Dilaksanakan di Bali, Ini Pengertian & Manfaat KTT G20 untuk Indonesia
Akankah membawa perubahan untuk negara Indonesia di masa depan?
25 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia secara resmi memegang Presidensi G20 selama setahun penuh, mulai dari 1 Desember 2021 hingga KTT G20 pada November 2022. Hal ini ditetapkan setelah serah terima Presidensi dari Italia (selaku Presidensi G20 2021) kepada Indonesia pada 31 Oktober 2021 di Roma, Italia.
Keputusan ini membuat Indonesia menjadi negara berkembang pertama di dunia yang menjadi tuan rumah G20.
Di tahun ini, Presidensi G20 mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger". Artinya, Indonesia mengajak seluruh masyarakat dunia untuk bersama-sama melakukan pemulihan dan menjadi lebih kuat.
Dengan terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20, maka Indonesia pun menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan dilaksanakan pada 30-31 Oktober 2022 mendatang di Bali.
Indonesia menjadi negara Asia ke-5 yang menjadi tuan rumah KTT G20 setelah Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
Namun, tahukah kamu apa itu G20 beserta manfaatnya untuk Indonesia?
Jika belum tahu, berikut ini Popmama.com telah membagikan rangkuman tentang sejarah G20 dan manfaatnya untuk Indonesia. Baca dan tambah wawasanmu, yuk!
1. Apa itu G20?
G20 atau Group of Twenty adalah forum antar pemerintah yang terdiri dari 19 negara dan satu lembaga Uni Eropa. Mereka akan bekerja sama untuk mengatasi masalah utama yang terkait dengan ekonomi global seperti stabilitas keuangan internasional, mitigasi perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan.
Negara yang tergabung dalam G20 yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Prancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Semua presiden dari masing-masing negara nantinya akan mengadakan pertemuan di KTT Tahunan G20.
Selain itu, G20 pun dipercaya memiliki posisi strategis karena secara kolektif merupakan representasi dari 85 persen perekonomian dunia, 80 persen investasi global, 75 persen perdagangan internasional, 60 persen populasi dunia.
Editors' Pick
2. Sejarah terbentuknya G20
G20 terbentuk atas rasa kecewa komunitas internasional terhadap kegagalan G7 dalam mencari solusi terhadap permasalahan perekonomian global yang dihadapi pada tahun 1997-1999.
Maka dari itu, di tahun 1999, Menteri Keuangan G7 (Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis) membentuk G20 dengan tujuan untuk membahas kebijakan dalam rangka mencapai stabilitas keuangan internasional.
Salah satu pandangan yang membentuk G20 adalah pentingnya melibatkan negara-negara berpenghasilan menengah dan memiliki pengaruh ekonomi secara sistemik untuk diikutsertakan dalam perundingan demi mencari solusi permasalahan ekonomi global. Salah satu negara yang terpilih yakni Indonesia.
Sejak saat itu, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 mulai mengadakan pertemuan untuk membahas respon terhadap krisis keuangan global di tahun 1997-1999.
Di tahun-tahun berikutnya, pertemuan tingkat Menteri Keuangan ini tetap rutin dilaksanakan pada musim gugur atau sekitar bulan Oktober atau November.
Pada 14 - 15 November 2008, Presiden Amerika Serikat George W. Bush mengundang para pemimpin negara-negara G20 dalam KTT G20 pertama.
Dalam kesempatan itu, para pemimpin negara melakukan koordinasi terkait respons global terhadap dampak krisis keuangan yang terjadi di AS kala itu. Melalui pertemuan itu, para pemimpin negara pun sepakat untuk melakukan pertemuan lanjutan setiap tahunnya yang diberi sebutan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G20.
KTT G20 ini berbeda dari forum multilateral pada umumnya. G20 tidak memiliki sekretariat tetap. Tempatnya selalu berubah setiap tahunnya sesuat dengan Presidensi (tuan rumah) pelaksanaan KTT G20.
Namun, agar pelaksanaan KTT G20 berjalan lancar, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 biasanya akan melakukan pertemuan beberapa kali dalam setahun sebelum pelaksanaan KTT G20.
Tak hanya itu saja, presidensi tahun berjalan beserta presidensi sebelum dan presidensi selanjutnya (disebut Troika) pun akan melakukan koordinasi secara intensif tentang kesinambungan agenda prioritas G20.