekanisme yang mendasari
Pendekatan non-farmakologis
- Penghindaran sinar matahari, menggunakan tabir surya (SLE)
- Terapi fisik (artritis, miositis)
- Dukungan psikososial
Pemantauan
- Disease activity
- Damage index
- Remission and relaps
- Drug toxicity
Masalah Penanganan Penyakit Autoimun pada Anak
- Diagnosis terlambat: Kasus jarang ditemui, kurangnya awareness pada masyarakat dan juga dokter.
- Fasilitas terbatas: Perlu merujuk ke FKTL untuk diagnosis dan tata laksana.
- Minimnya obat formula anak: Kurangnya obat berbentuk sirup membuat anak sulit untuk minum obat. Seringkali ditemukan obat berbentuk tablet yang biasanya dikonsumsi oleh orang dewasa.
- Morbiditas & kecacatan tinggi: Mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
- Mortalitas tinggi: Angka kematian pada anak lebih tinggi daripada orang dewasa.
Demikian penjelasan mengenai jenis-jenis penyakit autoimun yang harus Mama waspadai, jika anak sudah menunjukkan gejala-gejala diatas, segera periksakan ke dokter ya, Ma!
Baca juga:
- Beda Batuk Pilek dengan Penyakit Pernapasan yang Lain pada Bayi
- Waspada Penyakit Mpox yang Sudah Ditetapkan Sebagai Situasi Darurat!
- Cuci Tangan Sebagai Upaya agar Anak Terhindar dari Penyakit