Duh! Ucapan Ini Membuat Anak Miliki Mental "Pengemis" saat Hari Raya
Hati-hati, ucapan ini tanpa disadari sering keluar dari mulut Mama dan Papa!
14 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memberi hadiah Hari Raya Idul Fitri atau sering disebut sebagai "THR" pada anak menggunakan amplop bergambar merupakan salah satu tradisi yang sudah dilakukan dari dulu.
Biasanya anak-anak akan mendapatkan THR dari saudara atau kerabat dekat yang sudah dewasa dan bekerja.
Tradisi ini sebenarnya memiliki arti yang baik karena mengajarkan anak untuk saling berbagi.
Namun terkadang di tengah momen bagi-bagi THR, tanpa disadari orangtua suka mengajarkan anak-anak menjadi pribadi yang suka "meminta-minta".
Inilah yang harus dihindari, Ma!
Hal yang mebuat anak memiliki jiwa meminta-minta yaitu berasal dari meminta hadiah Lebaran atau THR.
Terkadang ada orangtua yang sengaja meminta THR terlebih dahulu kepada kolega atau anggota keluarga lainnya dengan alasan untuk anaknya. Sedangkan anak-anak biasanya hanya menuruti saja apa omongan orangtuanya.
Akan tetapi perlu diperhatikan kemungkinan besar hal yang dilakukan oleh Mama dan Papa akan dicontoh oleh anak-anak.
Sehingga tidak menutup kemungkinan di masa depan ia akan menjadi orang yang biasa meminta-minta.
Agar hal buruk tersebut tidak terjadi pada anak mama, beriktu ini Popmama.com telah merangkum beberapa hal yang perlu dihindari oleh orangtua agar anak tidak memiliki "jiwa pengemis".
Simak yuk, Ma!
1. Kalimat yang salah dari orangtua
Biasanya membagikan hadiah Lebaran atau THR dilakukan sekaligus dengan acara halalbihalal.
Inilah waktunya orangtua untuk hati-hati dalam berucap.
Hindari beberapa kalimat yang tak sengaja membuat anak memiliki jiwa pengemis, berikut ini:
"Lihat tuh ada tante datang, salim dulu sana biar dapat uang"
"Tante nih ponakannya mau salim. Mana nih tante THR buat ponakannya."
"Tante ponakannya sudah jauh-jauh datang, masa belum dikasih THR"
"Tante udah kerja pasti dapet THR, bagi dong keponakannya"
"Tante udah ngasih, masa Om nggak ngasih THR ke keponakannya"
"Ayo ikut halalbihalal ke rumah teman Mama. Dia orang kaya lho, kalau kamu ke sana nanti pasti dikasih uang"
"Nak, Paman mau pulang tuh! Kalau kamu salim nanti dikasih uang, lho"
Kalimat di atas perlu dihindari keluar dari mulut orangtua sebab jika diucapkan akan membuat anak memilik jiwa untuk meminta-minta terhadap orang lain di suatu saat nanti.
Anak akan merekam ucapan dan perilaku tersebut, bisa jadi suatu saat nanti ia akan meminta-minta uang kepada orang lain.
Jadi, yuk stop mengucapkan hal-hal tersebut!
Editors' Pick
2. Hadis dan ayat Al-Quran yang perlu orangtua ketahui
Pada hakekatnya, memiliki jiwa peminta-minta sangat dilarang dalam ajaran islam. Hal tersebut tercantum dalam beberapa hadis berikut ini:
"Barangsiapa meminta-minta padahal dirinya tidak fakir, maka seakan-akan ia memakan bara api" (HR Ahmad 4/165)
Dalam hadis lain pun ditegaskan barang siapa yang meminta-minta maka tidak ada daging di wajahnya saat hari kiamat.
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu 'Anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain (mengemis) sehingga ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya.” (Muttafaq ‘Alaih)
Seseorang yang meminta-minta sama saja mereka meminta bara api.
“Barangsiapa meminta-minta harta orang untuk memperkaya diri, sebenarnya ia hanyalah meminta bara api. Oleh karenanya, silahkan meminta sedikit atau banyak.” (HR. Muslim)
Namun, meminta-minta diizinkan saat seseorang berada di tiga situasi, yaitu memiliki hutang, seseorang yang ditimpa musibah, dan seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup.
Diriwayatkan dari Sahabat Qabishah bin Mukhariq Al-Hilali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Qabishah! Sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal, kecuali bagi salah satu dari tiga orang: Seseorang yang menanggung beban (hutang orang lain, diyat/denda), ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, kemudian berhenti. Dan seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup. Dan seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya mengatakan, ‘Si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup,’ ia boleh meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain untuk ketiga hal itu, wahai Qabishah! Adalah haram, dan orang yang memakannya adalah memakan yang haram”.
3. Libatkan anak dalam beramal
Agar anak tidak memiliki mental pengemis, lebih baik ajarkan ia untuk beramal, Ma. Salah satu cara yang dapat Mama lakukan yaitu dengan melibatkan anak saat melakukan kegiatan amal. Hal tersebut guna memperlihatkan langsung bahwa kedua orangtuanya benar-benar beramal, bukan hanya memberikan teori saja.
Contoh kegiatan beramal yang dapat melibatkan anak-anak, yaitu berbagi mainan dan baju bekas layak pakai kepada orang lain. Karena belum memiliki penghasilan, anak-anak dapat beramal menggunakan barang yang ia punya.
Mintalah anak mama untuk memilih pakaian dan mainan yang ingin mereka donasikan. Setelah anak menyisihkan mainan dan pakaian, ajak anak ke pos pengumpul donasi untuk memberikan barang-barang tersebut.
Contoh lainnya, Mama bisa mengajak anak saat membayar zakat. Berzakat merupakan salah satu kegiatan beramal yang jarang diketahui orang. Sebab, seseorang yang membayar zakat langsung berurusan dengan amil zakat. Untuk itu, mengajak anak saat mama membayar zakar termasuk momentum yang bagus guna menambah referensi kegiatan beramal di mata anak-anak.
4. Manfaat mengajarkan anak beramal sejak kecil
Dengan melakukan kegiatan amal berarti Mama dan anak-anak telah melakukan kegiatan bermanfaat untuk orang lain.
Namun, selain berdampak bagi penerima, beramal juga berdampak bagi pemberinya lho, Ma!
Nah, berikut ini ada beberapa manfaat yang didapat dari mengajarkan anak beramal:
- Membuat anak merasa berperan dan terhubung dengan lingkungan atau dunia di luar dirinya.
- Merasa bahagia saat mengetahui pemberiannya bermanfaat bagi orang lain.
- Memiliki perasaan dan pandangan positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
- Membantu menemukan arti dan tujuan dalam menjalani hidup.
- Beramal juga dapat membuat anak merasakan kesenangan karena merasa mampu berperan dan membuat kondisi orang lain menjadi lebih baik dengan apa yang dilakukannya.
- Membantu meningkatkan jiwa sosial dalam diri anak.
Nah itu dia hal-hal yang harus Mama dan Papa hindari agar tidak mendidik anak memiliki jiwa pengemis.
Anak- anak boleh kok menerima uang THR dari sanak saudara dan kerabat dekat boleh, tetapi jangan sampai meminta, ya.
Jangan lupa juga untuk mengingatkan anak mengucapkan terima kasih dan tersenyum saat di beri THR. Semangat terus mendidik anak ya, Ma!
Baca juga:
- 10 Inspirasi Model Baju Lebaran untuk Anak Remaja
- 7 Menu Brunch untuk Anak yang Bosan dengan Masakan Lebaran
- Agar Tidak Boros, Ajarkan Anak Kelola Uang Lebaran Yuk!