Alternatif judul: 7 tanda game yang sesuai untuk anak, orangtua perlu tahu
Ketika memiliki waktu senggang, anak Mama mungkin akan mengambil hp-nya dan mulai bermain game.
Mungkin terkadang Mama berpikir, sebenarnya game yang dimainkan si Anak sebenarnya sesuai untuknya atau tidak, ya?
Karena itulah Popmama.com mengumpulkan 7 hal yang perlu diperhatikan dari game/tanda game yang sesuai untuk anak supaya anak dapat tetap bermain dengan aman sesuai usianya.
1. Rating umur
Freepik/vectorjuice
Ketika mendownload game di Play Store atau di AppStore, Mama biasanya akan dapat menemukan umur yang sesuai untuk game tersebut.
Misalnya, ketika Mama membuka halaman download game PUBG, akan ada tulisan di bawah judulnya dengan rating umur 12+
Ini berarti game PUBG lebih sesuai untuk dimainkan oleh anak berumur 12 tahun ke atas.
Jika Mama memutuskan untuk membeli game konsol seperti Nintendo Switch atau PlayStation, biasanya rating umur akan tertera di sampul kotak game.
Biasanya game konsol akan memakai sistem rating PEGI atau ESRB yang keduanya memiliki sebutan yang berbeda untuk kategori umur yang serupa.
Rating PEGI adalah sistem rating game yang dibentuk di Eropa. Mereka umumnya akan menulis rating umur seperti PEGI 3, yang berarti aman untuk dimainkan anak berumur 3 tahun.
Sistem rating PEGI memiliki 5 tingkatan, yaitu PEGI 3, PEGI 7, PEGI 12, PEGI 16, dan PEGI 18.
Rating ESRB adalah sistem rating game yang dibentuk di Amerika Serikat dan Kanada. Mereka umumnya menggunakan satu huruf untuk menulis rating umur seperti E, yang berarti dapat dimainkan oleh semua umur.
Sistem rating ESRB memiliki 5 tingkatan, yaitu E (everyone, dapat dimainkan segala usia), E 10+ (dapat dimainkan oleh orang berumur 10 tahun ke atas), T (Teen, umur 13 tahun ke atas), M (Mature, umur 17 tahun ke atas), dan AO (Adult Only, umur 18 tahun ke atas).
2. Judul Game
Pexels/Kevin Bidwell
Terkadang Mama dapat menebak alur pemainan game mobile seperti apa dari judulnya. Misal game dengan judul seperti Mortal Kombat kemungkinan besar akan penuh dengan konten kekerasan.
Begitu pula dengan game dengan judul Ragnarok Online, kemungkinan besar game itu akan dimainkan secara online sehingga anak dapat terhubung dengan orang tidak dikenal.
Namun, tak jarang juga ada beberapa game yang sulit ditebak alurnya hanya dengan melihat judulnya, seperti Genshin Impact atau Mobile Legends.
Kalau Mama mengalami kesulitan untuk menebak permainannya ketika hanya membaca judul, ada baiknya jika Mama mulai membaca sinopsis tentang game yang akan anak mainkan.
Di Play Store ataupun AppStore biasanya akan memiliki keterangan di bawah judul aplikasi tersebut. Dari situ Mama bisa menebak kira-kira game ini memiliki konten seperti apa di dalamnya.s
Editors' Pick
3. Gendre game
Pixabay/ITECHirfan
Mama juga dapat menebak konten sebuah game dari gendrenya.
Gendre game adalah kategori cara memainkan sebuah game supaya kita dapat memiliki gambaran tentang game tersebut sebelum memainkannya.
Misalnya, PUBG masuk ke dalam gendre shooter game di Play Store. Dengan begitu, kita dapat menebak kalau game ini adalah game yang dimainkan dengan cara menembak musuh.
Ada beberapa gendre yang paling umum dimainkan saat ini:
Shooter game: permainan tembakan yang memerlukan hand-eye coordination yang baik untuk melawan musuh. Contoh game dengan gendre ini yaitu ortnite, PUBG, dan Valorant.
MOBA: singkatan dari multiplayer online battle arena, game ini dimainkan seperti catur yang tiap orangnya memainkan jenis bidik yang berbeda. Contoh game dengan gendre ini yaitu Mobile Legends dan Vainglory
Adventure: permainan yang mengeksplorasi dunia game yang luas, umumnya dimainkan sendirian dan memiliki grafik lingkungan yang indah. Contoh game dengan gendre ini yaitu Genshin Impact.
4. Tema warna dan desain game
Pexels/RODNAE Production
Mama juga dapat melihat kesesuaian game dengan usia anak dengan melihat tema warna dan desain karakter yang digunakan dalam game.
Biasanya game yang memiliki warna cerah ditujukan untuk anak-anak, contohnya game seperti Mario Kart atau Sonic.
Game dengan warna tanah atau cenderung abu-abu biasanya ditujukan untuk orang yang sudah lebih dewasa, seperti game PUBG.
Meski begitu, ada pula beberapa game yang memiliki warna cerah namun juga konten yang berbahaya, seperti game Roblox.
Walaupun memang didesain untuk anak-anak, Roblox memungkinkan pemain dari berbagai usia untuk bertemu di berbagai server yang dapat memengaruhi anak ke arah yang kurang pantas.
5. Interaksi dengan orang lain
Freepik/master1305
Jika sebuah game terhubung dengan internet, kemungkinan besar si Anak akan dapat berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal.
Tergantung dengan usia anak, mungkin Mama tidak terlalu ingin membiarkan anak mengobrol dengan orang asing melalui game.
Masalah interaksi dengan orang asing dapat Mama mulai bicarakan kepada anak, seperti bagaimana cara menjaga diri di internet dan apa saja yang menjadi pertanda tidak baik percakapan.
Namun, Mama juga dapat membatasi game yang anak mainkan dengan memberikannya game offline untuk memastikan keselamatannya.
6. Kemungkinan kecanduan pada game
Freepik/pvproduction
Sebenarnya apa yang kita lihat seperi kecanduan lebih dapat dikatakan sebagai engagement dan immersion anak terhadap game yang ia mainkan.
Ini karena mekanisme game serupa dengan media sosial, yaitu dirancang supaya orang terus membuka aplikasinya dan terus bermain. Dengan cara ini, game dapat menggaet anak ataupun orang dewasa.
Game dapat menjadi candu karena beberapa hal:
Adanya gratifikasi instan, seperti memencet sesuatu akan ada hal lain yang terjadi
Adanya rasa kemajuan, seperti naik pangkat atau naik level
Mendapatkan hasil dari usaha sendiri, seperti mendapatkan barang dari melawan monster
Fear of missing out dari kegiatan harian yang mendapatkan reward
Ada sistem undian untuk barang game atau karakter game tertentu
Sebagai orangtua, Mama perlu memahami kekuatan dan daya tarik game yang dimainkan. Karena itulah anak perlu diberikan batasan kapan saja mereka dapat bermain game dan kapan tidak boleh bermain.
Sebagai orangtua, tingkat kecanduan anak pada game dapat dilihat dari seberapa besar rasa marah yang anak tampilkan ketika diminta berhenti bermain game dan melakukan hal lain, seperti saat diajak olahraga pagi atau bahkan diajak makan malam.
Game yang imersif tidak selalu merupakan hal yang buruk. Berarti Mama dapat membolehkan anak bermain game sebagai reward ketika anak sudah melakukan hal-hal baik, seperti sudah selesai mengerjakan PR.
7. Micro-transaction dalam game
Kalau di masa sebelum internet hampir semua game perlu dibayar terlebih dahulu sebelum dimainkan, sekarang hampir semua game dapat dimainkan secara gratis.
Namun, mereka tetap memiliki pemasukan dari transaksi yang ada di dalam game.
Transaksi ini biasa disebut sebagai micro-transaction, yaitu sebuah sistem untuk membeli barang-barang dalam game menggunakan uang sungguhan.
Micro-transaction biasanya digunakan untuk membeli baju karakter atau kosmetik senjata eksklusif yang dinamakan skin.
Meski begitu, ada pula game yang memang merupakan game gacha, yang berarti pemainnya perlu melakukan undian dengan mata uang game tertentu untuk mendapatkan karakter atau senjata.
Mata uang game ini mungkin dapat dimiliki melalui permainannya, namun juga dapat dibeli menggunakan uang sungguhan.
Bagian ini akan lebih sulit untuk dideteksi bagi orang yang tidak memainkan game tersebut, namun Mama dapat mencari tahu melalui review dari orang lain melalui mesin pencarian di internet.
Itulah 7 hal yang perlu diperhatikan dari game/tanda game yang sesuai untuk anak. Sebagai orangtua, Mama perlu juga memerhatikan konten apa saja yang ada dalam hiburan sang anak.
Meski begitu, Mama tetap perlu memerhatikan juga durasi waktu yang dihabiskan anak bermain game. Kalau anak Mama sudah bermain game yang sesuai dengan umurnya belum, ya?