Kiat-kiat agar Anak Mama Berani Berbicara, seperti Aeshnina Azzahra

Aeshnina Azzahra menulis surat terbuka dan mengirimkannya kepada Presiden Donald Trump

24 Januari 2020

Kiat-kiat agar Anak Mama Berani Berbicara, seperti Aeshnina Azzahra
IDN Times/ Fitria Madia

Pernahkan anak mama menyampaikan pendapatnya tentang suatu hal tertentu? Bagaimana jika hal tersebut menyangkut banyak orang?

Aeshnina Azzahra adalah salah satu dari sekian anak yang berani menyuarakan pikirannya ke depan banyak orang. Anak yang masih berusia 12 tahun ini, menulis  surat dan mengirimkannya kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Perdana Menteri Australia Scott Morrison, dan juga Kanselir Jerman Angela Merkel melalui Kedubes negara-negara itu di Indonesia. 

Azzahra yang berasal dari Gresik, Jawa Timur ini, dalam suratnya, ia meminta kepada petinggi-petinggi negara yang mengirimkan limbah sampah terbanyak ke Indonesia, untuk segara menariknya kembali ke negara asalnya.

Azzahra melihat kondisi tumpukan sampah di Desa Bangun, Kecamatan Pungging, Mojokerto, yang berjarak sekitar 15 kilometer dari tempat tinggalnya. Sampah impor dari negara-negara maju ini diimpor oleh sebuah perusahaan kertas yang memakai sampah-sampah plastik itu untuk membuat pelet yang diekspor ke China.

Sisa sampah plastik yang tidak terpakai kemudia dibuang ulang dan seringkali dijual ke perusahaan tahu untuk menjadi bahan bakar. Tentu saja, sampah plastik yang dibakar sebagai bahan bakar itu merusak lingkungan dan menyebabkan polusi udara yang mengganggu kesehatan.

Semua orangtua berharap untuk membesarkan anak seperti Aeshnina Azzahra. Anak dengan karakter yang penyayang, baik hati, berjiwa sosial, dan akan berdiri tidak hanya untuk apa yang mereka yakini, tetapi juga untuk orang lain tentunya sangat diidam-idamkan.

Hal-hal seperti itu pastinya membutuhkan usaha yang tidak mudah bagi seorang Mama. Sebab jika Mama menginginkan si Anak menjadi orang yang bermoral, kamu harus membesarkannya dengan cara cara berikut ini yang telah Popmama.com  rangkum untuk Mama:

1. Ajarkan rasa peduli terhadap orang lain

1. Ajarkan rasa peduli terhadap orang lain
https://www.pexels.com/photo/love-cute-kids-baby-50601/

Orangtua cenderung mengutamakan kebahagiaan si Anak daripada rasa kepeduliannya terhadap orang lain. Tetapi anak-anak perlu belajar untuk menyeimbangkan kebutuhannya dengan kebutuhan orang lain, contohnya si Anak lebih mengutamakan menolong pengemis dengan memberi uang jajannya sesekali dibanding membeli mainan kesukaanya yang sudah berkali-kali .

Anak-anak perlu mendengar dari orangtua bahwa peduli dengan orang lain adalah prioritas utama. Kamu perlu menghormati komitmen si Anak, bahkan jika itu membuatnya tidak bahagia.

Alih-alih mengatakan kepada si Anak: "Yang paling penting adalah kamu bahagia," katakan "Yang paling penting adalah kamu baik."

Pastikan anak-anak kamu  selalu menyapa orang yang lebih dewasa dengan hormat, bahkan ketika si Anak lelah, terganggu, atau marah.

Tekankan kepedulian saat kamu berinteraksi dengan orang dewasa yang ada di kehidupan anak-anak kamu. Misalnya, tanyakan kepada guru si Anak apakah ia anggota masyarakat yang baik di sekolah.

Editors' Pick

2. Latihlah si Anak dengan rasa syukur

2. Latihlah si Anak rasa syukur
https://www.pexels.com/photo/grayscale-photo-of-man-woman-and-child-736428/

Anak-anak perlu diajarkan untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada orang lain yang telah membantunya. 

Dilansir dari Washington.com, penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki kebiasaan mengungkapkan rasa terima kasih lebih cenderung  bermurah hati, berbelas kasih, dan memaafkan orang lain dan mereka juga lebih cenderung bahagia dan sehat.

Usahakan agar tidak memberi hadiah pada si Anak untuk setiap tindakannya yang membantu kamu, seperti membersihkan meja makan.

Bicaralah dengan Anak kamu tentang tindakan peduli dan tidak peduli yang mereka lihat di televisi dan tentang tindakan keadilan dan ketidakadilan yang si Anak lihat atau dengar di berita.

Jadikan rasa syukur sebagai kebiasaan yang dilakukan si Anak saat makan malam, waktu tidur, di dalam mobil, atau di kereta.

3. Jadikan diri Mama sebagai teladan yang baik

3. Jadikan diri Mama sebagai teladan baik
https://www.pexels.com/photo/boy-child-childhood-happiness-235554/

Anak-anak memperhatikan tindakan orang dewasa yang berada di sekelilingnya. Dengan menjadi contoh bagi si Anak bukan berarti kamu perlu mempraktikkan kejujuran, keadilan, dan kepedulian diri kamu sendiri.

Kamu perlu mengakui  kesalahan dan kekurangan diri sendiri agar anak-anak bisa menghormati dan mempercayai kamu. Kamu bisa mulai memberi contoh kepada si Anak dengan mengajaknya untuk melakukan kerja bakti atau sekadar berbagi kebahagian dengan anak-anak yatim di panti asuhan.

4. Bimbing si Anak dalam mengatur emosi yang negatif

4. Bimbing si Anak dalam mengatur emosi negatif
https://www.pexels.com/photo/toddler-with-red-adidas-sweat-shirt-783941/

Mama perlu mengajari si Anak bahwa merasakan semua emosi itu hal wajar, tetapi beberapa emosi negatif butuh untuk dikendalikan oleh Anak. Anak-anak membutuhkan bantuan Mama untuk belajar mengatasi emosi-emosi tersebut dengan cara yang produktif.

Mungkin Mama bisa meminta si Anak untuk ambil napas dalam-dalam melalui hidung dan buang napas melalui mulut, kemudian hitung dari satu sampai lima. Berlatihlah saat si Anak sedang dalam emosi yang baik-baik saja.

Kemudian, ketika kamu melihatnya marah, ingatkanlah tentang langkah-langkah tadi dan lakukanlah dengannya. Setelah beberapa saat, si Anak akan mulai melakukannya sendiri sehingga ia dapat mengekspresikan perasaannya dengan cara yang tepat.

Anak adalah titipan dari Tuhan yang sangat berharga bagi setiap Mama. Maka dari itu, sudah kewajiban orang tuanya untuk menjaga agar si Anak menjadi manusia yang berperilaku baik. Semoga cara diatas dapat bermanfaat ya, Ma!

Baca juga:

The Latest