Kembalikan Uang Rp718 Juta, Kehidupan Tukang Ojek Muda Berubah Drastis
Kisahnya bisa menjadi pengingat untuk remaja agar selalu jujur dan tidak mengambil yang bukan haknya
12 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehidupan Emmanuel Tuloe, lelaki 19 tahun asal Liberia ini berubah drastis saat dia bersikap jujur.
Tahun lalu, ketika sedang mencari nafkah sebagai tukang ojek, Emmanuel menemukan uang dalam bungkusan kantong plastik di pinggir jalan. Setelah ia buka, di dalamnya ada uang senilai 50.000 dolar AS atau sekitar Rp718 juta. Uang kertas senilai ratusan juta rupiah itu campuran uang kertas AS dan Liberia.
Emmanuel bisa saja langsung mengantongi uang tersebut untuk mengubah hidupnya. Namun, ia berpegang teguh untuk menyimpan uang berjumlah fantastis itu dengan baik di bibinya.
Tak lama dari itu, Emmanuel mendengar sang pemilik uang meratap dan meminta tolong pada penemu uang tersebut untuk mengembalikannya. Ia mengatakan tersebut melalui radio yang pada saat itu didengar langsung oleh Emmanuel.
Akhirnya, Emmanuel langsung bergegas mengembalikan semua uang tersebut pada pemiliknya.
Siapa sangka, ternyata sikap jujur itu bisa mengubah kehidupannya dalam sekejap. Emmanuel mendapat hadiah fantastis dari berbagai pihak.
Apa saja hadiah yang didapat oleh Emmanuel? Simak rangkuman informasi yang Popmama.com sajikan berikut ini yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Diganjar hadiah uang tunai dari banyak pihak
Sikap jujur Emmanuel ini ternyata mendapat cemooh dan ejekan dari sebagian warga di sekitarnya. Sebab dengan uang sebanyak itu Emmanuel mungkin bisa hidup mapan bersama keluarganya.
Walau demikian, siapa sangka jika sikap dan perilakunya ini ternyata mendapat ganjaran uang tunai dari berbagai pihak.
Presiden Liberia George Weah memberinya 10.000 dollar AS atau sekitar Rp143 juta. Pemilik sebuah media lokal juga memberinya uang tunai, serta hadiah lainnya dari para pemirsa televisi dan pendengar radio.
Sementara sang pemilik uang pun memberi Emmanuel hadiah uang tunai senilai 1.500 dollar AS atau sekitar Rp21 juta.
2. Bisa meneruskan pendidikan gratis
Selain uang tunai, Emmanuel pun mendapat hadiah untuk melanjutkan pendidikannya. Kini, ia sedang menempuh pendidikannya di Ricks Institute, salah satu sekolah paling bergengsi di Liberia.
Bahkan, ia pun mendapat tawaran beasiswa penuh dari sebuah perguruan tinggi di AS. Beasiswa ini dapat ia gunakan ketika sudah menyelesaikan pendidikannya.
Dikutip dari BBC News Afrika, Emmanuel merasa sangat menikmati aktivitas sekolahnya saat ini setelah cukup lama tidak mengikuti pembelajaran di sekolah.
"Saya menikmati aktivitas di sekolah, bukan karena Ricks memiliki nama besar, tetapi karena disiplin akademik dan nilai-nilai moralnya," kata Emmanuel seraya mengumbar tawa dan memainkan kerah bajunya saat berujar.
Diketahui, sama seperti kebanyakan anak-anak Liberia dari latar belakang pedesaan yang miskin, Emmanuel pun terpaksa untuk putus sekolah saat usia sembilan tahun untuk mencari uang bagi keluarganya. Ia memilih untuk menjadi tukang ojek.
Peristiwa ini dimulai setelah sang Papa meninggal dunia akibat kecelakaan dan Emmanuel memutuskan untuk tinggal bersama bibinya.
Tentu saja momen kembali ke sekolah ini bukanlah situasi yang mudah untuk Emmanuel. Ia membutuhkan membutuhkan banyak dukungan di sekolahnya yang baru.
Ketika Emmanuel pertama kali bergabung dengan kelas enam, "Dia merasa sedikit rendah diri; dia tidak bisa menyuarakan dirinya sendiri di kelas, tetapi hari demi hari kami mengerjakannya", ujar guru kelas utamanya Tamba Bangbeor menjelaskan kepada BBC.
"Secara akademis, dia datang dengan fondasi yang rendah, jadi kami mencoba memasukkannya ke dalam program pengayaan. Itu membantunya," lanjutnya.
Walaupun kini Emmanuel memiliki gap usia yang jauh dengan teman-teman sekelasnya, ia tidak merasa keberatan dan menggambarkan mereka sebagai "ramah".
Emmanuel pun sangat menikmati suasana di asrama. Ia mengatakan, "Kehidupan asrama itu baik karena ini adalah cara belajar untuk hidup sendiri suatu hari nanti".
Di masa depan, Emmanuel bercerita belajar akuntansi di perguruan tinggi sebagai persiapan diri untuk membantu memanajemen penggunaan uang negara.
Sebelum itu mewujudkan impiannya, pihak sekolah memberitahu bahwa Emmanuel harus menempuh pendidikan sekolah menengah selama enam tahun dan akan lulus di usia 25 tahun.