Review Film Turning Red, Kisah Seorang Mama dan Remaja Perempuanya
Cari tahu cara atasi masa pubertas remaja yang tepat agar hubungan orangtua dan anak selalu hangat
14 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pixar kembali merilis film animasi terbarunya yang berjudul Turning Red di Disney+ Hotstar pada Sabtu (12/3/2022). Turning Red menjadi film animasi panjang Pixar pertama yang disutradarai oleh seorang perempuan yakni Domee Shi, seorang animator berdarah Tiongkok-Kanada. Keren sekali bukan, Ma?
Film ini pun tampil dengan penuh warna sehingga dapat membangkitkan keceriaan dan semangat para penonton selama film berlangsung. Dilansir dari Los Angeles Times, hal itu terinspirasi dari anime Jepang yang menjadi tontonan sehari-hari Domee Shi.
Menariknya lagi, film Turning Red ini mengangkat kisah hubungan antara anak remaja 13 tahun dan mamanya. Cocok banget deh dijadikan salah satu tontonan akhir pekan Mama dan si Anak.
Jika merasa masih ragu dengan film ini, coba simak review Popmama.com tentang film Turning Red berikut ini. Simak yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Sinopsis Turning Red
Turning Red bercerita tentang kisah Mei Lee, anak remaja perempuan 13 tahun keturunan Tiongkok-Kanada yang tinggal di Toronto. Ia seorang anak gadis yang penurut terhadap segala peraturan kaku yang dan serba menuntut dari keluarganya.
Setiap pagi ia pergi ke sekolah, kemudian pulang ke rumah dan membantu sang Mama, Ming Lee menjaga kuil milik keluarga yang ada di sebelah rumahnya. Tak hanya itu, Ming pun selalu menuntut Mei untuk mendapatkan nilai yang sempurna di semua mata pelajarannya. Hal itupun dituruti oleh Mei.
Selain itu,, Mei Lee pun tak memiliki kebebasan untuk menyukai sesuatu. Sang Mama tak mengizinkannya untuk menyukai lawan jenis dan melarangnya menyukai boyband. Bahkan, sebenarnya Ming pun tak terlalui menyukai teman-teman anaknya yakni Miriam, Priya, dan Abby.
Sikap over protektif yang dimiliki Ming ini bahkan membuat dirinya menjadi mata-mata Mei Lee di sekolah.
Suatu hari, sebuah peristiwa tak terduga terjadi. Mei terbangun dan menemukan dirinya telah berubah menjadi panda merah raksasa. Mei merasa takut. Ia juga merasakan kesedihan yang mendalam. Ternyata ini merupakan ciri khas yang diturunkan oleh leluhur pada para perempuan yang ada di keluarganya.
Namun, keadaan tersebut bisa kembali normal secara sementara ketika Mei pandai mengendalikan emosinya. Sedangkan untuk kembali normal seutuhnya ia harus menjalani ritual di malam bulan purnama. Waktu tersebut masih terlalu lama. Mei harus ke sekolah dan bertemu teman-temannya. Ia sangat takut dan malu jika tiba-tiba dirinya berubah menjadi panda merah raksasa di depan teman-temannya.
Walau demikian, ia tak punya pilihan lain. Ia terus sekolah dan bertemu dengan temannya. Tiba-tiba, tanpa disengaja, Miriam, Priya, dan Abby mengetahui kondisi Mei. Mulanya, ketiganya kaget dan takut. Namun, lama kelamaan ketiganya dapat menerima kondisi Mei yang tiba-tiba menjadi panda merah.
Bahkan, ternyata teman di sekolahnya pun menyukai Mei ketika menjadi seorang panda merah karena benar-benar terlihat sangat menggemaskan.
Sejak Mei bisa berubah menjadi panda merah, kepribadiannya pun sedikit berubah. Ia menjadi sosok yang lebih periang, pemberani, kreatif, dan inisiatif. Teman-temannya sangat menyukai sisi baru dari Mei ini.
Hal tersebut membuat Mei merasa kebingungan ketika berada di malam ritual. Ia dilema harus kembali menjadi manusia normal atau tetap membiarkan panda merah tetap berada dalam dirinya.
Tak hanya itu saja, di hari yang sama 4*Town, grup idola favoritnya melaksanakan konser di kota tempat tinggalnya.
Jadi, keputusan seperti apa yang akan Mei ambil? Apakah ia tetap menjalani ritual hingga bisa kembali menjadi manusia normal? atau pergi ke konser dan membiarkan panda merah menjadi bagian dalam dirinya? Temukan jawabannya di dalam film Turning Red yuk!
2. Hal yang membedakan film Turning Red dengan film remaja Pixar lainnya
Sebelumnya, Disney Pixar telah mengeluarkan beberapa film animasi tentang kisah remaja para remaja yang menyesakan karena merasa tak dipahami oleh orangtuanya. Contohnya film Brave dan Luca.
Namun, pada film Turning Red, Pixar selangkah lebih maju dan menanganinya dengan sedikit lebih berani dari sebelumnya.
Sebab, dalam film Turning Red, ada referensi tentang menstruasi, hormon remaja, dan jatuh cinta pada lawan jenis yang terlihat lebih jelas daripada film animasi anak-anak yang sebelumnya.
3. Pesan moral yang dapat diambil dari film Turning Red
Turning Red dengan rating age PR (Parental Guidance) memiliki banyak pesan moral untuk para orangtua dan anak remaja.
Melalui film ini, Mama dan Anak dapat melihat keadaan satu sama lain dengan jelas. Mama dapat melihat perasaan apa saja yang dialami oleh anak remaja. Sedangkan sang anak tahu alasan orangtua sering menuntut dan mengekang kepadanya. Dengan menonton film ini, diharapkan Mama dan Anak mampu lebih memahami satu sama lain.
Contohnya, perihal jatuh cinta. Itu adalah perasaan yang mungkin mulai muncul pada anak remaja. Mama harus terima hal tersebut.
Jika melihat si Anak jatuh cinta, Mama dapat mulai menjelaskan perlahan tentang perasaan tersebut padanya. Apa saja dampak positif dan negatif yang akan si Anak terima. Alangkah baiknya Mama memberitahu bagaimana cara yang benar menyikapi perasaan suka pada lawan jenis.
Keadaan ini mungkin akan muncul banyak kekhawatiran yang membuat Mama lebih protektif padanya. Jelaskan perasaan tersebut pada anak secara baik-baik. Jangan langsung mengekang dan memarahinya, misalnya "Nak, Mama tahu kamu sudah mulai merasakan jatuh cinta, tapi Mama tidak ingin kamu sampai pacaran. Mama masih takut kamu merasakan sakit hati dan lain sebagainya." atau "Di usia ini, Mama mau minta kamu untuk tidak memulai pacaran dulu, boleh ya?".
Dengan saling memahami perasaan satu sama lain, kemungkinan besar anak akan selalu terbuka dengan Mama perihal jatuh cinta. Ia tak akan bermain api dengan lawan jenis di belakang Mama.
Sebaliknya, jika Mama memarahinya suka dengan lawan jenis, bisa jadi ia akan melakukan hal menantang di belakang Mama. Ia bisa saja pacaran secara diam-diam dan melakukan berbagai hal tanpa sepengetahuan Mama.
Contoh lain yang dapat dijadikan pelajaran yakni tentang keputusan yang anak perbuat. Tentu sebagai orangtua ingin memberikan segala sesuatu yang terbaik untuk anak sehingga terkadang mengatur dan memutuskan banyak hal untuknya tanpa mengomunikasikannya terlebih dahulu. Hal itu pun dilakukan oleh Ming terhadap Mei.
Namun, di akhir film Turning Red, Ming sebagai seorang Mama memperlihatkan sikapnya yang selalu menuntut dan bertindak semaunya atas kehidupan Mei telah memudar. Ming mulai memberi Mei pilihan untuk menentukan langkah hidupnya.
Dalam hal ini, tentunya Ming tetap membantu Mei. Sebelum menetapkan keputusan, Ming selalu memberi arahan pada Mei, apa saja pro dan kontra dari keputusan yang akan dibuatnya. Sisanya Mei yang memutuskan. Jika hal itu masih dalam ranah positif Ming pun selalu setuju tentang keputusan yang diambil oleh sang anak.
Dengan memberikan anak sedikit kelonggaran menjalani hidup dengan memilih keputusan sendiri, Mama telah melatihnya untuk mengambil keputusan dan berpikir panjang sebelum bertindak.
Melalui film Turning Red, Mama pun bisa mulai untuk mendengarkan anak. Tak jarang sebagai orangtua Mama maunya hanya didengar tanpa mendengarkan anak. Cobalah lakukan pendekatan, dengarkan cerita hariannya, bantulah segala kesulitan yang ia alami, dan ikutlah bahagia jika mendengar kabar gembira darinya.
Jika Mama selalu mendengarkan si Anak, mereka akan terbuka dan tidak melakukan hal yang menantang secara diam-diam di belakang Mama. Selain itu, kemungkinan besar apa yang Mama ucapkan akan didengar olehnya.
Intinya, melewati masa pubertas tak mudah untuk anak. Banyak hal seru yang bisa saja membuatnya khilaf. Adapun hal buruk yang membuatnya sedih bahkan merasa depresi. Untuk itu, Mama harus terus berada di sisinya, mendekapnya, dan jalin komunikasi yang baik.
Nah itulah review tentang film Turning Red. Untuk menemukan jawaban pada sinopsis dan merasakan sendiri pesan moral yang ada dalam film, Mama dapat menyaksikan film ini melalui Disney+ Hotstar di rumah bersama anak. Selamat menyaksikan!
Baca juga:
- Review Film June & Kopi: Hidup Berbagi Ruang dengan Hewan, Why Not?
- Rilis Maret 2022, Ini Sinopsis dan Fakta Film 'The Adam Project'
- 9 Rekomendasi Film Barbie untuk Ditonton Bersama Anak saat Akhir Pekan