Cegah Stunting dan Anemia pada Anak, Ciptakan Masa Depan Gemilang
Tubuh yang sehat, mampu membantu anak lebih fokus dan produktif dalam mengerjakan aktivitasnya
29 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak-anak remaja saat ini adalah pemimpin bangsa di masa depan. Untuk itu, mereka harus mendapatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan terbaik agar dapat memajukan bangsa.
Namun, pada kenyataannya masih banyak remaja di Indonesia yang mengalami stunting dan anemia. Keadaan ini mampu menurunkan produktivitas dan kebugaran tubuh, penurunan prestasi belajar, penurunan imunitas, penurunan konsentrasi, dan keterlambatan pertumbuhan.
Tidak hanya itu, stunting dan anemia juga bisa mengakibatkan anak mengalami penyakit serius seperti gagal jantung, kanker, diabetes, dan obesitas.
Jika hal ini dibiarkan terus menerus, tidak menutup kemungkinan anak-anak Indonesia menjadi tertinggal dari anak negara lain.
Keadaan ini membuat Phapros mengadakan acara “Gen Z Talent Activation Membangun Generasi Digital Bebas Stunting" di SMA Negeri 1 Purwakarta untuk mengedukasi para murid terkait pentingnya mencegah stunting dan anemia serta membagikan obat penambah darah.
Berikut ini Popmama.com bagikan informasi selengkapnya untuk Mama. Simak yuk!
Editors' Pick
1. Jumlah anak remaja yang terkena stunting di Indonesia
Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) dari Kementerian Kesehatan, pada tahun 2021 prevalensi stunting di Indonesia secara Nasional mencapai 24,4%. Artinya hampir satu perempat balita di Indonesia menderita stunting.
Selain stunting, masalah anemia pada remaja pun cukup tinggi. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia.
Dua penyebab masalah kesehatan ini yakni kurangnya asupan makanan yang bernutrisi dan bergizi serta kurangnya aktivitas fisik.
2. Pentingnya edukasi stunting dan anemia untuk remaja
Memasuki usia remaja, biasanya si Anak telah memperhatikan bentuk tubuhnya masing-masing. Mereka ingin memiliki tubuh yang ideal. Sayangnya, masih banyak stigma di kalangan masyarakat Indonesia, jika perempuan yang cantik, yakni mereka yang kurus. Begitu pun dengan anak lelaki, mereka berlomba membentuk badan sebaik mungkin.
Tak jarang hal tersebut membuat para remaja melakukan diet. Sayangnya tidak semua remaja melakukan diet yang benar. Beberapa dari mereka melakukan diet yang salah hingga membuat tubuh kekurangan gizi.
Hal ini mengakibatkan remaja Indonesia mengalami stunting dan anemia. Untuk itu, penting sekali sosialisasi dan edukasi terkait stunting dan anemia pada anak remaja.
Maka dari itu, Phapros bersama Kementerian BUMN, Telkomsel, dan Bio Farma mengadakan acara “Gen Z Talent Activation Membangun Generasi Digital Bebas Stunting” di SMA Negeri 1 Purwakarta. Acar ini dihadiri langsung oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Dalam acara ini, Phapros bersama Bio Farma (Persero), berkesempatan untuk memberikan edukasi secara langsung pada siswa tentang pentingnya mencegah stunting sejak dini.
Intervensi sejak dini diperlukan untuk memastikan para remaja putri sehat dan terbebas dari anemia, sehingga bisa mencetak generasi penerus bangsa yang bebas stunting, enerjik dan berprestasi.