Sejatinya vitamin D tersedia gratis di alam, yakni ditemukan pada sinar matahari. Nah, masyarakat Indonesia sudah familiar dengan kegiatan menjemur bayi ketika si Kecil baru lahir. Dikutip dari Kemenkes, sinar matahari dapat membantu mengaktifkan vitamin D dalam tubuh.
Waktu terbaik untuk menjemur bayi Mama, yaitu sejak terbit sampai jam 09.00 WIB. Sementara pada sore hari pada pukul 15.00 WIB sampai matahari terbenam.
Kegiatan menjemur bayi di bawah paparan matahari cukup selama 10 hingga 15 menit saja.
Meskipun dapat diperoleh dengan cara yang mudah, masih ada lho anak yang kekurangan vitamin D. Padahal vitamin ini amat berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan si Kecil.
Dilansir HealthyChildren, masalah tersebut disebabkan karena perubahan gaya hidup. Sekitar 15 persen anak-anak di Amerika Serikat yang berusia 1-15 tahun mengalami kekurangan vitamin D.
Untuk meminimalisir si Kecil mengalami masalah tersebut, Mama bisa memberikan suplemen vitamin D tambahan. Berikut Popmama.comsampaikan ulasan mengenai dosis vitamin D untuk anak. Simak ya, Ma!
1. Manfaat vitamin D bagi anak
Freepik/zilvergolf
Sebenarnya, vitamin D dihasilkan secara alami oleh tubuh manusia tetapi kondisinya belum aktif. Perlunya bantuan paparan sinar matahari pagi yang menyehatkan guna mengaktifkannya. Ada dua jenis vitamin D, yaitu vitamin D2 (dari makanan nabati) dan vitamin D3 (dari makanan hewani).
Dikutip dari Gritzo, vitamin D3 merupakan nutrisi yang paling penting dalam mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil. Vitamin D3 ini paling banyak ditemukan di pasaran dalam bentuk suplemen cair (sirop), kapsul hingga tablet isap jadi bisa diemut seperti permen.
Lebih lengkapnya, manfaat vitamin D bagi anak antara lain:
Memperkuat tulang, gigi dan sistem rangka tubuh manusia. Vitamin D3 berperan untuk membantu penyerapan kalsium dan fosfor.
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh si Kecil. Vitamin D berperan membangun sistem imunitas dalam tubuh guna melawan serangan penyakit.
Mencegah penyakit kronis, seperti jantung, kanker, dan tumor prostat.
Menstabilkan berat badan anak supaya tetap di angka ideal.
Menurunkan risiko depresi pada si Kecil. Anak yang lebih sering terpapar sinar matahari dan beraktivitas di luar ruangan dinilai lebih bahagia.
2. Kebutuhan harian vitamin D anak
Freepik/jcomp
Kebutuhan harian vitamin D pada setiap anak berbeda-beda. Takarannya disesuaikan dengan usia anak Mama. Bahkan kadar kebutuhannya bisa tinggi untuk anak-anak yang sedang menjalani perawatan kesehatan khusus, seperti penderita osteoporosis.
Melansir Medical Home Portal, berdasarkan rekomendasi American Academy of Pediatric maka kebutuhan vitamin D yang harus tercukupi pada si Kecil dalam satu hari, yaitu:
Bayi usia 0-6 bulan: 400 – 1.000 IU per hari.
Bayi usia 6-12 bulan: 1.500 IU per hari.
Anak umur 1-3 tahun: 2.500 IU per hari.
Anak umur 4-8 tahun: 2.500 – 3.000 IU per hari.
Anak usia 9-18 tahun: 3.000 – 4.000 IU per hari.
Editors' Pick
3. Dosis vitamin D yang sesuai untuk si Kecil
Freepik/mdjaff
Di Indonesia, suplemen vitamin D dibagi menjadi golongan obat bebas dan obat dengan resep. Untuk sediaan 400 – 5.000 IU termasuk obat bebas, artinya bisa dibeli tanpa harus resep dari dokter. Sementara, untuk kadanya lebih dari 5.000 IU harus menyertakan resep dan pengawasan dari dokter.
Umumnya, suplemen ini digunakan untuk orang yang kekurangan vitamin serta diperuntukkan sebagai pengobatan pasien osteoporosis, hipoparatiroid, rakitis, dan hipofosfatemia. Vitamin D yang dijual di apotek ini dapat dikonsumsi oleh anak-anak dan orang dewasa.
Pemberian dosis vitamin D anak disesuaikan berdasarkan tujuannya, apakah hanya untuk mencukupi nutrisi harian atau untuk penanganan sebuah penyakit. Berikut uraian lengkapnya:
Suplementasi vitamin D pada anak: mengikuti angka kebutuhan gizi harian anak, yaitu 400 – 1.000 IU.
Dosis anak menangani rakitis: 300 – 12.500 mcg atau 12.000 – 500.000 IU per hari.
Dosis anak mengatasi hipofosfatemia: 1.000 – 2.000 mcg (40.000 – 80.000 IU) per hari, dosis ini akan dikombinasikan dengan suplemen fosfat.
Dosis anak mengobati Covid-19: 10 mcg atau 400 IU per hari (usia < 3 tahun) dan 25 mcg atau 1.000 IU per hari (anak usia > 3 tahun).
4. Efek samping mengonsumsi vitamin D
Freepik
Mengutip dari NHS.UK, terlalu banyak mengonsumsi atau overdosis suplemen vitamin D dalam jangka panjang dapat menyebabkan penumpukan kalsium. Kadar kalsium yang terlalu banyak ini dapat mengakibatkan hiperkalsemia. Dampaknya dapat melemahkan tulang serta merusak ginjal dan jantung.
Mama dan Papa senantiasa berpegangan terhadap aturan kebutuhan harian vitamin D. Jangan kurang dan jangan berlebihan. Apabila kesulitan menentukan dosis harian yang tepat, orangtua bisa mengonsultasikannya ke dokter agar lebih aman dan presisi.
Selain hiperkalsemia, berikut efek samping dari pemberian suplemen vitamin D yang mungkin muncul pada anak:
Mual atau muntah,
Mudah haus,
Sering buang air kecil,
Tubuh terasa lelah,
Hilang nafsu makan,
Sembelit,
Kebingungan atau disorientasi,
Sakit perut,
Telinga berdenging,
Irama detak jantung tidak teratur, dan
Kerusakan ginjal hingga batu ginjal.
5. Interaksi suplemen vitamin D dengan obat lain
Freepik/master1305
Sebelum mengonsumsi sebuah obat-obatan, seyogyanya mengetahui informasi terkait indikasi obat dengan obat lainnya. Terutama obat atau suplemen yang diberikan untuk si Kecil.
Dikutip dari Mayo Clinic, berikut daftar interaksi vitamin D dengan obat lainnya supaya tidak menimbulkan masalah kesehatan yang lebih buruk.
Penggunaan bersamaan aluminium dapat mengakibatkan kadarnya berlebihan sehingga membahayakan penderita gagal ginjal.
Penggunaan antikonvulsan fenobarbital (Dilantin) dan fenitoin (Phenytek) dapat meningkatkan proses pemecahan vitamin D dan mengurangi penyerapan kalsium.
Atorvastatin (Lipitor) yang dikonsumsi bersama vitamin D menyebabkan proses penyerapan obat terganggu.
Calcipotriene (Dovonex atau Sorilux) menyebabkan risiko terlalu banyak kadar kalsium dalam darah atau hiperkalsemia.
Penggunaan Cholestyramine (Prevalite) menghambat penyerapan suplemen vitamin D dalam tubuh.
Digoksin (Lanoxin) dan vitamin D dosis tinggi menyebabkan hiperkalsemia dan masalah jantung lainnya.
Steroid dapat mengurangi penyerapan kalsium dan merusak pemrosesan vitamin D tubuh.
6. Peringatan khusus sebelum mengonsumsi vitamin D
Freepik/stockking
Dari laman WebMD, terdapat beberapa peringatan khusus yang perlu dipahami sebelum memutuskan untuk mengonsumsi suplemen vitamin D. Setidaknya ada delapan masalah kesehatan yang tidak dianjurkan atau harus lebih berhati-hati ketika menggunakan suplemen vitamin D ini.
Penderita Aterosklerosis. Suplemen vitamin D akan memperburuk kondisi kesehatan pasien, terutama jika ada riwayat penyakit ginjal.
Pasien histoplasmosis. Vitamin D meningkatkan kadar kalsium pada pasien sehingga berakibat penyakit batu ginjal.
Anak yang memiliki kadar kalsium tinggi. Suplemen vitamin D hanya akan memperburuk kondisi kesehatan si Kecil.
Penderita hiperparatiroidisme, berpotensi meningkatkan kadar kalsium.
Penderita limfoma, dapat meningkatkan kadar kalsium sehingga mengakibatkan batu ginjal.
Penyakit ginjal, meningkatkannya kadar kalsium serta tingginya risiko pengerasan pembuluh darah pada pasien ginjal akut.
Pasien sarkoidosis, dapat meningkatkan kadar kalsium sehingga mengakibatkan batu ginjal.
Penderita tuberkulosis (TBC), meningkatkannya kadar kalsium sehingga mengakibatkan batu ginjal.
7. Rekomendasi suplemen vitamin D untuk anak
Tokopedia.com/JAHFAFA STORE/AkbarStore03/ Apotek Sehat Bersama Pd Bambu Jakarta Timur
Di apotek atau toko obat banyak sekali produk suplemen vitamin D untuk anak. Jika, Mama dan Papa bingung harus pilih vitamin D yang mana, yuk simak ulasannya di bawah ini.
1. Blackmores Super Kids Growing Bones Chewables
Produk suplemen terdiri dari kalsium bebas laktosa dan vitamin D3 yang dikhususkan untuk anak usia 2 – 12 tahun. Memiliki aroma dan rasa seperti buah-buahan sehingga kemungkinan besar disukai oleh si Kecil.
Blackmores Super Kids Growing Bones Chewables berbentuk tablet dan dikonsumsi dengan cara dikunyah. Harganya mulai dari Rp 150 – 290 ribuan berisi 60 tablet.
2. Childlife Organic Vitamin D
Suplemen ini mengandung vitamin D3 400 IU yang bisa membantu orangtua dalam memenuhi kebutuhan harian anak. Childlife Organic Vitamin D dapat digunakan oleh anak dari mulai usia 0 bulan lho.
Bedanya untuk bayi umur 0 – 1 bulan cukup 6 tetes setiap hari. Sementara anak berumur lebih dari 1 tahun sebanyak 8 tetes. Harganya mulai dari Rp 168 ribuan.
3. Imedco Kid D3
Imedco Kid D3 ini mengandung vitamin D3 sebanyak 400 IU setiap 1 ml. Obat golongan suplementasi vitamin D untuk anak ini bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfat dari usus. Artinya merangsang percepatan pembentukan tulang yang sehat. Imedco Kid D3 dibanderol seharga Rp 89 ribuan.
4. Prove D3 Drop
Prove D3 Drop dapat dikonsumsi oleh satu keluarga, termasuk si Kecil. Lantaran aman dipakai oleh anak usia 1 tahun ke atas dengan dosis satu tetes per hari. Setiap tetes mengandung 400 IU yang bisa memenuhi kebutuhan harian anak Mama dan Papa.
Suplemen vitamin D ini juga tidak menggunakan perasa, pengawet dan alkohol. Selain diminum dengan cara diteteskan, Prove D3 Drop bisa dicampur ke dalam makanan atau minuman lho. Rentang harga produk ini adalah Rp 165 – 236 ribuan.
5. Scott’s Emulsion Vita
Produk dengan ikon ikan ini juga bisa jadi pilihan Mama untuk dijadikan sebagai suplementasi vitamin D anak. Tak hanya vitamin D saja, Scott’s Emulsion Vita mengandung vitamin A, E, Omega-3, kalsium, dan minyak ikan kod. Jadi, asupan nutrisi anak lebih lengkap. Varian yang ditawarkan adalah rasa jeruk. Harga vitamin D untuk anak ini sekitar Rp 43 – 68 ribuan.
Nah, itulah paparan terkait dosis vitamin D untuk anak. Vitalnya peran vitamin D dalam tubuh anak menyadarkan orangtua untuk kembali mengevaluasi apakah kebutuhan vitamin D anak sudah terpenuhi atau belum. Periksakan si Kecil sebelum terlambat ya, Ma.