5 Cara Cerdas Orangtua Menghadapi Perubahan Perilaku Anak Pra-Remaja
Menghadapi anak harus dengan pendekatan tersendiri, tidak bisa disamakan satu dengan yang lain
4 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Papa dan Mama pasti pernah melewati masa remaja. Namun, bukan berarti hal tersebut membuat orangtua bisa dengan mudah mendidik dan menghadapi perilaku anak yang sedang memasuki tahapan usia pra-remaja, lho.
Ada beberapa hal yang membuat anak berubah sikapnya ketika memasuki fase pra-remaja.
Pertama, adalah perubahan biologis yang terjadi pada anak. Hal ini membuat anak cenderung lebih tertutup dari orangtuanya, apalagi mengenai hal-hal yang berbau biologis.
Kedua, akan ada perubahan secara psikologis.
Anak pra-remaja memiliki banyak pertanyaan di benaknya apalagi pada saat pencarian jati dirinya. Anak akan mulai penasaran dan ingin mengenal lebih jauh tentang apa itu rokok, kekerasan, minuman yang mengandung alkohol, atau rasa cinta kepada lawan jenis.
Bagi para orangtua, menghadapi perubahan perilaku anak pra-remaja memang susah-susah gampang. Sama halnya seperti berkesenian, memahami anak pra-remaja juga membutuhkan skill tersendiri.
Jadi, bagaimana menghadapi anak pra-remaja ini? Yuk, simak tips dari Popmama.com ini.
1. Jadilah sumber informasi utama
Sebagai orangtua, Mama dan Papa harus bisa menjadi sumber informasi yang pertama bagi anak terkait hal apa pun yang berhubungan dengan pubertas.
Tidak hanya itu, Mama juga harus mengikuti gaya pergaulan anak zaman sekarang, termasuk penggunaan gadget dan juga mengikuti trending topic di media sosial.
Orangtua juga harus menyiapkan diri dengan berbagai informasi mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan pubertas yang diperlukan oleh anak. Jangan merasa canggung kalau menemukan keadaan di mana anak bertanya seputar seks dan kehamilan.
Berikan informasi yang jelas, jadi anak tidak bingung lagi saat memasuki usia pra-remaja.
Editors' Pick
2.Berikan pendidikan agama dan moral
Pendidikan agama dan moral merupakan hal terpenting. Inilah yang akan menjaga anak mama dari berbagai hal yang tidak diinginkan di masa depan.
Edukasi formal mungkin bisa didapatkannya di sekolah, begitu pun dengan pendidikan agama dan moral. Tapi memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari jauh lebih penting dibanding teori yang didapat dari sekolah.
Pada akhirnya orangtua harus mampu memberikan contoh perilakukan yang sesuai ajaran agama dan moral kepada anak.
Ajarkan anak yang telah beranjak pra-remaja itu dengan cara mencontohkan agar ia lebih memahami bagaimana caranya menjalani hidup yang sesuai dengan norma agama dan memiliki moral yang baik.