5 Cara Menjelaskan Bersedih Itu Tidak Apa-Apa pada Anak
Banyak anak yang masih ragu meluapkan rasa sedih karena malu, takut dan alasan lainnya
4 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap manusia akan mengalami berbagai perasaan selama menjalani hidup yang datang silih berganti. Asalnya, kita sama-sama tahu bahwa hidup diibaratkan seperti roda yang berputar. Sayangnya, terkadang orangtua tidak mau membuat anaknya bersedih sehingga cenderung melindungi anak-anaknya.
Misalnya, ketika anak terjatuh karena tersandung kebanyakan orangtua justru menyalahkan jalanan atau “kodoknya lompat.” Pasti kamu pernah mendengar kalimat, “Gapapa kodoknya sudah lompat itu.” Padahal, anak jatuh karena kurang hati-hati atau terburu-buru.
Pola asuh tersebut secara tidak langsung membentuk gambaran di pikiran anak bahwa hidup layaknya fairy tale. Dimana isinya kesenangan dan kegembiraan.
Selain itu, kalimat yang berkonotasi tidak memperkenankan anak menangis juga kurang tepat. Karena anak jadi tidak terbiasa mengekspresikan perasaan yang ia alami.
Contohnya, “Sudah jangan menangis lagi”, “Jangan menangis lagi, Mama pusing mendengarnya”, “Jangan menangis nanti jadi jelek,”.
Padahal semakin dewasa kita akan menghadapi masalah-masalah yang kian kompleks. Kadang di atas kadang di bawah, kadang senang, kadang susah, kadang sedih, dan sebagainya.
Tentunya anak akan mengalami perasaan tersebut yang ia dapati seiring bertambahnya usia. Proses inilah yang akan membentuk mental anak menjadi kuat.
Oleh karena itu, Mama perlu memberikan pengertian bahwa tidak ada salahnya untuk bersedih bahkan menangis. Berikut Popmama.com sampaikan ulasan mengenai langkah menanamkan kepada anak bersedih itu tidak apa-apa.
1. Kesedihan adalah hal wajar yang dialami semua manusia
Hal pertama yang perlu Mama dan Papa lakukan adalah memberikan pengertian ke anak bahwa kesedihan merupakan perasaan yang wajar dialami setiap orang. Jadi, bersedih atau menangislah jika kamu merasa keadaan sedang tidak baik-baik saja.
Kesedihan bisa muncul karena kegagalan atau kehilangan. Bersedih biasanya ditunjukkan dengan sikap murung atau menangis. Jadi, menangis bukan berarti lemah melainkan sebagai bentuk emosi manusia.
Dikutip dari The Family Institute, menangis adalah bentuk emosi atas ketidakberdayaan yang ditambah rasa kesal, sedih, maupun rasa tidak percaya diri yang datang dari pemikiran. Jadi, kalau kamu menangis karena bersedih adalah hal manusiawi.
Editors' Pick
2. Memvalidasi kesedihan anak
Murung bisa menjadi tanda bahwa seseorang sedang mengalami kesedihan. Melihat kondisi tersebut, Mama atau Papa bisa mulai mengajak ia untuk berbicara tentang apa yang anak rasakan sehingga ia menjadi murung.
Tindakan tersebut bertujuan untuk memvalidasi emosi kesedihan yang anak rasakan. Validasi emosi merupakan proses mengakui, memahami, dan menerima emosi yang dirasakan orang lain maupun diri sendiri.
Memvalidasi bukan menyetujui kesedihan yang anak alami, tetapi mengakui bahwa adanya bentuk emosi yang sedang dialami.
Pancing dengan kalimat, “Mama lihat kamu murung terus, apakah kamu sedang sedih?” Dari pertanyaan ini, harapannya anak akan mulai menceritakan kondisi dan perasaannya.