Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Mabes Polri menangkap laki-laki berusia 44 tahun berinisial PS yang melakukan kekerasan seksual atau pencabulan terhadap 7 anak laki-laki.Pelaku berprofesi sebagai penjaga sekolah. Di samping itu, dia juga mengajar ekstrakurikuler Pramuka dan bela diri.
Penangkapan terjadi pada hari Rabu tanggal 12 Februari 2020, pukul 18.00 WIB, di rumah PS yang berada di daerah Jawa Timur.
Perilaku Menyimpang karena Trauma Masa Lalu
Menurut sumber, tersangka pernah menjadi korban kekerasan seksual sewaktu ia kecil. Pelaku dicabuli dan disodomi sejak usia lima tahun hingga delapan tahun oleh pamannya yang saat ini telah meninggal dunia.
Sejak pengalaman pahitnya itu, PS mulai memiliki perilaku seksual yang menyimpang. Hal itu diperparah dengan kebiasaannya menonton konten pornografi Anak di media sosial. Ia juga tergabung dalam komunitas pedofil.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menghimbau para orangtua harus waspada dan memahami bahasa tubuh psikologi anak. Digital parenting, perlu disiapkan khususnya bagi orangtua-orangtua muda. Galakkan gerakan tidak telanjang depan kamera diperlukan karena banyak eksploitasi kekerasan seks pada anak yang terjadi di depan kamera.
Tidak ada cara yang mudah untuk melindungi anak-anak dari pelecehan seksual, namun masih ada beberapa langkah yang dapat Mama ambil untuk mengurangi risiko ini. Jika sesuatu terjadi pada si Anak, ingatlah bahwa pelakunya yang harus disalahkan, bukan Mama dan terutama bukan si Anak.
Berikut ini beberapa tindakan pencegahan yang dapat Mama ambil untuk membantu melindungi anak-anak dari pelecehan seksual yang telah Popmama.com rangkum:
1. Bicarakanlah tentang bagian tubuh sejak dini
Pexel/Nicholas Githiri
Berilah nama pada setiap bagian tubuh si Anak dan bicarakanlah dengannya lebih awal. Gunakan nama yang tepat untuk setiap bagian tubuh, Mama perlu ajarkan si Anak apa kata yang tepat untuk menamakan setiap bagian tubuhnya.
Ketika si Anak sudah merasa nyaman menggunakan kata-kata yang telah diajarkan untuk setiap bagian tubuhnya, hal tersebut dapat membantunya berbicara dengan jelas jika sesuatu yang tidak pantas seperti pelecehan seksual telah terjadi.
2. Ajarkan pada si Anak beberapa bagian tubuh merupakan hal yang privasi
Pexel/Andrea Piacquadio
Beri tahu si Anak bahwa bagian tubuh pribadinya bersifat privasi yang tidak untuk dilihat semua orang. Jelaskan padanya bahwa hanya orangtuanyalah yang dapat melihat si Anak tanpa mengenakan busana.
Selebihnya, hanya boleh melihat si Anak saat sedang mengenakan pakaian. Jelaskan juga bagaimana dokter termasuk ke dalam orang yang boleh melihat si Anak tanpa berpakaian, sebab hal tersebut semata-mata dilakukan untuk keperluan medis. Namun tentu saja, harus ada Mama atau Papa yang mengawasi saat dokter memeriksa.
Editors' Pick
3. Ajarkan batasan tubuh si Anak
Pexel/PexenDesign
Katakan dengan tegas kepada si Anak bahwa tidak ada yang boleh menyentuh bagian tubuh pribadinya. Jelaskan padanya bahwa ia tidak boleh juga menyentuh bagian tubuh pribadi milik orang lain.
Sebagian besar pelaku akan memberi tahu si Anak untuk merahasiakan pelecehan yang dilakukannya. Cara yang dilakukan pun bisa dimulai dengan cara yang ramah hingga dengan cara mengancam. Oleh karena itu, Mama perlu membuat si Anak selalu terbuka dalam hal apapun.
4. Beri tahu anak kamu bahwa tidak seorang pun boleh memotret bagian tubuh pribadinya
Pexel/Alexandrews
Hal ini kerap diabaikan oleh para orangtua. Namun, tetap waspadalah sebab para pedofil suka mengambil dan memperjual-belikan foto anak-anak tanpa busana secara online. Untuk itu, pastikan bahwa tidak ada seorang pun yang boleh mengambil foto bagian tubuh pribadinya.
Mama juga perlu mengenal tanda-tanda pelecehan seksual pada si Anak, lalu perhatikanlah setiap perubahan padanya, tidak peduli seberapa kecil perubahan tersebut. Cermati apakah perbuatan pelecehan telah terjadi pada si Anak dengan demikian Mama bisa mengambil langkah awal yang harus dilakukan.
5. Ajari Anak kamu bagaimana keluar dari situasi yang menakutkan atau tidak nyaman
Pexel/Cottonbro
Beberapa snak merasa tidak nyaman untuk mengatakan ''tidak'' kepada orang lain terutama kepada teman sebaya atau orang yang lebih dewasa. Jelaskan padanya bahwa tidak apa-apa untuk menolak ajakan orang lain apalagi jika hal tersebut dirasa tidak tepat.
Bantulah si Anak untuk keluar dari situasi yang tidak nyaman. Beri tahu anak mama bahwa jika seseorang ingin melihat atau menyentuh bagian tubuh pribadinya, si Anak dapat menolaknya atau sekadar berpura-pura untuk pergi dan meminta perlindungan.
6. Miliki kata sandi yang dapat digunakan si Anak ketika ia merasa tidak aman atau ingin dijemput
Pexel/Blackice
Seiring bertambahnya usia anak-anak, Mama dapat memberinya kata sandi yang dapat digunakan saat ia merasa tidak aman. Hal tersebut dapat digunakan dimanapun si Anak berada baik ketika sedang di rumah, ketika ada tamu di rumah ataupun ketika ia sedang bermain di luar.
Sisihkan waktu untuk dihabiskan bersama anak mama. Biarkanlah si Anak tahu bahwa ia dapat mendatangi Mama jika ia memiliki pertanyaan atau jika seseorang berbicara kepadanya dengan cara yang membuat ia merasa tidak nyaman.
7. Beri tahu anak-anak kamu, ia tidak akan terkena masalah jika memberi tahu kamu tentang pelecehan yang dialaminya
Unsplash/IrinaMurza
Besar kemungkinan si Anak akan tidak mengatakan apa-apa ketika pelecehan terjadi kepadanya sebab ia pikir dengan mengatakan hal yang sebenernya, si Anak akan mendapatkan masalah juga. Ketakutan yang dialami si Anak sering disalahgunakan oleh pelaku pelecehan untuk membuat ia tetap bungkam.
Maka itu, Mama perlu beri tahu si Anak bahwa apa pun yang terjadi, ia tidak akan pernah mendapat masalah saat ia bercerita kepada Mama. Ingatkan kepada si Anak, ketika ia menerima sentuhan pada bagian tubuh pribadinya baik sentuhan yang bersifat menyenangkan maupun tidak, keduanya tetap merupakan tindakan pelecehan yang harus dilaporkan kepada pihak berwajib.