5 Cara Membuat Remaja Putri Memahami Soal Depresi
Sangat perlu untuk melakukan pendekatan pada si Anak
13 Januari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Depresi nyatanya bukan hanya masalah untuk orang dewasa. Peneliti dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health melaporkan bahwa angkanya terus meningkat di kalangan remaja, terutama perempuan.
Sayangnya, tidak semua remaja mendapat penanganan yang tepat. Dampaknya pun sangat fatal. Riset menunjukkan bahwa angka depresi pada remaja putri mencapai 17,3 persen. Hal ini menyebabkan tingginya angka bunuh diri di kalangan usia 10-24 tahun.
Ada banyak alasan kenapa remaja putri cenderung lebih mudah mengalami depresi ketimbang remaja laki-laki. Salah satunya adalah karena mereka rentan mengalami cyberbullying. Hal ini bisa dipahami karena penggunaan smartphone yang lebih intens.
Peran serta Mama sangat penting untuk mencegah depresi pada buah hati. Namun membicarakan soal ini mungkin tak semudah membalikkan telapak tangan. Bantu remaja putri Mama memahami depresi dengan cara seperti yang dirangkum Popmama.com berikut ini.
Simak cara membuat anak remaja mengerti apa itu depresi!
1. Tanyakan suasana hatinya
Sesekali, Mama perlu bicara soal suasana buah hati. Di usia remaja, mereka memang cenderung mudah mengalami mood swing. Hal ini sebenarnya normal, namun orangtua harus memastikan bahwa fluktuasi yang dialami masih dalam batas wajar.
Meski demikian, pertimbangkan setiap kalimat yang dilontarkan. Jangan membuat mereka merasa terpojok dengan kata-kata yang bernada judge. Kalimat seperti 'Apa kamu baik-baik saja?' akan jauh lebih baik ketimbang 'Kok jadi moody sih?' .
Intinya, pastikan Mama mengetahui perasaan macam apa yang dialami si Anak.
Editors' Pick
2. Rencanakan bertemu terapis atau dokter
Sebagian besar remaja merasa segan atau malu meminta bantuan terapis. Beberapa bahkan tidak menyadari bahwa mereka butuh pertolongan.
Karenanya, Mama harus memastikan hal itu tak terjadi. Ajak buah hati bicara dari hati ke hati dan tawarkan untuk menemui terapis jika memang hal itu bisa membantu.
Kadang bicara dengan terapis saja tidak cukup. Dalam kondisi tertentu, putri Mama perlu bantuan dokter. Tetap berikan dukungan sehingga mereka tak lagi menganggap masalah ini tabu.
Selain itu, berikan keleluasaan padanya untuk bicara. Mungkin saja dengan bicara berdua dengan dokter, putri Mama merasa lebih bebas menceritakan masalah dan kondisi hati yang dialami.