Anak Tunarungu di Pamulang Mengalami Penganiayaan di Lingkungannya
Penganiayaan pada anak tersebut sudah terjadi sejak tahun 2020
7 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kekerasan pada anak-anak bukan hal baru yang terjadi di Indonesia. Hingga kini masih saja ada kasus yang kekerasan yang menghampiri anak-anak. Seperti kasus yang baru-baru ini dialami oleh anak tunarungu di daerah Tangerang.
Seorang anak tunarungu di Bambu Apus, Pamulang, ERN (13) diduga menjadi korban penganiayaan. Kekerasan yang dialami oleh ERN diduga dilakukan oleh BB, seorang montir di sekitar tempat kejadian.
Ternyata kekerasan ini diperkirakan mulai terjadi dari tahun 2020.
Berikut ini, Popmama.com merinci kejadian yang dialami oleh ERN.
Editors' Pick
1. Hampir dilempari batu
Orang tua korban, Yudi Nugroho mengatakan bahwa pada November 2020 ia pernah menyaksikan sendiri anaknya hampir dilempar batu oleh seorang montir bengkel dekat rumahnya.
"Awalnya saya lihat anak saya mau dilempar batu sama diduga pelaku ini, yang juga montir bengkel di depan gang rumah saya. Langsung saya datangi dan tanya anak saya salah apa," ungkap Yudi, pada 6 april 2020.
"Saya bilang ke pelaku minta maaf kalau anak saya punya salah tapi dia tidak bilang kesalahan anak saya di mana," lanjut Yudi.
Namun, walau sudah ditanya, pelaku tidak menjawab pertanyaannya meskipun Yudi sudah memanggil anaknya untuk meminta maaf.
Selain itu, montir bengkel itu juga pernah mendatangi tempat tinggalnya dan lapor jika ERN mengganggu. Namun lagi-lagi montir itu tak mau menyebut kesalahan atau gangguan yang dilakukan ERN.
"Saya tanya mengganggunya kenapa tapi dia langsung pergi. Maksud saya kalau dia kasih tau kesalahan anak saya nanti saya didik anak saya," ujar Yudi
2. Dipukuli dan diinjak-injak hingga tubuhnya memerah
Kejadian penyiksaan terhdap ERN masih berlanjut hingga Maret 2021. Pada Kamis 18 Maret 2021, Yudi melihat tubuh anaknya merah-merah saat hendak mandi sore, tetapi anaknya itu tidak mengadu. Yudi mengira anaknya terkena alergi.
Kemudia, pada 19 Maret 2021 ada tetangga yang datang ke rumah Yudi dan mengadu bahwa ERN dipukuli.
"Dia menyampaikan, hari Kamis ada pemukulan terhadap korban di depan kontrakan saya," ujar Yudi saat ditemui di kediamannya, Selasa (6/4/2021).
Tetangganya pun bercerita ERN menangis diinjak-injak oleh pelaku. Bahkan pelaku melontarkan kata-kata kasar kepada korban.
Setelah mendapat pengaduan dari tetangga, Yudi memeriksa keadaan tubuh anaknya. Ditemukan memar di tubuh bagian depan dan belakang.
Yudi langsung bertanya kepada anaknya tentang kejadian yang ia alami.
"Saya interograsi anak, Kamu ribut sama siapa. Dia menunjuk di situ (tempat pemukulan), benar sesuai keterangan saksi. Lalu saya tanya siapa yang melakukan dia nunjuk ke situ (bengkel pelaku)."
3. Melapor kepada pihak kepolisian
Atas kejadian tersebut penganiayaan-penganiayaan tersebut, Yudi dan Mira (istri Yudi) sudah melapor dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh BB terhadat ERN itu ke polsek Pamulang dengan bukti nomor LP/187/K/III/2021/Sek Pam.
Kapolsek Pamulang, Kompol Prasetyo membenarkan adanya laporan terkait dugaan penganiayaan yang dialami ERN di kawasan Bambu Apus tersebut. Saat ini, kepolisian sedang menyelidiki kasus tersebut dengan meminta keterangan lebih lanjut dari pihak keluarga korban dan juga ERN yang diduga mengalami penganiayaan.
Baca juga:
- Migrain, Dampak yang Muncul Akibat Kekerasan Emosional pada Anak
- Bagaimana Menyiapkan Anak untuk Menghadapi Kejahatan Teknologi?
- Masuki Ramadan, Waspadai Modus Kejahatan yang Mengincar Kamu!