Dukung Anak Bermimpi Besar dan Cegah Krisis Percaya Diri saat Remaja
Memasuki usia remaja membuat anak mengalami penurunan kepercayaan diri, ini cara pencegahannya
15 Desember 2022

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap anak akan tumbuh dan beranjak dewasa. Ketika menuju fase dewasa, seseorang akan melewati beberapa tahapan, mulai dari masa bayi, batita, balita, masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Setiap tahapan kehidupan ini, anak akan mengalami masalah yang berbeda-beda dan semakin kompleks.
Maka, orangtua perlu membekali anak dengan asupan baik. Asupan di sini tidak hanya berupa makanan dan nutrisi saja, tetapi juga asupan secara moril. Hal ini berguna untuk kesiapan mental si Kecil agar kuat dan tangguh menghadapi setiap tantangan.
Rasa percaya diri pada anak juga perlu dipupuk sejak dini. Sayangnya, sebagian anak Indonesia mulai kehilangan rasa percaya diri sejak memasuki Sekolah Dasar (SD). Inilah ulasan Popmama.com tentang cara dukung anak bermimpi besar dan cara cegah alami krisis percaya diri saat usia remaja.
Cara Mengembalikan Percaya Diri si Kecil di Usia Remaja
Septi Peni Wulandani sebagai Pemerhati ibu dan anak, Founder School Of Life dan Ibu Profesional membenarkan bahwa anak-anak mengalami krisis kepercayaan diri memasuki usia remaja. Ia menceritakan saat anak-anak masih di bangku Taman Kanak-Kanak (TK), si Kecil sangat aktif tunjuk tangan saat guru membawa benda baru.
Anak-anak antusias menunjuk tangan tak peduli sudah tahu mau bertanya apa atau hanya sekadar ingin tunjuk tangan saja. Keberanian ini harus diacungi jempol karena sudah percaya diri untuk menunjuk tangan. Sayangnya, aksi tunjuk tangan ini perlahan menghilang ketika anak SD hingga SMA.
Perilaku ini berbalik 180 derajat. Ketika ibu dan Bapak Guru mengajukan sesi pertanyaan saat mengajar di dalam kelas, bukannya tunjuk tangan justru anak akan menunduk dan hening. Tak ada yang berani untuk bertanya lebih dalam terkait materi yang dipelajari.
Menurut Septi Peni Wulandani, hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh negatif yang diterima si Kecil. Pengaruh ini bisa dari lingkungan sekitar, cara pendidikan, hingga gizi yang kurang maksimal. Akibatnya anak menjadi lemah secara fisik dan mental. Ia pun membagikan cara mengembalikan percaya diri si Kecil saat di usia remaja, yaitu:
- Pilih lingkungan pendidikan yang positif. Maksudnya adalah pendidikan yang memberikan kebebasan anak untuk memilih apa yang mereka sukai. Seperti halnya saat masa TK atau PAUD dimana jati diri anak masih kuat dan ia diberikan keleluasaan apa yang ia inginkan. Lingkungan saat TK atau PAUD pun dinilai lebih menyenangkan dibandingkan masa SD hingga SMA yang terkesan lebih serius dan kaku.
- Ajak diskusi anak dan terapkan sistem “I know, you know, let’s discuss ,” atau sistem “You know much better, let me hear.” Sistem tersebut membuat anak lebih merasa dihargai dan tidak direndahkan oleh orangtua atau orang dewasa. Berbeda dengan sistem “I know, you don't know and I teached you,” yang mayoritas masih diterapkan pada sistem pendidikan Indonesia. Hal ini membuat anak enggan untuk berpendapat karena takut disalahkan.
- Mulai ajak anak untuk berbicara maupun diskusi tentang berbagai hal yang ingin disampaikan kepada orangtua. Anak yang tidak pernah berbincang dengan orangtua rentan mengalami krisis percaya diri. Ia juga berpotensi mengakibatkan buruknya kemampuan public speaking si Kecil lho.
Editors' Pick
Setiap Anak harus Punya Impian dan Jangan Takut Bermimpi Besar
Pada acara konferensi pers bertajuk “Tunjuk Tangan untuk Generasi Maju Indonesia” “ yang diselenggarakan SGM Eksplor pada Rabu (14/12/2022) menghadirkan salah satu motivator, yakni Merry Riana. Miss Merry (sapaan akrabnya) menuturkan mimpi adalah kata yang sungguh-sungguh mengubah hidupnya.
Meskipun pada realitasnya, mimpi dan kenyataan sering kali berbeda tetapi antara mimpi dan kenyataan ada jalannya. Miss Merry mengatakan perlunya persiapan untuk meniti jalan itu hingga akhirnya mendapat kesempatan emas.
Ia mengibaratkan saat si Kecil berjuang mengejar mimpi seperti sedang mengayuh sepeda. Pedal kanan adalah keep doing dan pedal kiri adalah keep learning. Keep learning dan keep doing ini berjalan seimbang dan saling melengkapi satu sama lain.
Merry Riana juga berpesan jangan pernah mengecilkan apa pun yang pernah hidup berikan kepada diri Mama ataupun anak. Termasuk tidak membandingkan si Kecil dengan anak orang lain. Setiap anak memiliki kehebatan masing-masing.
Ibu dua anak ini kerap menemukan anak muda menyalahkan keadaan hingga kondisi ekonomi keluarganya. Padahal menurut Miss Merry, banyak orang-orang hebat yang berasal dari latar belakang keluarga yang sederhana. Bedanya mereka memiliki keberanian yang besar untuk bermimpi. Jadi, menurutnya setiap anak harus memiliki impian, dan impian ini menjadi kekuatan.
“Hidup tidak ditentukan oleh keadaan, tetapi hidup ditentukan oleh mimpi. Bagi saya mimpi inilah yang memberikan kekuatan. Jadi kita tidak boleh terjebak dengan keadaan tetapi harus berfokus kepada impian. Ha ini juga yang saya tanamkan kepada anak-anak saya,” ungkapnya.