5 Hal yang Harus Dipersiapkan Orangtua jika Anak Laki-Laki Minta Sunat
Menabung lebih dini untuk momen khitan anak sangat disarankan
16 Juni 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Akan tiba waktunya anak laki-laki tiba-tiba minta sunat ketika teman-teman sekelasnya sudah mulai banyak yang memasuki fase itu. Sunat atau khitan seolah menjadi prestige anak laki-laki pada umumnya, saat memasuki usia kurang lebih 10 tahun.
Malu jika terlambat disunat, atau tergiur akan kado-kado seperti yang diterima teman-temannya, bisa jadi alasan mereka minta buru-buru minta disunat juga. Memasuki fase ini, Mama tentu juga harus mempelajari banyak hal sebelum menuruti permintaan si Anak.
Dalam tulisan ini, Popmama.com mencoba membantu Mama mempersiapkan diri sendiri dan juga si Anak sebelum memutuskan untuk melakukan proses sunat. Yap! Selain anak sudah harus siap lahir dan batin, Mama pun juga wajib mempersiapkan beberapa hal berikut.
1. Pastikan si Anak yakin
Hal pertama yang harus banget Mama lakukan adalah, memastikan si Anak sudah yakin bahwa dia memang minta disunat. Tanyakan padanya, apa dia sudah tahu seperti apa prosesnya.
Jangan menakuti-nakuti, tapi Mama juga tak boleh berbohong tentang proses sunat. Setelah memastikan si Anak tahu prosesnya, tanyakan juga apakah dia benar-benar sudah siap.
Editors' Pick
2. Pelajari lebih detail tentang sunat
Turun-temurun, sunat dilakukan sebagai tradisi, ritual keagamaan. Semakin berkembangnya zaman, diketahui bahwa pada kenyataannya sunat juga punya banyak manfaat untuk kesehatan.
Sunat dapat menurunkan risiko infeksi saluran kemih. Selain memberi perlindungan terhadap kanker penis, sunat juga dapat mengurangi risiko kanker serviks pada pasangan, dan masih banyak lagi keuntungan lain dalam hal medis.
Bicara detail tentan sunat, Mama juga harus tahu kalau ternyata proses ini lebih baik dilakukan saat anak masih bayi. Namun di Indonesia memang sudah jadi tradisi untuk melakukannya di usia menjelang remaja.
Hal ini tentu ada risikonya, seperti misalnya nyeri yang lebih lama jangka waktunya, kemungkikan perdarahan dan infeksi, kemungkinan iritasi di kepala penis, dan juga meningkatnya risiko radang dan cedera pada penis.
Risiko tersebut di atas tentunya bisa dicegah dengan ketelatenan Mama merawat si Anak pasca sunat. Rajin membersihkan lukanya, mengganti perban secara berkala, dan memberikan obat dalam dan luar yang diberikan dokter secara teratur.