Remaja Telat Menstuasi Setelah Vaksinasi Covid-19, Ini Penjelasannya!
Ada beberapa laporan di Inggris yang menyatakan terlambat menstruasi akibat vaksinasi
5 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada berbagai jenis vaksin Covid-19 yang dapat disuntikkan pada tubuh manusia. Masing-masing jenis vaksin memiliki efek samping yang berbeda-beda untuk tubuh.
Jika vaksin yang sama disuntikkan pada beberapa orang berbeda, maka efekanya pun bisa bermacam-macam.
Di Inggris terdapat beberapa laporan bahwa vaksinasi berdampak pada siklus haid seorang perempuan.
Namun efek samping ini tidak disebutkan oleh pihak yang menangani vaksinasi, dokter dan tenaga kesehatan.
Jadi, telat menstruasi setelah vaksinasi Covid-19 apakah efek samping tersebut benar adanya? Yuk cari tahu jawabannya berdasarkan paparan informasi dari Popmama.com berikut ini.
Editors' Pick
1. Apakah benar vaksin Covid-19 berdampak pada menstruasi perempuan?
Vaksinasi Covid-19 dapat menimbulkan beberapa efek samping pada tubuh seperti demam, nyeri otot atau sendi, sakit kepala, mual dan mengantuk.
Selain itu, ada pula beberapa laporan yang menyatakan vaksin Covid-19 membawa perubahan terhadap siklus menstruasi. Namun, data tentang efek samping ini masih sangat langka.
Menurut informasi yang diperoleh dari The Times, Medicines & Healthcare Products Regulatory Agency DI Inggris telah menerima hampir 4.000 laporan perubahan siklus menstruasi setelah vaksin Covid-19 pada 17 Mei 2021.
Dari jumlah tersebut, 66 terjadi setelah vaksin Moderna, 1.158 terjadi setelah vaksin Pfizer-BioNTech dan 2.734 kasus terjadi setelah vaksin Oxford-AstraZeneca.
Laporan tersebut berisi tentang pernyataan menstruasi mereka menjadi lebih berat dan terkadang lebih lama.
Berkaitan dengan laporan tersebut para ahli sedang mempertimbangkan beberapa hipotesis. Namun, hingga saat ini belum diketahui faktor vaksinasi Covid-19 yang mempengaruhi perubahan siklus menstruasi.
Sebenarnya, keterlambatan menstruasi tersebut bisa saja disebabkan karena seseorang memang sudah memiliki kelainan yang mungkin mempengaruhi perdarahan dan pembekuan.
Selain itu, bisa jadi juga karena orang tersebut menang sedang mengalami perubahan siklus menstruasi.
Adapun faktor stress dan hormon uang bisa menjadi penyebab gangguan menstruasi. Hormon kortisol, yang disebut juga sebagai hormon stres, dapat mempengaruhi menstruasi dan menyebabkan perubahan siklus menstruasi.
Jadi, untuk saat ini tidak ada kaitan antara vaksinasi Covid-19 dengan menstruasi.
2. Lalu, bolehkah menerima vaksin Covid-19 ketika sedang menstruasi?
Seseorang boleh mendapatkan vaksinasi virus corona jika memenuhi beberapa beberapa kriteria utama berikut ini:
- Tidak terkonfirmasi menderita Covid-19 atau sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah 3 bulan.
- Tekanan darah di bawah 180/110 mmHg saat skrining sebelum vaksinasi
- Bagi yang memiliki penyakit kronis, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, vaksin Covid-19 bisa diberikan jika berada dalam kondisi sehat dan terkontrol dengan pengobatan dokter
- Suhu tubuh tidak lebih dari 37,5 derajat C
- Bagi penderita HIV, vaksin dapat diberikan bila hasil pemeriksaan CD4 lebih dari 200
- Penderita penyakit paru, seperti asma dan PPOK, hanya boleh divaksinasi jika kondisinya sudah terkontrol melalui pengobatan
- Penderita TBC boleh diberi vaksin setelah mengonsumsi obat antituberkulosis secara teratur lebih dari 2 minggu
- Tidak mengalami gejala ISPA dalam 7 hari terakhir dan tidak memiliki kondisi medis tertentu, seperti alergi terhadap vaksin atau penyakit autoimun
- Dipastikan tidak sedang hamil
Dari banyaknya persyaratan di atas, menstruasi tidak termasuk di dalamnya. Untuk itu, seseorang yang sedang menstruasi tetap boleh melaksanakan vaksinasi Covid-19.