5 Cara Mengajarkan Anak Membela Diri saat Menghadapi Bullying
Bullying adalah kasus kompleks yang membuat korbannya merasa tidak berdaya dan putus asa
16 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tentu kata intimidasi memicu perasaan takut pada banyak orangtua.
Di mana bullying adalah bentuk penindasan dari satu individu atau kelompok yang lebih kuat. Di situlah ada niat untuk menyebabkan rasa sakit bagi korban, baik secara fisik maupun emosional.
Dikutip dari Today.com, sulit untuk tenang saat menemukan anak telah terluka. Tetapi orangtua harus tetap tenang dan tidak melakukan sesuatu yang kontraproduktif membuat anak berpikir mereka sebaiknya tutup mulut dan menderita dalam diam.
Di sinilah sangat penting bagi orangtua untuk duduk dan berbicara dengan anak. Berikut Popmama.com berikan 5 cara mengajari anak membela diri saat menghadapi bullying, diantaranya :
1. Melatih kepekaan dan kewaspadaan anak terhadap lingkungan sekitar
Mewaspadai lingkungan, bisa menjadi kunci keselamatan.
Ajak anak untuk lebih waspada dengan lingkungan sekitar dengan cara mengenali lingkungan. Mengenal lingkungan membuat anak lebih peka jika terasa ada sesuatu yang tidak beres di sekelilingnya. Ketika masuk ke lingkungan baru, anak juga harus bisa observasi dengan cepat sehingga ia bisa waspada.
Dengan melatih kepekaan dan kewaspadaan, ini bertujuan menghindarkannya dari keadaan terpojok bila diganggu. Dengan mengenal lingkungannya, anak juga jadi tahu kemana ia harus melarikan diri atau minta pertolongan dengan segera ketika dalam bahaya.
Editors' Pick
2. Latih anak bersuara tegas dan lantang
Sebaiknya orangtua bisa membantu anak dengan strategi dan menemukan kekuatan agar ia keluar dari siklus yang sulit itu.
Melbourne Child Psychology.com mengatakan, ketegasan adalah keterampilan yang harus diajarkan kepada anak-anak. Tujuannya memungkinkan mereka untuk membela diri dan membangun ketahanan.
Ya, dimana para perundung biasanya tidak akan menyerang anak yang memiliki kepercayaan diri dalam suaranya. Maka ajarkan anak latihan khusus, terutama dalam situasi darurat.
Bantu mereka berlatih mengeluarkan suara yang lantang dan tegas agar menjadi teror mental para perundung. Dengan artian bahwa lawannya bukanlah orang yang lemah, sehingga perundung akan berpikir ulang melakukan penyerangan.
3. Dorong anak mengikuti kelas bela diri
Ada beberapa dugaan bahwa penindasan bullying bisa memiliki dampak pada respon fisiologis terhadap kesulitan yang dialami oleh anak.
Protectivity.com menjelaskan, banyak alasan mengapa anak-anak harus belajar seni bela diri. Di mana seni bela diri mengajarkan mereka keterampilan penyelesaian konflik yang damai, tanpa kekerasan dan menekankan bahwa pertengkaran fisik harus dihindari.
Dengan mengikuti kelas bela diri, anak akan dapat membela diri saat terjadi bullying.
Melalui seluruh kemampuan yang dimilikinya, ia mampu bertindak dengan benar dan berani mempertahankan haknya saat tertindas.
4. Ajari anak menjalin pertemanan secara luas
Ketika seorang anak dibully dan mengalami permasalahan, maka dia akan terus terbayang dan akhirnya merasa cemas.
Menurut Kids Health.org, jika anak memberi tahu tentang ditindas sebaiknya dengarkan dan berikan kenyamanan. Ingatkan anak bahwa dirinya tidak sendirian dan ia harus mengetahui apa yang harus dilakukan tentang hal itu, yakni dengan menghadapinya bersama-sama.
Biasanya, pelaku bullying tidak menjadikan anak yang punya banyak teman sebagai target.
Jadi ajari ia menjalin pertemanan secara luas, karena grup pertemanan akan mencegah perundungan.
5. Bangun tingkat kepercayaan diri pada anak
Marah adalah reaksi alami saat anak mengalami bullying. Itulah yang memang jadi tujuan utama bullying. Kemarahan hanya akan membuat pelaku bullying merasa semakin kuat.
Raising Children.net mengungkapkan, sebuah kepercayaan diri membantu anak-anak mengambil risiko yang sehat dalam menyelesaikan masalah. Ini memberi mereka dasar yang kuat untuk pembelajaran dan pengembangannya.
Ajarkan anak agar selalu merasa percaya diri. Dimana membangun tingkat kepercayaan diri bisa dimulai melalui bahasa tubuh yang meyakinkan, berjalan dengan tenang, berani melakukan tatap mata hingga berani meninggalkan para pelaku.
Latih anak agar dapat melakukan hal itu dengan baik, sekalipun ia sedang merasa ketakutan.
Itulah 5 cara yang bisa dilakukan untuk mengajari anak mengahapi saat ia jadi korban bullying. Selalu sayangi dan berikan dukungan untuk mereka.
Baca juga:
- Eksklusif: Andien Aisyah Blak-Blakan Soal Cyber Bullying yang Dialami Millennial Mama
- Penting! Ini Tips dan Trik Mencegah Anak Menjadi Korban Cyber Bullying
- 6 Tipe Anak Rentan Korban Bullying. Anak Pintar pun Bisa Jadi Sasaran!