Apa Itu Tradisi Sesajen di Indonesia, Kenali Manfaat dan Tujuannya
Sesajen adalah salah satu cara masyarakat untuk menghormati alam atau roh nenek moyang.
28 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia adalah negara yang memiliki budaya yang beraneka ragam. Keragaman ini pula yang membuat kebiasaan serta kepercayaan tiap daerah berbeda-beda.
Salah satu kebudayaan yang masih dipercaya dan dilakukan hingga saat ini adalah dipersembahkannya sesajen.
Munculnya kebudayaan ini tidak terlepas dari unsur budaya Hindu, khususnya di wilayah Jawa dan Bali, yang kemudian masuk ke berbagai agama yang ada di Indonesia.
Namun, mengapa warga lokal perlu mempersembahkan sesajen? Berikut ini Popmama.com sudah merangkum manfaat dan tujuan sesajen di Indonesia yang perlu diketahui. Yuk disimak!
1. Apa itu sesajen?
Menurut Dr. Sartini, dosen filsafat Universitas Gadjah Mada, tradisi sesajen adalah semacam bentuk persembahan kepada Tuhan, dewa, roh leluhur, dan makhluk gaib yang tidak kasat mata.
Tradisi ini sudah ada sejak sebelum Islam masuk, bahkan sebelum adanya agama Hindu dan Buddha. Selain itu, benda-benda yang dipersiapkan pun bisa berbeda tergantung dari makna dan filosofinya.
Hal ini sejalan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme yang sudah lebih dulu ada di Indonesia. Keduanya meyakini kehadiran roh yang hidup bersama manusia di alam semesta ini. Roh itu merupakan roh leluhur yang telah meninggal dunia.
Sesajen juga dapat diberikan kepada alam, benda, tumbuhan, atau hewan yang dianggap memiliki roh dengan kekuatan besar seperti gunung dan laut.
Bisa juga berisi bagian-bagian dari alam, benda, tumbuhan, atau hewan yang sering dianggap mempunyai roh dengan kekuatan besar. Misalnya, gunung atau laut yang dianggap harus dihormati keberadaannya karena bisa memberikan manfaat atau celaka.
Editors' Pick
2. Manfaat dan tujuan sesajen
Sebagai salah satu bentuk kepercayaan, sesajen diberikan untuk mencegah terjadinya celaka menimpa masyarakat tertentu.
Sebagai contoh, di Lumajang, sesajen termasuk ke dalam tradisi masyarakat setempat untuk "menjinakkan" gunung Semeru agar tidak murka. Dalam arti, mencegahnya untuk erupsi.
Dengan menghormati keberadaan roh tersebut, masyarakat percaya bahwa mereka akan terhindar dari berbagai malapetaka, misal menghindari kematian atau bencana alam yang umum terjadi.
"Tradisi membuat sesaji dapat menjadi bagian bentuk masih adanya kepercayaan tersebut. Manusia merasa harus berdamai, hidup bersama makhluk yang tidak kelihatan tersebut. Melakukan sesaji adalah salah satu caranya," ujar Dr. Sartini.
Selain itu, sesajen juga bisa berfungsi sebagai langkah awal pengobatan sebelum ditangani oleh tenaga medis. Biasanya ia dikhususkan untuk penyakit berat.
Penggunaan sesajen juga biasanya terjadi pada saat seseorang memiliki keinginan, seperti dilancarkan ujian, diberi keselamatan dalam perjalanan, kesuksesan, hingga mencari jodoh.
3. Seringkali dihubungkan dengan hal mistis
Karena berhubungan dengan makhluk tak kasat mata, tradisi memberi sesajen seringkali dihubungkan dengan hal mistis. Ini karena terdapat kepercayaan dalam masyarakat bahwa manusia selalu melakukan kontak secara tidak langsung dengan para makhluk tak kasat mata.
Makhluk ini biasanya terletak di tempat-tempat tertentu dan dianggap memiliki kekuatan serta kekuasaan sehingga harus diberikan penghargaan atas keberadaannya.
Maka dari itu, jika sesajen dilanggar, akan ada pula akibat yang diterima oleh masyarakat tersebut. Bahkan, banyak malapetaka yang dipercaya datang dari sana.
4. Berbagai tradisi sesajen dari berbagai daerah di Indonesia
Ada beberapa perayaan hari besar yang terdapat penggunaan sesajen di dalamnya. Pertama adalah upacara Larung Sesaji yang biasanya ditemukan di daerah dekat pantai, khususnya daerah timur Jawa, seperti Blitar, Pacitan, Banyuwangi, dan Madura.
Upacara ini merupakan ungkapan rasa syukur para nelayan dengan segala hal yang telah diberikan oleh laut. Ada pun nama upacara ini sesuai dengan prosesi pelaksanaannya yang diakhiri pelepasan (pelarungan) sesajen ke laut.
Selanjutnya ada ritual Galungan yang berasal dari Bali. Menurut istilah Jawa kuno, galungan berarti menang. Sesuai dengan maknanya, ritual ini bertujuan untuk merayakan kemenangan melawan kejahatan (adharma).
Di dalamnya, terdapat prosesi persembahan sesajen bernama Tumpek Wariga yang dilakukan selama 25 hari sebelum perayaan hari Galungan.
Persembahan ini ditujukan untuk Sang Hyang Sangkara yang merupakan perwujudan Tuhan sebagai Dewa Kemakmuran dan Keselamatan bagi Tumbuh-tumbuhan.
Tumpek Wariga sangat identik dengan penyajian sesajen dalam bentuk bubur sumsum (bubuh) dengan beragam berwarna. Setiap warnanya pun memiliki makna dan filosofi tersendiri.
Di daerah Jawa Barat, ada ritual Sunda Wiwitan atau Seren Taun. Biasanya ritual ini dilakukan masyarakat di wilayah Jawa Barat sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen.
Itulah beberapa manfaat dan tujuan sesajen di Indonesia. Apa kamu pernah mempersembahkan sesajen?
Baca Juga:
- Kisah Sunan Gunung Jati, Berdakwah dengan Politik di Bumi Pasundan
- Beri Tahu Anak, 7 Hewan dengan Kebiasaan Tidur yang Menarik
- Inilah 7 Kota Tertua di dunia, dan Masih Dihuni Sampai Sekarang